Arsitektur Rumah Tradisional Jepang

Arsitektur Rumah Tradisional Jepang | Foto artikel Arsitag

cover : Rumah Jepang (sumber : www.interor-idea.com)

Rumah tradisional Jepang cenderung berbentuk kecil dan berdekatan antara satu dengan yang lainnya, baik itu di perkotaan ataupun di pedesaan. Namun, elemen kunci dari desain rumah hunian tradisional Jepang terletak pada privasi, cahaya alami, perlindungan dari bagian luar rumah, dan tidak mementingkan ukuran atau lokasi rumah.

Walaupun sebagian besar orang Jepang yang tinggal di perkotaan tidak mampu membangun rumah, apartemen mereka juga sering memiliki unsur-unsur tradisional, seperti bak untuk berendam dan penggunaan satu buah anak tangga di bagian pintu masuk rumah. Banyak juga rumah bergaya Barat di Jepang yang memiliki satu ruangan tradisional Jepang dengan lantai Tatami. Elemen desain rumah tradisional Jepang telah menjadi inspirasi bagi arsitek Barat sejak lama, dan dapat ditemukan di rumah-rumah lain di seluruh dunia.

Berikut adalah beberapa konsep penting dari arsitektur rumah tradisional Jepang:

Pintu gerbang khas Jepang. Sebagian besar jalan-jalan perumahan di Jepang tidak memiliki trotoar di depan rumah. Pemisahan antara ruang publik dan ruang pribadi biasanya hanya dipisahkan oleh pintu gerbang rumah. Seperti di Kyoto misalnya yang memiliki ciri khas pintu gerbang beratap tradisional yang memisahkan antara jalan dan bagian dalam rumah.Pintu gerbang khas Jepang (Sumber: kiarts.com)

 

Pintu gerbang khas Jepang. Sebagian besar jalan-jalan perumahan di Jepang tidak memiliki trotoar di depan rumah. Pemisahan antara ruang publik dan ruang pribadi biasanya hanya dipisahkan oleh pintu gerbang rumah. Seperti di Kyoto misalnya yang memiliki ciri khas pintu gerbang beratap tradisional yang memisahkan antara jalan dan bagian dalam rumah.


Tembok pelindung rumah. Privasi dari tiap rumah di kompleks perumahan biasanya dipisahkan dengan dinding di luar rumah. Blok beton adalah bahan yang paling umum digunakan untuk membuat dinding di luar rumah, baik di kota-kota ataupun di desa-desa. Akan tetapi, beberapa rumah besar di Kyoto sering menggunakan dinding batu dengan pagar kayu di atasnya.Tembok pelindung (Sumber: blahblahbragship.wordpress.com)

 

Tembok pelindung rumah. Privasi dari tiap rumah di kompleks perumahan biasanya dipisahkan dengan dinding di luar rumah. Blok beton adalah bahan yang paling umum digunakan untuk membuat dinding di luar rumah, baik di kota-kota ataupun di desa-desa. Akan tetapi, beberapa rumah besar di Kyoto sering menggunakan dinding batu dengan pagar kayu di atasnya.

Atap keramik yang luas. Jepang adalah negara dengan curah hujan yang tinggi. Atap rumah di Jepang didesain dengan sistem drainase untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar dari dalam rumah. Bentuk atap yang luas mampu melindungi penghuni rumah dengan maksimal saat hujan dan membuat air hujan tidak masuk ke dalam rumah.Atap keramik (Sumber: wildfiregames.com)

 

Atap keramik yang luas. Jepang adalah negara dengan curah hujan yang tinggi. Atap rumah di Jepang didesain dengan sistem drainase untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar dari dalam rumah. Bentuk atap yang luas mampu melindungi penghuni rumah dengan maksimal saat hujan dan membuat air hujan tidak masuk ke dalam rumah.

Atap keramik yang luas. Jepang adalah negara dengan curah hujan yang tinggi. Atap rumah di Jepang didesain dengan sistem drainase untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar dari dalam rumah. Bentuk atap yang luas mampu melindungi penghuni rumah dengan maksimal saat hujan dan membuat air hujan tidak masuk ke dalam rumah.Pemandangan sangat diutamakan (Sumber: rebloggy.com)
 

Penempatan arah rumah. Rumah di Jepang biasanya memiliki lokasi di sebelah Utara atau Selatan, dengan ruang utama yang menghadap ke Selatan untuk memastikan sinar matahari dapat masuk dengan optimal sepanjang hari. Pemandangan paling ideal yang dicari dari setiap rumah di Jepang adalah pegunungan atau air. Akan tetapi, pemandangan taman di rumah sangat penting. Cahaya alami dianggap sebagai sebuah hak asasi manusia bagi setiap pemilik rumah dan apartemen di Jepang.

Penempatan arah rumah. Rumah di Jepang biasanya memiliki lokasi di sebelah Utara atau Selatan, dengan ruang utama yang menghadap ke Selatan untuk memastikan sinar matahari dapat masuk dengan optimal sepanjang hari. Pemandangan paling ideal yang dicari dari setiap rumah di Jepang adalah pegunungan atau air. Akan tetapi, pemandangan taman di rumah sangat penting. Cahaya alami dianggap sebagai sebuah hak asasi manusia bagi setiap pemilik rumah dan apartemen di Jepang.Penempatan arah rumah. Rumah di Jepang biasanya memiliki lokasi di sebelah Utara atau Selatan, dengan ruang utama yang menghadap ke Selatan untuk memastikan sinar matahari dapat masuk dengan optimal sepanjang hari. Pemandangan paling ideal yang dicari dari setiap rumah di Jepang adalah pegunungan atau air. Akan tetapi, pemandangan taman di rumah sangat penting. Cahaya alami dianggap sebagai sebuah hak asasi manusia bagi setiap pemilik rumah dan apartemen di Jepang.Pintu masuk khas Jepang (Sumber: pinterest.com)
 

Satu buah anak tangga di pintu masuk (step-up entryways).Genkan merupakan tempat untuk orang yang ingin masuk ke dalam rumah mengganti sepatu outdoor mereka dengan sandal atau slipper.Genkan merupakan sebuah ruang transisi antara bagian luar dan dalam rumah. Pada Genkan terdapat lemari untuk meletakkan sepatu serta benda-benda dekoratif lain seperti keramik, bunga, atau karya seni. Genkan juga terkadang tergabung atau menghadap tokonama (ceruk pada dinding), tempat meletakkan gulungan atau karya seni lainnya, serta ikebana (rangkaian bunga tradisional) ditampilkan.

Satu buah anak tangga di pintu masuk (step-up entryways). Genkan merupakan tempat untuk orang yang ingin masuk ke dalam rumah mengganti sepatu outdoor mereka dengan sandal atau slipper. Genkan merupakan sebuah ruang transisi antara bagian luar dan dalam rumah. Pada Genkan terdapat lemari untuk meletakkan sepatu serta benda-benda dekoratif lain seperti keramik, bunga, atau karya seni. Genkan juga terkadang tergabung atau menghadap tokonama (ceruk pada dinding), tempat meletakkan gulungan atau karya seni lainnya, serta ikebana (rangkaian bunga tradisional) ditampilkan.Satu buah anak tangga di pintu masuk (step-up entryways). Genkan merupakan tempat untuk orang yang ingin masuk ke dalam rumah mengganti sepatu outdoor mereka dengan sandal atau slipper. Genkan merupakan sebuah ruang transisi antara bagian luar dan dalam rumah. Pada Genkan terdapat lemari untuk meletakkan sepatu serta benda-benda dekoratif lain seperti keramik, bunga, atau karya seni. Genkan juga terkadang tergabung atau menghadap tokonama (ceruk pada dinding), tempat meletakkan gulungan atau karya seni lainnya, serta ikebana (rangkaian bunga tradisional) ditampilkan.
Lorong di luar ruangan (Sumber: 500px.com)
 

Lorong di luar ruangan.Engawa adalah lorong-lorong luas yang berfungsi untuk menghubungkan kamar dan menjadi ruang transisi antara ruangan di dalam rumah dan bagian luar. Engawa berfungsi sebagai tempat masuknya udara dan cahaya, juga sebagai beranda pada musim panas.

Lorong di luar ruangan. Engawa adalah lorong-lorong luas yang berfungsi untuk menghubungkan kamar dan menjadi ruang transisi antara ruangan di dalam rumah dan bagian luar. Engawa berfungsi sebagai tempat masuknya udara dan cahaya, juga sebagai beranda pada musim panas.Lorong di luar ruangan. Engawa adalah lorong-lorong luas yang berfungsi untuk menghubungkan kamar dan menjadi ruang transisi antara ruangan di dalam rumah dan bagian luar. Engawa berfungsi sebagai tempat masuknya udara dan cahaya, juga sebagai beranda pada musim panas.Pintu geser (Sumber: pinterest.com)
 

Pintu geser. Pintu-pintu geser menjadi ciri khas utama pada budaya Jepang. Pintu geser dengan panel kayu dan celah-celah kecil (mushiko mado) biasanya paling sering digunakan pada Kyoto machiya (rumah kerja tradisional). Pintu geser juga sering digunakan untuk menghubungkan antara ruang utama dan taman.

Pintu geser. Pintu-pintu geser menjadi ciri khas utama pada budaya Jepang. Pintu geser dengan panel kayu dan celah-celah kecil (mushiko mado) biasanya paling sering digunakan pada Kyoto machiya (rumah kerja tradisional). Pintu geser juga sering digunakan untuk menghubungkan antara ruang utama dan taman.Pintu geser. Pintu-pintu geser menjadi ciri khas utama pada budaya Jepang. Pintu geser dengan panel kayu dan celah-celah kecil (mushiko mado) biasanya paling sering digunakan pada Kyoto machiya (rumah kerja tradisional). Pintu geser juga sering digunakan untuk menghubungkan antara ruang utama dan taman.
Material kayu alami (Sumber: www.proektant.ru)
 

Kayu. Kayu di rumah-rumah Jepang sering memiliki noda dan terlihat tua, tetapi tidak pernah dicat karena cat dapat menutupi serat-serat kayu yang dinilai sangat berharga oleh masyarakat Jepang. Batang pohon utuh dapat digunakan sebagai atap balok, sedangkan bagian pohon paling mahal, seperti batang pohon cemara Jepang, digunakan untuk tokonama.

Anyaman jerami. Lantai tatami, yang terbuat dari anyaman Igusa (sejenis rumput), digunakan untuk lantai karena terasa sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin. Meskipun mahal, lantai tatami dapat bertahan hingga bertahun-tahun karena orang Jepang tidak pernah memakai sepatu di dalam rumah. Tikar yang dipakai biasanya berbentuk persegi panjang yang ujung-ujungnya terikat dengan kain hitam, atau dengan brokat pada rumah orang kaya.Lantai tatami (Sumber: schooldesign21.com)

 

Anyaman jerami. Lantai tatami, yang terbuat dari anyaman Igusa (sejenis rumput), digunakan untuk lantai karena terasa sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin. Meskipun mahal, lantai tatami dapat bertahan hingga bertahun-tahun karena orang Jepang tidak pernah memakai sepatu di dalam rumah. Tikar yang dipakai biasanya berbentuk persegi panjang yang ujung-ujungnya terikat dengan kain hitam, atau dengan brokat pada rumah orang kaya.

Anyaman jerami. Lantai tatami, yang terbuat dari anyaman Igusa (sejenis rumput), digunakan untuk lantai karena terasa sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin. Meskipun mahal, lantai tatami dapat bertahan hingga bertahun-tahun karena orang Jepang tidak pernah memakai sepatu di dalam rumah. Tikar yang dipakai biasanya berbentuk persegi panjang yang ujung-ujungnya terikat dengan kain hitam, atau dengan brokat pada rumah orang kaya.Ruang utama (Sumber: www.toobe8.com)
 

Ruang serbaguna. Tempat tidur tradisional (futon) yang digunakan selalu dilipat dan disimpan di lemari pada siang hari. Hal ini membuat sebuah ruang besar dapat memiliki banyak sekali kegunaan, seperti untuk duduk santai, makan dan tidur. Ruangan yang fleksibel dan furnitur yang mudah dipindahkan memungkinkan rumah berukuran kecil dapat menampung seluruh anggota keluarga dengan nyaman.

Arsitektur Rumah Tradisional JepangRuang serbaguna. Tempat tidur tradisional (futon) yang digunakan selalu dilipat dan disimpan di lemari pada siang hari. Hal ini membuat sebuah ruang besar dapat memiliki banyak sekali kegunaan, seperti untuk duduk santai, makan dan tidur. Ruangan yang fleksibel dan furnitur yang mudah dipindahkan memungkinkan rumah berukuran kecil dapat menampung seluruh anggota keluarga dengan nyaman.Kamar mandi tradisional Jepang (Sumber: homelos.com)
 

Kamar mandi tradisional. Di masa lalu, banyak orang Jepang yang mandi di tempat pemandian umum karena hanya orang-orang kaya saja yang mampu membuat furo. Untuk membuat furo tidak hanya membutuhkan ruang, tetapi juga bahan bakar yang mampu mempertahankan suhu air antara 37-42 derajat celcius. Walaupun saat ini masih terdapat tempat pemandian umum, mayoritas rumah di Jepang sudah memiliki furo mereka sendiri, yang hanya digunakan untuk berendam. Sedangkan, kegiatan lain seperti menyabuni badan dan membilas dilakukan di luar bak menggunakan shower atau ember. Sejak dulu, mandi merupakan ritual keseharian yang penting di Jepang.

Sedikit penghalang antara indoor dan outdoor. Akses keluar yang mudah, dengan pintu geser yang mudah dibuka dan jendela, merupakan elemen paling penting dalam desain Jepang. Estetika indoor-outdoor ini sangat mempengaruhi arsitek modernis di seluruh dunia.Pintu geser penghubung ke bagian luar rumah (Sumber: www.wallpaperdesign.org)
 

Sedikit penghalang antara indoor dan outdoor. Akses keluar yang mudah, dengan pintu geser yang mudah dibuka dan jendela, merupakan elemen paling penting dalam desain Jepang. Estetika indoor-outdoor ini sangat mempengaruhi arsitek modernis di seluruh dunia.


Sumber :

www.houzz.com

Arsitektur Rumah Tradisional Jepang

AUTHOR

Shabrina Alfari

Shasa lahir di Jakarta 9 April 1994. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2016, Shasa mengambil jurusan Bahasa dan Studi Jerman. Dia sangat suka membaca tentang apa saja, dari novel, fiksi, penyair dan lain-lain. Setelah lulus, Shasa suka menulis tentang berbagai topik dan sekarang bekerja sebagai Content Writer.