7 Tips agar Rumah Tangga Anda Lebih Ramah Lingkungan

7 Tips agar Rumah Tangga Anda Lebih Ramah Lingkungan | Foto artikel Arsitag

Rumah ramah lingkungan, karya Sigit Kusumawijaya, via arsitag.com

Menjaga lingkungan harus dimulai dari diri sendiri, termasuk dari rumah kita. Belakangan ini, istilah rumah ramah lingkungan semakin sering muncul akibat banyaknya polusi dan isu lingkungan. Tingginya pencemaran lingkungan dan polusi udara, menjadi kekhawatiran tersendiri karena kedua hal tersebut sangat berpengaruh pada kesehatan. Apabila tidak dijaga dengan baik, penyakit pun berisiko mudah menyerang.

Lalu, apa saja yang bisa kita lakukan untuk membuat rumah yang ramah lingkungan? Simak tipsnya berikut ini.

1. Menggunakan bahan daur ulang
Material daur ulang, penataan karya Home by Fabelio.com, via arsitag.com

Material daur ulang, penataan karya Home by Fabelio.com, via arsitag.com
 

Bahan daur ulang akan membantu mengurangi penggunaan energi, konsumi bahan baku segar, dan mengurangi polusi udara serta air. Selain itu, Anda pun bisa mengurangi kebutuhan pembuangan limbah konvensional dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Cobalah mendesain sendiri perabotan rumah tangga dengan bahan-bahan bekas seperti plastik atau kaca. Misalnya, pot yang terbuat dari botol air mineral, vas yang terbuat dari kaca daur ulang, ataupun pigura dari sedotan plastik. Anda juga bisa mencoba memperbaiki furnitur rumah tanpa harus membeli yang baru, seperti mengecat ulang untuk memberikan tampilan yang baru.

2. Memasang panel surya
Panel surya, via piqsels.com

Panel surya, via piqsels.com
 

Panel surya kerap dikaitkan dengan topik eco-home dan rumah tangga ramah lingkungan. Tak hanya dapat memberi Anda listrik yang benar-benar bersih, tetapi juga membantu memotong tagihan listrik dan menghemat uang. Panel surya dapat menjadi investasi jangka panjang dengan biaya perawatan yang murah, dan tentunya membuat rumah Anda ramah lingkungan.
 

Baca juga: Rumah Sehat Anti Ribet? Kenapa Tidak!
 

3. Minimalisasi sekat ruang
Ruang tanpa sekat, karya Home by Fabelio.com, via arsitag.com

Ruang tanpa sekat, karya Home by Fabelio.com, via arsitag.com
 

Di negara-negara Barat seperti Eropa, rumah kebanyakan memiliki banyak ruang untuk menyimpan hawa panas saat malam hari. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku di Indonesia. Menurut beberapa arsitek dan desainer interior, rumah di Indonesia harusnya memiliki ruangan lebar dan lega agar udara bisa mengalir dengan baik. Selain itu, ruang tanpa sekat membuat rumah terasa lebih sejuk baik pada siang maupun malam hari.

4. Tidak terlalu banyak elemen kaca
Rumah tanpa banyak elemen kaca pada dinding, karya Home by Fabelio.com, via arsitag.com

Rumah tanpa banyak elemen kaca pada dinding, karya Home by Fabelio.com, via arsitag.com
 

Seperti yang disebutkan sebelumnya, perbedaan iklim dapat mempengaruhi desain rumah. Tidak ada salahnya memang jika Anda ingin mengambil inspirasi dari desain luar negeri. Namun, sebaiknya perlu memperhatikan aspek penting, seperti kaca. Iklim tropis yang cenderung panas di Indonesia membuat rumah seharusnya meminimalisasi penggunaan kaca pada dinding. Rumah akan lebih cepat panas jika ada terlalu banyak kaca di dinding rumah.

5. Tanam banyak pohon
Tanam pohon di area rumah, hunian karya Sections Design & Architecture, via arsitag.com

Tanam pohon di area rumah, hunian karya Sections Design & Architecture, via arsitag.com
 

Sebelum hijaukan ruang di dalam rumah, hijaukan dulu ruang outdoor. Perbanyak tanaman di hunian Anda meskipun hanya menggunakan pot. Gerakan ini sangat mendukung gaya hidup ramah lingkungan. Pepohonan dan tanaman mampu mem-filter debu, polusi, dan mendinginkan rumah. Selain itu, tanaman juga bisa menjadi dekorasi yang menarik sekaligus menyehatkan, lho. Bayangkan saja jika ada ratusan rumah yang melakukan ini, dijamin kota pun akan menjadi lebih sejuk.

6. Bijak menggunakan air
Bijak dalam menggunakan air, dapur karya Alpha Interdesign, via arsitag.com

Bijak dalam menggunakan air, dapur karya Alpha Interdesign, via arsitag.com
 

Air adalah salah satu hal terpenting yang harus dikelola dengan baik. Untuk itu, penting bagi Anda mengurangi penggunaan air di rumah supaya menjaga kesediaan sumber daya yang berharga ini. Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi penggunaan air. Seperti, mematikan keran saat menyikat gigi, mandi sebentar, menampung kelebihan air yang mengalir dari bak cuci piring untuk digunakan saat menyiram, hingga segera memperbaiki keran bocor.
 

Baca juga: Renovasi Rumah Minim Biaya dengan Hasil Maksimal Ala Arsitek Pramudya
 

7. Beralih ke pencahayaan LED
Gunakan lampu LED, ruang open plan karya Sections Design & Architecture, via arsitag.com

Gunakan lampu LED, ruang open plan karya Sections Design & Architecture, via arsitag.com
 

Lampu LED yang ramah lingkungan memang tergolong lebih mahal dibandingkan lampu neon atau lampu pijar biasa. Namun, sebetulnya lampu ini bisa menghemat biaya pengeluaran Anda dalam jangka panjang, lho.

Lampu LED terbukti bebas racun dan hemat energi hingga 80 persen dibandingkan bohlam tradisional. Selain itu, lampu LED memancarkan sedikit panas dan bertahan hingga 10 kali lebih lama sehingga Anda bisa meminimalkan penggantian lampu.

Itu dia beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk membuat rumah yang ramah lingkungan. Sudah siap untuk mengaplikasikannya?

AUTHOR

Shabrina Alfari

Shasa lahir di Jakarta 9 April 1994. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2016, Shasa mengambil jurusan Bahasa dan Studi Jerman. Dia sangat suka membaca tentang apa saja, dari novel, fiksi, penyair dan lain-lain. Setelah lulus, Shasa suka menulis tentang berbagai topik dan sekarang bekerja sebagai Content Writer.