“Us Within, Us Without”: Merefleksi Kembali Kemaslahatan Arsitektur di Tengah Kehidupan Manusia

“Us Within, Us Without”: Merefleksi Kembali Kemaslahatan Arsitektur di Tengah Kehidupan Manusia | Foto artikel Arsitag

62 Universitas se-Indonesia turut terlibat dalam pameran // Dok. AFAIR UI 2020
 

Setelah menggelar workshop dan talkshow serupa di tahun 2019, AFAIR 2020 kembali menggelar pameran edukasi arsitektur dan diskusi terbuka di Galeri Nasional Indonesia. Pameran berlangsung pada 28 Januari - 9 Februari 2020 kemarin. Karya-karya terbaik yang dipamerkan dalam AFAIR merupakan hasil karya mahasiswa arsitektur dari seluruh Indonesia yang telah dikurasi oleh Yandi Andri Yatmo, selaku kurator dan dewan pengajar dari Departemen Arsitektur Universitas Indonesia. Pameran ini pun menjadi acara puncak bagi para pemenang sayembara AFAIR bertemakan “Urban Detox,” sebagai ajang mempresentasikan dan memamerkan karyanya kepada publik.

Us Within, Us Without

Diketuai oleh Gracia Carmelita Varani, mahasiswa arsitektur Universitas Indonesia, AFAIR kali ini mengusung tema “Us Within, Us Without” yang membahas bagaimana dampak arsitektur ketika ada maupun tidak ada di dalam kehidupan sehari-hari. Tim AFAIR turut memamerkan hasil pembelajaran dari berbagai program studi arsitektur dari 62 universitas di seluruh penjuru Indonesia yang membahas isu-isu seputar arsitektur di dalamnya.

Sebagai dua hal yang kontras dalam konteks arsitektur, Project Officer AFAIR 2020, Vara memaparkan makna tema "Us Within” dan “Us Without”. “Us Within” mempertanyakan apakah dalam arsitektur kita bisa merasakan efek dan kebermanfaatannya terhadap kehidupan manusia. Sebaliknya, “Us Without” justru mempertanyakan apakah arsitekturlah yang membuat kehancuran di tengah-tengah manusia. Mengusung tagline #UsWithinUsWithout, tema tersebut sebenarnya mengarah ke pertanyaan-pertanyaan tadi, yang nantinya akan dibahas bersama-sama dalam diskusi di AFAIR 2020. 

Baca juga: 6 Tema Home Office Inspiratif untuk Kerja di Rumahvia Kompas.com

Menurut kurator acara, Yandi Andri Yatmo, arsitektur seharusnya mampu merespons berbagai tantangan yang ada pada saat ini, baik terkait lingkungan maupun masyarakat. Diperlukan pemrograman kembali aksitektur yang pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Mengubah cara pandang yang awalnya untuk memenuhi kebutuhan “saya” menjadi memandang kebutuhan keseluruhan untuk “kita”. Oleh karena itulah, AFAIR 2020 menampilkan berbagai peran arsitektur ketika merespons beragam isu dalam mengupayakan lingkungan yang lebih baik untuk semua.   

Pameran AFAIR terbuka untuk umum, ditujukan membuka wawasan publik // Dok. AFAIR UI 2020

Pameran AFAIR terbuka untuk umum, ditujukan membuka wawasan publik // Dok. AFAIR UI 2020
 

Diskusi Arsitektur Antarkampus

Membahas isu-isu arsitektur akan lebih komplet dengan adanya diskusi antarmahasiswa, akademisi, dan praktisi di bidang arsitektur. AFAIR juga menyelenggarakan talkshow yang mengundang pembicara dari kalangan akademisi dan praktisi, serta dimoderatori oleh mahasiswa dari Departemen Arsitektur Universitas Indonesia. Sesi diskusi membahas isu menarik dan relevan dengan masalah sekitar. Seperti di antaranya “Climate Change: Mother Nature’s Cry For Help” yang mengundang Andi Subagio dari SASO Architects dan Yu Sing dari Studio Akanoma; “Urban: Is Indonesia Ready for Your Design?” yang mendiskusikan desain pemenang sayembara AFAIR bersama Achmad Noerzaman, Hery Fuad, dan Alvar Mensana; serta “Locality & Loss of Identity: Extension of Design Language Through Materiality” yang mengundang Buky Sosiawan dan Kemas Ridwan.

Kepala Operasional AFAIR 2020, Alifa menyatakan bahwa AFAIR 2020 mengadakan tiga kali talkshow. Pihaknya melibatkan mahasiswa, akademisi, arsitek, dan praktisi, hingga publik dapat ikut serta dalam diskusi yang melihat dari berbagai sudut pandang dengan konsep diskusi kampus.

Baca juga: Desain Interior Coworking Space Dilengkapi Kafe Kekinian untuk Milenial Kreatif Super Produktif

Selain itu, para mahasiswa yang karyanya dipajang dalam AFAIR kali ini juga mendapat kesempatan untuk mempresentasikan karyanya kepada publik dan di-review oleh sejumlah nama dari kalangan arsitek praktisi maupun akademisi. Seperti Ariko Andikabina, Realrich Sjarief, Armeyn Ilyas, Astrid Susanti, Ahmad Saladin, Farrizky Putra Astrawinata, Sigit Kusumawijaya, Firman Herwanto, dan Erick Budi Yulianto.

"Bedanya AFAIR tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kita ikut memamerkan karya karya dari universitas lain di seluruh Indonesia, biar bisa saling tukar info, universitas-universitas di Indonesia belajar arsitekturnya seperti apa," terang Mita, selaku Wakil Kepala Bidang Materi.

Pameran AFAIR yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia ini terbuka untuk umum dengan harapan, publik dapat teredukasi dan terinspirasi oleh karya-karya yang dipamerkan dalam AFAIR 2020.

Kontributor: Rania Saraswati Wijayakusumah, Tim AFAIR UI

Editor: Arsitag.com