Omah Boto: Bukti Kepiawaian Andyrahman Architect Memainkan Batu Bata

Omah Boto: Bukti Kepiawaian Andyrahman Architect Memainkan Batu Bata | Foto artikel Arsitag

Arsitektur batu bata ekspos di Omah Boto karya Andyrahman Architect, via archdaily.com
 

Penggunaan batu bata ekspos dalam desain interior maupun eksterior sebuah bangunan mampu menciptakan karakter khusus. Permainan pola yang sedemikian rupa dari batu bata ekspos membentuk keunikan tersendiri yang tidak dapat dihadirkan oleh material lain. Andryrahman Architect menonjolkan material batu bata sebagai elemen utama karya arsitektur rumah bertajuk “Omah Boto”.

Arti di Balik Nama Omah Boto
Omah boto dari material batu bata, via archdaily.com

Omah boto dari material batu bata, via archdaily.com
 

“Omah Boto” atau dalam bahasa Indonesia berarti “rumah bata” sudah cukup untuk menggambarkan ide dasar dari hunian ini. Batu bata ekspos menjadi material utama yang dipergunakan dalam berbagai area rumah. Bukan hanya pada dinding, namun juga pada lantai bangunan. Penggunaan batu bata merupakan salah satu upaya untuk membawa suasana Indonesia yang lebih kental ke dalam rumah ini.

Material Alam Ditonjolkan dalam Desain Omah Boto
Material alam kayu, rotan, dan bambu untuk kesan tradisional, via archdaily.com

Material alam kayu, rotan, dan bambu untuk kesan tradisional, via archdaily.com
 

Karya arsitektur rumah batu bata ini memaksimalkan penggunaan material alam di berbagai area ruangan. Material alam seperti rotan, bambu, dan juga kayu berpadu dengan batu bata ekspos yang semakin mempertegas kesan alami dan tradisional. Sesuai dengan konsep dasar rumah ini, yaitu rumah tradisional Jawa. Bagian dinding teras rumah dilapisi dengan gedhek yang terbuat dari anyaman bambu, dilengkapi dengan kursi rotan, dan pintu gebyok kayu yang semakin mempertegas nuansa Jawa tradisional.

Penataan Dinding Batu Bata untuk Akses Sinar Matahari
Sistem pencahayaan dengan penataan dinding batu bata, via archdaily.com

Sistem pencahayaan dengan penataan dinding batu bata, via archdaily.com
 

Sistem pencahayaan yang baik merupakan aspek perencanaan yang juga wajib diperhatikan dalam setiap karya arsitektur. Desainer mewujudkannya dengan cara penataan dinding batu bata yang diatur sedemikian rupa sehingga membentuk lubang-lubang agar sinar matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa. Sinar matahari yang masuk membentuk pola menarik di dinding ruangan yang akan berubah sesuai dengan posisi dan sudut masuk cahaya matahari yang berganti dari pagi hingga sore hari. Hasilnya adalah tampilan keindahan yang alami dan menjadi bagian estetika dari hunian ini.

Baca Juga: Ini Manfaat Pencahayaan Alami dalam Rumah, Simak 5 Desain Jendelanyavia IDN Times

Sistem Sirkulasi Udara yang Lancar
Jendela kaca besar untuk sistem sirkulasi udara dan cahaya matahari, via archdaily.com

Jendela kaca besar untuk sistem sirkulasi udara dan cahaya matahari, via archdaily.com
 

Omah Boto terdiri atas 3 lantai dengan posisi diapit oleh rumah di sisi kanan, kiri, dan belakang. Bila tidak disiasati dengan baik, hal ini akan menghalangi akses masuknya udara bebas dan sinar matahari. Untuk itu, sang arsitek memadukan dinding batu bata dengan jendela kaca berukuran besar, terutama pada lantai 3 bangunan. Jendela kaca dan ventilasi berdiri hingga mencapai tiga perempat dinding ruangan untuk memaksimalkan masuknya udara dan sinar matahari.

Penataan Dinding Batu Bata dengan Motif Batik Jawa
Headboard batu bata yang ditata dengan motif Pucung Rebung, via archdaily.com

Headboard batu bata yang ditata dengan motif Pucung Rebung, via archdaily.com
 

Untuk lebih mempertegas konsep rumah Jawa tradisional dalam karya arsitektur rumah bata ini, sang arsitek memasukkan motif batik Jawa pada beberapa aspek bangunan, termasuk pada dinding batu. Di kamar tidur ini dinding batu bata yang berfungsi sebagai headboard ditata dengan mengikuti pola yang terinspirasi dari motif batik Pucung Rebung.

Motif batik parang pada dinding bata musala, via archdaily.com

Motif batik parang pada dinding bata musala, via archdaily.com
 

Penataan dinding batu bata dengan mengikuti motif batik Jawa juga dapat ditemukan di beberapa ruangan lain seperti di dalam musala. Jika Anda perhatikan, salah satu sisi dinding musala ditata dengan batu bata yang membentuk motif batik parang.

Permainan Pola pada Lantai dan Plafon sebagai Pembeda Ruangan
Pembatas ruangan bersifat visual, via archdaily.com

Pembatas ruangan bersifat visual, via archdaily.com
 

Omah Boto menggunakan konsep open plan dengan penambahan sekat pada tempat-tempat yang dibutuhkan. Dalam hunian karya arsitektur batu bata yang sarat nilai seni ini, pembatas ruangan yang digunakan lebih bersifat visual. Area meja makan menggunakan lantai batu bata dan plafon beton ekspos. Sementara area bersantai menggunakan lantai dengan motif batik dan plafon kayu.

AUTHOR

Rahayu Lestariasih

Seorang Penulis lepas selama lebih dari 5 tahun dan telah menulis berbagai jenis artikel dengan topik yang berbeda. Menyukai dunia freelance yang dinamis