10 Elemen Rahasia Arsitektur Ikonik

arsitektur ikonik

Arsitektur ikonik yang sejati haruslah menjadi warisan abadi yang tetap bertahan walaupun sang arsitek telah tiada. Sebenarnya apa elemen yang membuat sebuah bangunan tak lekam oleh waktu dan menjadi ikon? 

Guggenheim Museum Bilbao, Gedung Biscay di Bilbao, Vizcaya, Spanyol karya Frank Gehry dibangun tahun 1997 (sumber : e-architect.co.uk)

Bagi sebagian orang, jawabannya terletak pada inovasi. Salah satu anggota juri A+ Awards, Patrik Schumacher menegaskan bahwa karya arsitektur yang baik haruslah mengemukan ide baru yang berbeda, dan bangunan yang bisa dianggap sebagai ikon selalu membuat gebrakan baru, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.

Museum Guggenheim di Bilbao karya Frank Gehry membuat gebrakan baru dengan desain parametrik berskala besar. Sedangkan, Burj Khalifa dengan ketinggiannya yang 829,8 m dan Menara Eiffel membuat gebrakan dengan pemanfaatan baja di tengah kota batu.

Burj Khalifa yang juga dikenal sebagai Burj Dubai di Dubai, Arab Saudi karya Adrian Smith menjadi gedung tertinggi di dunia sejak September 2009 (sumber: alldubai.ae)

Selain inovasi baru, ada banyak elemen yang seolah-olah bisa menghilangkan waktu dan membuat sebuah bangunan dikenal sebagai arsitektur ikonik, dan bisa membantu pemenangan A+ Awards, sebuah ajang penghargaan karya arsitektur terbesar di dunia.

Artikel ini akan mengungkapkan 10 elemen rahasia untuk mewujudkan desain ikonik dan membuat karya arsitektur yang menorehkan jejak dalam sejarah umat manusia.

1. Siluet yang Unik

Beberapa tokoh arsitektur bersejarah menegaskan bahwa arsitektur ikonik menorehkan jejaknya dalam sejarah karena siluetnya.  Teori ini diterapkan dan dibuktikan oleh piramida di Kairo, Menara Eiffel di Paris, dan Sydney Opera House di Australia. Siluet arsitektur ikonik haruslah unik dan membekas dalam ingatan.

Siluet Sydney Opera House saat matahari terbit pukul 04.30 pagi waktu setempat dari kamar Hotel Shangri-La. Siluet yang tak terlupakan karya arsitek dari Denmark Jorn Utzon, yang dibuka pada 20 Oktober 1973  (sumber : paulreiffer.com)
Siluet Eiffel Tower di Paris saat matahari terbenam karya Gustave Eiffel tahun 1889. Bukan hanya warna langit yang luar biasa tapi Eiffel Tower mereflesikan dirinya sebagai ikon di Sungai Seine (sumber pinterest.com)
Siluet Gereja Katedral di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Indonesia karya MJ. Hulswit dan Antonius Dijkmans dibuka tahun 1901. Siluet gereja bergaya gotik ini menyatu indah dengan langit fajar dan menjadi salah satu ikon di Jakarta (sumber : flickrhivemind.net)

2. Kesederhanaan yang Murni

Kesederhanaan menjadi ciri umum yang ditemukan pada beberapa landmark dunia.  Minoru Yamasaki membuktikannya dengan rancangan World Trade Center Twin Towers di New York. Hanya dua buah gedung balok sederhana yang tinggi , namun mampu memposisikan dirinya sebagai penyandang gedung terkenal di dunia arsitektur.

World Trade Center Twin towers di New York karya Minoru Yamasaki dibangun tahun 1973, pernah menjadi gedung tertinggi di dunia, ikon arsitektur yang menjadi ikon kota New York dan negara Amerika Serikat,. Namun hancur sejak tragedi 11 September 2001 (sumber : architectmagazine.com)
The National Grand Theatre, yang juga dikenal sebagai Beijing National Center for the Performing Arts (国家大剧院), dikelilingi danau buatan, di sebelah barat Lapangan Tiananmen. Bentuk menyerupai telur dari kaca dan titanium, karya Paul Andreu arsitek dari Perancis. Luas total 356 meter persegi dan ketinggian 46 meter. Pintu masuk berupa lorong di bawah danau. Dijuluki “The egg of Water” (sumber : english.cntv.cn)

3. Simetris Sempurna

Elemen ini juga telah membuktikan dirinya sebagai ‘penghilang’ waktu pada beberapa arsitektur ikonik dunia seperti The Empire State Building, Burj Al Arab, Hagia Sophia, Taj Mahal, dan Bahai Lotus Temple. Kesempurnaan bentuk simetris yang menorehkan ingatan kuat pada setiap pengunjungnya.  

Bahá'í Temple or Lotus Temple di puncak bukit Kalkaji, Delhi, India karya Fariborz Sahba, 24 Desember 1986 berlanggam arsitektur ekspresionis (sumber : vivekbisht.com)
Bahá'í House of Worship, tempat pemujaan berbentuk teratai simetris. Salah satu ikon kota New Delhi dan bangunan yang paling banyak dikunjungi di dunia pada tahun 2001, menurut CNN (sumber : travelguideindia.wordpress.com)
Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat, Indonesia karya J. Gerber , Eh.De Roo, dan G. Hendriks. Ikon yang simetris sempurna dengan langgam arsitektur Hindia Belanda yang berdiri sejak 27 Juli 1920 (sumber : kompasiana.com)

Butuh keberanian untuk menantang elemen simetris sempurna ini. Arsitek Daniel Libeskind menebas kesempurnaan simetris Military History Museum di Dresden dan menciptakan efek yang kontroversial. 

Bangunan asli Bundeswehr Military History Museum diAlbertstadt, Dresden, Jerman pada tahun 1873-1876 (sumber : dezeen.com)
Galeri baru lima lantai setinggi 30 m dengan gaya neo-klasik yang terbuat dari baja dan kaca tembus pandang pada History Museum karya Daniel Libeskind tahun 2011 (sumber : dezeen.com)

4. Metafore yang Puitis

Karya arsitektur menjadi simbol perwakilan seseorang, sebuah daerah, ataupun sebagai simbol suatu negara.  Gateway Arch di St. Louis karya Eero Saarinen adalah sebuah monumen peringatan ekspansi dunia barat di Amerika Serikat dan menjadi karya besar desain patriotisme. PATH Terminal di New York karya Santiago Calatrava memetaforakan burung yang akan terbang sebagai perlambang impian warga Amerika, yaitu kebebasan, kedamaian, dan semangat petualangan.

World Trade Center Transportation Hub karya Santiago Calatrava diresmikan Februari 2016 setelah tertunda 6 tahun dan menghabiskan biaya sekitar 4 milyar dollar Amerika. Sebuah karya  ikonik yang terhimpit birokrasi. (sumber : 6sqft.com)
Tenerife Auditorium di Pulau Canary, Spanyol karya Santiago Calatrava sebagai metafora paruh burung kenari. Arsitektur ikonik yang mempresentasikan metafora dengan struktur spektakuler sebagai gema dari Sydney Opera House karya Jorn Utzon, arsitektur ikonik lintas benua Australia dan Eropa (sumber : fastcompany.com)
Menara Pinisi, Universitas Negeri Makasar (UNM) didesain oleh Yu Sing, Benyamin K. Narkan, Eguh Murthi Pramono, dan Iwan Gunawan. Terinspirasi dari deretan perahu khas Bugis-Makassar dan kearifan lokal di Sulawesi Selatan, Indonesia. Menara ini menjadi bangunan tertinggi pertama di Indonesiadengan sistem fasad Hiperbolic Paraboloid. Didesain dengan lorong angin dan jalur masuk cahaya matahari sehingga gedung ini hemat energi (sumber : media.rooang.com)

5. Kejujuran Material

Banyak arsitek berpengaruh di dunia memposisikan karyanya sebagai ikon dalam sejarah dengan pemanfaatan material dan mengekspos karakteristiknya secara jujur.  Karya arsitektur ikonik berkomunikasi dengan alam tapaknya dan menapakkan bangunannya dengan lekat. Tiang batu di Parthenon dan beton masif karya Felix Candela telah membuktikan bahwa material biasa yang banyak ada di alam mampu menciptakan karya arsitektur ikonik yang tak lekam oleh waktu.

Kuil Parthenon di Bukit Acropolis, Yunani sebagai arsitektur ikonik berlanggam dorik dan klasik sebagai  perlambang religi, budaya, dan politik karya Phidias, Ictinus, dan Callicrates yang dibangun 447 SM (sumber : rt.com)

Le Corbusier memanfaatkan kemasifan beton pada Chandigarh, Louis Kahn menggunakan bata dengan efek dramatis di Dhaka, sedangkan Ahmedabad dan Mies van der Rohe membiarkan baja ‘berbicara’ pada Farnsworth House.  

The Chandigarh Legislative Assembly di Chandigarh, India karya Le Corbusier menampilkan tiga bangunan utama terbuat dari beton masif melengkung setebal 15 cm (sumber :  theguardian.com)
Farnsworth House di New York karyaMies van der Rohe dengan struktur baja yang diekspos  (sumber : dezeen.com)
Candi Borobudur sebagai candi Buddha terbesar di dunia dengan ketinggian 35 m. Terbuat dari batu alam dan batu kali berukuran besar. Dibangun tahun 750. Letaknya di Kabupaten Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Karya Gunadharma. (sumber : wallpaper hd)

6.  Berani Berkreatifitas

Seniman Henri Matisse pernah berkata “creativity takes courage,” (kreatifitas membutuhkan keberanian) dan para arsitek menyadari hal ini. Mendobrak segala batas untuk menciptakan arsitektur ikonik, seperti yang dilakukan arsitek Frank Lloyd Wright pada Fallingwater, rumah peristirahatan Kaufmann.  Dengan konsep desain untuk menempatkan rumah menghadap sungai dengan dikelilingi pemandangan indah di tengah hutan.  FLW malah meletakkan rumah di atas aliran air sungai dengan sistem kantilever, menciptakan drama arsitektural, dan menjadikan rumah ini hunian paling ikonik di muka bumi.

Ruang keluarga dengan sistem kantilever beton bertulang menggantung di atas sungai (sumber : laurelhighlands.org)

7. Teknik yang Luar Biasa

Kebanyakan bangunan ikonik di dunia dirancang oleh tim insinyur inovatif berkeahlian khusus yang berkolaborasi dengan arsitek untuk mewujudkan konsep desain arsitektural.  Teknik yang luar biasa diwujudkan dalam pembangunan Menara Eiffel dengan struktur baja lengkung yang abadi dan Sydney Opera House hasil kolaborasi Jorn Utzon dan para insinyur Ove Arup. Bangunan ikonik terbaru dengan teknik yang luar biasa dirancang oleh Zaha Hadid, Heydar Aliyev Center yang terwujud atas bantuan Werner Sobek, AKT, dan Tuncel Engineers.

Heydar Aliyev Center di Baku, Azerbaijan, karya Zaha Hadid. Karya arsitektur yang menjadi ikon karena keberanian berkreativitas, teknik struktur yang luar biasa, gebrakan konsep dan bentuk, yang membuatnya spesial dibanding bangunan lain di tapaknya. (sumber : heydar-aliyev-foundation.org)

8.  Berani Menantang Konteks

Terkadang keindahan sebuah karya arsitektural terletak pada keberanian untuk menunjukkan desain yang berbeda dari konteksnya dan menciptakan sebuah kekontrasan.  Lihat saja karya Daniel Libeskind yang diekpresikan lewat Jewish Museum di Berlin. Museum ini sangat kontras dengan konteks museum lainnya. Bentuk dan material yang digunakan tertuang dari konsep sejarah perjalanan tragis para Yahudi.

Jewish Museum Berlin (Jüdisches Museum Berlin) di Lindenstraße 9-14, Berlin, Jerman. Salah satu museum Yahudi terbesar di Eropa. Penambahan gedung dirancang oleh Daniel Libeskind,  pada tahun 2001 (sumber : pammycakes18.wordpress.com)

Keberanian untuk menampilkan kekontrasan pada konteks juga terlihat pada perpustakaan Universitas Indonesia.  Bangunan ini bertemakan Morpheus dengan konsep sustainable building yang hemat energi dengan pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi dan pencahayaan.

Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia “The Crystal of Knowledge” di Depok, Jawa Barat, Indonesia. Dirancang oleh Budiman Hendropurnomo dan selesai dibangun tahun 2009. (sumber: media.rooang.com)

9. Kisah Luar Biasa yang Melatarbelakanginya

Banyak bangunan yang menjadi ikon ketika kisah di balik perancangannya terungkap.  Taj Mahal menjadi contoh yang tepat. Dibangun sebagai perlambang cinta 35 tahun Raja Mughal, Shah Jahan kepada Mumtaz Mahal istrinya.  Begitu kentalnya, sehingga seorang penyair Inggris menggambarkan bahwa “ini bukan sekedar karya arsitektur, tetapi cinta yang dijunjung tinggi dan hidup dalam setiap batu penyusunnya.”

Taj Mahal setinggi 73 m terbuat dari pualam putih gading. Terhampar indah di sisi selatan Sungai Yamuna, Agra, India. Dibangun tahun 1632 sebagai makam Mumtaz Mahal. Konsep dari Raja Shah Jahan dengan arsitek Ustad Ahmad Lahouri dan Ustad Isa (sumber : Wallpapercave)
Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh, Indonesia karya M. Ridwan Kamil (2009-2011) menjadi ikon peringatan tsunami Aceh 26 Desember 2004 yang menelan korban lebih dari 115.000 jiwa, sekaligus area pengungsian untuk mengantisipasi kejadian serupa (sumber : phinemo.com)

10. Klien yang Ideal

Fran Silvestre menyatakan bahwa “Behind a good project comes a great client,” (di balik sebuah proyek yang baik ada klien yang luar biasa).  Pernyataan ini sangat tepat menjadi salah satu elemen pembentuk arsitektur ikonik.  Keinginan untuk menuangkan segala kemampuan, ide, dan kreativitas menjadi tidak terbatas. Le Corbusier pernah mendapat klien seperti ini, memberikan kebebasan sepenuhnya.  Hasilnya berupa ikon hunian modern di dunia arsitektur, Villa Savoye.

Villa Savoye “Les Heures Claires” (1028-1931) di Poissy, Perancis karya Le Corbusier (Charles-Edouard Jeanneret) dan Pierre Jeanneret sepupunya. (Sumber: villa-savoye.fr )
Villa milik Mr. Savoye ini merevolusi aturan arsitektur tradisional hunian dan menciptakan pandangan baru di dunia arsitektur (sumber : mimoa.eu)
Butuh bantuan untuk proyek Anda? Dapatkan penawaran dari profesional terpercaya tanpa biaya apapun!
Puji Lestari
AUTHOR
Penulis lepas yang telah menulis beragam artikel dengan berbagai tema. Senang menulis dengan ide yang kreatif, informatif, dan bermanfaat.
press releasekontaksyarat dan ketentuan
© PT Tritama Gemilang Sukses 2016 - 2022 | All rights reserved.
hello world!
Ingin Renovasi Atau Bangun?
Hubungi Kami
Ingin Renovasi Atau Bangun?
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram