Mengenal Sekilas Desain Hotel Butik yang Unik

Mengenal Sekilas Desain Hotel Butik yang Unik | Foto artikel Arsitag

Cover : J Boutique Hotel karya A & Partners (Sumber: arsitag.com)

Hotel butik merupakan sebuah istilah yang awalnya dipopulerkan di Amerika Utara dan Inggris untuk menggambarkan hotel yang memiliki fasilitas mewah dari berbagai ukuran dengan pengaturan yang juga unik. Hotel butik memiliki desain bangunan dan interior yang sangat unik, up to date dan bergaya modern lifestyle. Hotel butik awalnya muncul di tahun 1980-an di kota-kota besar seperti London, New York, dan San Francisco.

Love F Hotel, Legian (Sumber: marquesandjordy.com)Love F Hotel, Legian (Sumber: marquesandjordy.com)
 

Hotel butik biasanya mempunyai keunikan pada desain bangunan dan interiornya yang sangat berbeda dengan bangunan hotel pada umumnya. Hotel butik juga didukung dengan konsep pelayanan yang sangat unik, serta kesepadanan dengan gaya hidup masyarakat di lokasi hotel tersebut. Maka, tidak mengherankan jika hotel butik biasanya berlokasi di kawasan yang elit.

Okay Boutique Hotel, Phnom Penh (Sumber: www.okayboutiquehotel.com)Okay Boutique Hotel, Phnom Penh (Sumber: www.okayboutiquehotel.com)
 

Lokasi Hotel Butik

Hotel butik biasanya berlokasi di kota-kota yang menjadi pusat bisnis dan entertainmen, di mana tingkat trafik pengunjungnya cukup tinggi dan memungkinkan tingginya tingkat okupansi hotel. Hotel butik juga biasanya menargetkan beberapa kota yang menjadi destinasi wisata.

Di Indonesia, hotel butik banyak ditemui di kawasan wisata seperti Yogyakarta, Bali, dan Bandung. Desainnya juga dibuat lekat dengan unsur budaya lokal, yang sekaligus dapat menjadi pembeda hotel ini dengan yang lain.

Beehive Boutique Hotel karya ADDO Architecture (Sumber: arsitag.com)Beehive Boutique Hotel karya ADDO Architecture (Sumber: arsitag.com)

Ukuran Hotel Butik

Untuk ukuran hotel butik, tidak ada ukuran standar yang pasti. Namun yang jelas, mayoritas dari hotel butik terdiri dari 100-150 kamar, tetapi terkadang ada juga yang hanya terdiri dari kurang dari 100 kamar hotel.

Bliss Surfer Hotel, Legian dengan konsep surfing (Sumber: www.booking.com)Bliss Surfer Hotel, Legian dengan konsep surfing (Sumber: www.booking.com)

Desain Hotel Butik

Desain hotel butik mempunyai keunggulan desain tersendiri. Hotel butik sering kali menggunakan desain-desain yang out of the box. Namun, beberapa hotel butik yang masih dalam jaringan yang sama mempunyai fitur desain yang hampir sama, seperti jumlah ruang, penempatan tiap ruang, hingga perlengkapan yang tersedia, semuanya dibuat sama. Desain arsitektur hotel butik biasanya mengadopsi unsur budaya dan ornamen lokal.

Beehive Boutique Hotel karya ADDO Architecture (Sumber: arsitag.com)Beehive Boutique Hotel karya ADDO Architecture (Sumber: arsitag.com)

Sistem Pelayanan Hotel Butik

Walaupun jumlah kamar hotel butik tergolong sedikit, tetapi pelayanan yang ditawarkan sangat maksimal. Jumlah pengunjung yang tidak terlalu banyak, memungkinkan para pekerja di hotel untuk memberikan pelayanan dan pendekatan yang lebih intens untuk tiap pengunjung.

Hotel butik juga menawarkan berbagai fitur pendukung seperti kolam renang, spa, kelas yoga, kelas seni, dan beberapa fitur lainnya yang disesuaikan dengan target pengunjung dan momen tertentu.

Beehive Boutique Hotel karya ADDO Architecture (Sumber: arsitag.com)Beehive Boutique Hotel karya ADDO Architecture (Sumber: arsitag.com)

Target Pengunjung Hotel Butik

Target pengunjung hotel butik adalah para wisatawan muda yang menyukai petualangan dan ingin sensasi menginap dengan suasana yang lebih etnik, akrab, tanpa fasilitas dan kemewahan yang berlebihan. Maka, pengunjung hotel butik rata-rata berusia 20 hingga 40 tahunan, usia yang masih tergolong muda.

Kelemahan Hotel Butik
Beehive Boutique Hotel karya ADDO Architecture (Sumber: arsitag.com)

Kelemahan Hotel Butik

Salah satu kelemahan hotel butik adalah ukurannya yang terlalu kecil, dan memungkinkan pengunjung untuk lebih sering bertemu dengan staf, pekerja atau pengunjung lainnya berkali-kali dalam sehari. Hal ini memberikan nuansa privasi yang rendah, sehingga kurang cocok untuk pengunjung yang ingin berlibur untuk menenangkan diri. Beberapa hotel butik juga memasang tarif kamar dan pelayanan yang hampir sama dengan hotel full-service pada umumnya, atau bahkan jauh lebih mahal. Namun, tentu saja hal-hal ini dapat dihindari oleh pengusaha hotel, agar hotel butiknya makin seksi. Dengan desain yang baik, sirkulasi tamu dan staf dapat dipisahkan meski ukuran ruang yang ada tidak besar.

Love F Hotel, Legian (Sumber: marquesandjordy.com)Love F Hotel, Legian (Sumber: marquesandjordy.com)

Contoh Hotel Butik

Love F Hotel, Legian

Love F Hotel merupakan sebuah hotel yang mengangkat konsep fashion pada desain hotelnya. Love Fashion Hotel adalah sebuah brand dari saluran televisi tersohor di dunia, FashionTV. Desain interiornya penuh dengan warna-warna yang cerah menyala dan ornamen-ornamen berbentuk berlian yang notebene merupakan logo fashionTV itu sendiri.

Lebih menariknya lagi, lobi hotel ini disulap menjadi seperti pagelaran catwalk oleh para staf saat mereka akan menyambut tamu. Dengan budget mulai dari Rp 500 ribu, tamu hotel bisa merasakan fasilitas kelas supermodel seperti ini. Menarik bukan?

IZE Hotel karya Anthony Liu + Ferry Ridwan/Studio TonTon (Sumber: arsitag.com)IZE Hotel karya Anthony Liu + Ferry Ridwan/Studio TonTon (Sumber: arsitag.com)
 

Ize Hotel, Seminyak

Ize hotel berlokasi di ruas jalan utama Kayu Aya, Seminyak. Hotel butik karya arsitek Indonesia ternama Anthony Liu dan Ferry Ridwan ini merupakan sebuah wujud eksplorasi dari kedua arsitek ini atas bentuk segitiga. Hampir di seluruh sisi hotel ini, kita bisa menemukan dekorasi yang berbentuk segitiga. Di Ize hotel ini, tamu bisa memilih untuk berenang di lantai dasar ataupun di rooftop hotel.


 

AUTHOR

Shabrina Alfari

Shasa lahir di Jakarta 9 April 1994. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2016, Shasa mengambil jurusan Bahasa dan Studi Jerman. Dia sangat suka membaca tentang apa saja, dari novel, fiksi, penyair dan lain-lain. Setelah lulus, Shasa suka menulis tentang berbagai topik dan sekarang bekerja sebagai Content Writer.