Arsitektur Rumah Minimalis Serba Putih dan Kayu yang Manis

Arsitektur Rumah Minimalis Serba Putih dan Kayu yang Manis | Foto artikel Arsitag

Arsitektur rumah minimalis dengan fasad simpel yang manis, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Membangun hunian yang nyaman pada lahan dengan lebar muka yang sempit dan memanjang memang sama sekali tak mudah. Namun, di tangan tim Aaksen Responsible Aarchitecture, sebuah rumah minimalis yang manis nyatanya berhasil dibangun di lahan sempit dan memanjang tersebut. Arsitektur rumah minimalis didominasi warna putih dan dipadukan dengan material kayu yang membuat hunian tampil begitu manis!

Fasad Manis Serba Putih dengan Kombinasi Kayu
Bentuk bangunan sederhana khas arsitektur minimalis, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Bentuk bangunan sederhana khas arsitektur minimalis, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Arsitektur rumah minimalis ini memperlihatkan kesederhanaan yang ditampilkan dari keseluruhan bentuk bangunan. Bagian depan hunian mengambil bentuk geometris dengan atap datar yang seluruhnya dilapisi cat warna putih. Gerbang, pintu, dan jendela juga berbentuk geometris dengan bingkai sederhana.

Secondary skin dari panel-panel kayu yang manis, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Secondary skin dari panel-panel kayu yang manis, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Sedangkan, untuk bagian kedua bangunan, tim Aaksen Responsible Aarchitecture menggunakan panel-panel kayu sebagai secondary skin. Panel-panel kayu menggunakan warna natural, tampak menonjol bersanding manis dengan dominasi warna putih pada bangunan pertama. Secondary skin dari panel-panel kayu ini menjadi solusi, mengingat lahan memanjang dengan sisi yang lebih panjang menghadap ke timur dan barat. Secondary skin tersebut mengurangi panas dan radiasi matahari.
 

Baca juga: Ide Desain Kisi-Kisi Kayu Minimalis untuk Arsitektur Rumah yang Lebih Kece
 

Arsitektur Rumah Minimalis dengan Dua Bangunan Terpisah
Bangunan bagian depan sebagai area untuk publik, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Bangunan bagian depan sebagai area untuk publik, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Arsitektur rumah minimalis ini memisahkan fungsi bangunan dengan jelas. Bangunan depan berfungsi sebagai area publik untuk para tamu, sedangkan area privat berada di bagian belakang. Konsep ini sungguh selaras dengan kondisi saat ini yang meminimalkan interaksi demi menjaga kesehatan.

Jembatan yang menghubungkan dua bangunan, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Jembatan yang menghubungkan dua bangunan, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Kedua bangunan dengan fungsi yang berbeda ini dihubungkan dengan jembatan (floating bridge). Pada bagian bawah jembatan, tim Aaksen Responsible Aarchitecture menambahkan lapisan langit-langit dari material kayu yang senada dengan secondary skin pada bangunan di sampingnya. Begitu pula jalan penghubung antara dua bangunan.

Bangunan bagian belakang yang berfungsi sebagai area privat bagi keluarga, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Bangunan bagian belakang yang berfungsi sebagai area privat bagi keluarga, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Di area jembatan ini juga terdapat taman indoor yang menjaga sirkulasi udara dan cahaya di dalam rumah tetap terjaga baik. Tanaman-tanaman hijau di taman indoor menyajikan pemandangan menyegarkan yang menenangkan bagi penghuni rumah.

Konsep Open Space dan Taman Indoor
Ruang keluarga di dekat taman indoor, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Ruang keluarga di dekat taman indoor, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Pada bangunan yang berfungsi sebagai area privat, tim Aaksen Responsible Aarchitecture menerapkan konsep open space. Ruang keluarga, ruang makan, dan dapur menyatu tanpa sekat. Pandangan mata menjadi lebih luas dan interaksi antaranggota keluarga pun lebih leluasa. Area ruang keluarga ditandai dengan sofa-sofa besar dan karpet. Sementara, area ruang makan ditandai dengan lampu-lampu gantung tepat di atas meja makan. Untuk area dapur, pembatasnya adalah meja dapur yang menghadap ke meja makan.

Konsep open space yang menyatukan ruangan-ruangan berbeda fungsi, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Konsep open space yang menyatukan ruangan-ruangan berbeda fungsi, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Area open space ini memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang sangat baik berkat taman indoor yang berada di kedua sisinya. Pintu-pintu dari material kaca yang bisa dibuka lebar, menjadi jalan masuk cahaya alami dan udara segar. Konsep taman indoor ini sangat cocok untuk menyiasati ketidaknyamanan akibat bentuk lahan yang memanjang.

Taman indoor di samping ruang makan dan dapur, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Taman indoor di samping ruang makan dan dapur, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Kamar Tidur dan Ruang Kerja
Ruang tidur yang kaya cahaya, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Ruang tidur yang kaya cahaya, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Kamar tidur utama di rumah minimalis ini benar-benar memanjakan si empunya. Kamar tidur yang terbilang cukup luas didominasi material kayu dengan warna natural yang menenangkan. Ruang untuk beristihat ini juga dilimpahi cahaya alami yang berasal dari jendela-jendela lebar dari material kaca. Cermin yang berukuran cukup besar diletakkan berseberangan dengan jendela-jendela tersebut, sehingga cahaya alami terpantul sempurna dan menjadikan kamar tidur terang benderang.

Mezanin untuk ruang kerja, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Mezanin untuk ruang kerja, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Di kamar tidur utama ini pula terdapat lantai tambahan yang berada di antara lantai dasar kamar dan langit-langit kamar. Lantai tambahan yang disebut dengan istilah mezanin ini luasnya tak lebih dari sepertiga luas ruangan. Mezanin difungsikan sebagai ruang kerja sehingga penghuni kamar bisa bekerja tanpa harus keluar dari kamar. Praktis, bukan?

Ruang kerja yang nyaman di dalam kamar tidur, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Ruang kerja yang nyaman di dalam kamar tidur, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Baca juga: Desain Rumah Model Barn House yang Tampil Manis, Unik, dan Elegan
 

Area Privat di Lantai 2
Kamar-kamar tidur di lantai 2, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Kamar-kamar tidur di lantai 2, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Pada arsitektur rumah minimalis ini, lantai 2 juga termasuk sebagai area privat. Beberapa kamar tidur berada di lantai atas ini. Jembatan (floating bridge) menjadi akses menuju lantai 2. Selain jembatan (floating bridge), lantai 2 juga dapat diakses melalui anak-anak tangga.

Bukaan-bukaan di langit-langit sebagai jalan cahaya dan udara, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com

Bukaan-bukaan di langit-langit sebagai jalan cahaya dan udara, karya Aaksen Responsible Aarchitecture, via Arsitag.com
 

Tak dilupakan, area anak tangga menuju ke lantai 2 dilengkapi pula dengan bukaan-bukaan di langit-langit (skylight). Tujuannya tak lain sebagai jalan masuk cahaya dan udara, sehingga setiap area di rumah ini memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik.

Nah, tak usah berkecil hati jika Anda termasuk salah satu orang yang memiliki lahan sempit memanjang. Tim Aaksen Responsible Aarchitecture sukses memberikan inspirasi arsitektur rumah minimalis yang nyaman. Cahaya alami sangat melimpah dan sirkulasi udara pun begitu optimal. Hunian ini tampil begitu manis dengan kesederhanaan warna putih dan material kayu yang tampil natural. Tertarik punya hunian seperti ini?

AUTHOR

Puji Lestari

Penulis lepas yang telah menulis beragam artikel dengan berbagai tema. Senang menulis dengan ide yang kreatif, informatif, dan bermanfaat.