Description

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun membawa konsekuensi perubahan karakteristik interaksi di dalam lingkungan perkantoran. Terlebih kantor yang semi terbuka untuk publik, meski secara terbatas. Seperti salah satu pusat studi di lingkungan universitas negeri di Yogyakarta ini, yang selain menjalankan aktivitas perkantoran, juga memiliki kegiatan-kegiatan, salah satunya pelatihan yang melibatkan lebih banyak orang. Konsekuensi ini terutama berdampak pada jam-ruang yang harus mengacu pada protokol kesehatan Covid-19. Di antaranya, kapasitas ruang yang menerapkan jarak aman antarorang, sirkulasi udara yang harus lebih baik, hingga penambahan fasilitas penunjang seperti titik-titik untuk mencuci tangan. Maka dari itu diperlukan renovasi kantor yang mengacu pada ketentuan Protokol Kesehatan Covid-19 yang dikeluarkan oleh pemerintah (CHSE/Cleanliness, Hygiene, Sanitation, and Environment). Renovasi ini, di samping penyesuaian bangunan terhadap protokol Covid-19, juga diperlukan untuk mengatasi persoalan teknis seperti tembok lembap akibat kapiler pada dinding dan kebocoran atap, serta persoalan nonteknis seperti kebutuhan fungsi baru akan ruang seperti co-working space.

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun membawa konsekuensi perubahan karakteristik interaksi di dalam lingkungan perkantoran. Terlebih kantor yang semi terbuka untuk publik, meski secara terbatas. Seperti salah satu pusat studi di lingkungan universitas negeri di Yogyakarta ini, yang selain menjalankan aktivitas perkantoran, juga memiliki kegiatan-kegiatan, salah satunya pelatihan yang melibatkan ...