Bagaimana Cara Membangun Rumah Tumbuh 2021

Bagaimana Cara Membangun Rumah Tumbuh 2021 | Foto artikel Arsitag
Cover: Inset House karya Delution Architect tahun 2016 via arsitag.com

Keinginan untuk membangun rumah idaman seringkali terbentur biaya mahalnya lahan, material, dan ongkos pengerjaan. Apalagi, untuk pasangan muda, terburu waktu untuk menempatinya juga menjadi kendala tambahan. Solusi arsitektural untuk mengatasinya adalah dengan konsep rumah tumbuh.

Rumah tumbuh dapat diartikan sebagai hunian yang bisa dibangun bertahap sesuai pertumbuhan keperluan anggota keluarga, pertimbangan anggaran pemilik rumah, serta skala prioritas. Pertumbuhan tersebut bisa berupa penambahan massa dan luas bangunan ke samping bila tanah cukup luas (jenis rumah tumbuh horizontal) ataupun peningkatan lantai bangunan terutama untuk bangunan di lahan terbatas (jenis rumah tumbuh vertikal).

Akan tetapi, apakah tidak repot membangun rumah secara bertahap?

Bukanlah lebih mudah membangun rumah sekaligus? 

Dibangun secara bertahap? Apakah berarti rumahnya belum selesai dan tidak nyaman?

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini kerap terpikir ketika mendengar konsep rumah tumbuh.

Nah, artikel ini akan membukakan jalan bagaimana cara membangun rumah tumbuh mengikuti perkembangan di tahun 2021 yang benar tanpa harus merasa terbebani atau merasa tidak nyaman. Dengan desain rumah tumbuh, properti Anda akan mengalami pertumbuhan dalam kapasitas dan tentu saja nilai jualnya pada masa mendatang.

Rumah Gandeng karya studioindoNEOsia tahun 2015 via arsitag.com

Rumah Gandeng karya studioindoNEOsia tahun 2015 via arsitag.com

Desain rumah tumbuh minimalis yang bernama Rumah Gandeng (karya StudioindeNEOsia, all rights reserved) dengan lahan seluas 144 m2 ini sengaja mempersatukan dua keluarga kakak beradik, sambil tetap mempertahankan privasi masing-masing keluarga. Setiap rumah juga bisa tumbuh sesuai pertumbuhan jumlah orang dalam keluarga.

Baca juga: Membangun Rumah Tahap 3: Pembicaraan Proyek Pertama ‘Project Kickoff Meeting’

1. Rencanakan Sejak Awal

Sebaiknya, sejak awal perencanaan membangun hunian, apalagi di lahan kosong, konsep rumah tumbuh sudah digagas. Matangnya perencanaan rumah tumbuh sejak awal sangat mempengaruhi kekuatan struktur bangunan yang akan dikembangkan pada tahap selanjutnya.

Sebagai contoh, struktur untuk rumah satu lantai akan sangat berbeda dengan struktur untuk rumah tingkat. Jika sejak awal sudah ada rencana untuk membangun dua atau tiga lantai, tetapi baru memiliki dana untuk membangun satu lantai, paling tidak struktur bangunan sudah disiapkan untuk kekuatan bangunan dua atau tiga lantai.

Jadi, walaupun pembangunan rumah tumbuh berjalan tahap demi tahap, namun struktur bangunan sudah disiapkan dengan baik.

Taman Tengah House at Kranggan karya AKANOMA YU SING tahun 2012 via arsitag.com

Taman Tengah House at Kranggan karya AKANOMA YU SING tahun 2012 via arsitag.com

Yu Sing dan rekan-rekan arsitek di Akanoma tetap memperhatikan kualitas pencahayaan dan sirkulasi udara di rumah kecil tipe 60/97 ini. Jika rumah tumbuh ini akan ditingkat (rumah tumbuh vertikal), hanya cukup menambah lantai di atasnya saja karena strukturnya sudah siap. Tidak perlu mengubah ukuran kebun dan merusak sistem pencahayaan dan ventilasi silang yang sudah dirancang dengan baik.

Perencanaan rumah tumbuh yang baik sejak awal akan mengantisipasi masalah yang timbul nantinya termasuk kenaikan biaya di kemudian hari. Pastikan percanangan tersebut menyesuaikan dengan kemampuan finansial Anda. Anda perlu menentukan prioritas yang paling mendesak.

Bantuan jasa arsitek profesional, terutama yang pernah mendesain rumah tumbuh akan sangat bermanfaat untuk Anda dan dapat memberikan tips-tips yang relevan.

Rumah at Sakura Regency Bekasi bergaya modern karya  faiz tahun 2013 via arsitag.com

Rumah at Sakura Regency Bekasi bergaya modernkarya  faiz tahun 2013 via arsitag.com

Jika Anda ingin merenovasi rumah dari pengembang untuk penambahan ruang dan lantai atau bahkan kamar mandi, tidak perlu dibongkar total. Gunakan konsep rumah tumbuh. Siasati kondisi yang ada dan manfaatkan seoptimal mungkin. Proses pembangunan dan perluasan rumah tumbuh pun bisa menjadi lebih cepat.

2. Berorientasi Masa Depan

Keinginan untuk memiliki rumah tumbuh bukan sekedar ingin memiliki rumah idaman yang lebih besar. Hal penting yang harus dipikirkan pemilik rumah adalah kemungkinan penambahan anggota keluarga dan peningkatan kebutuhan ruang, seperti menambah kamar tidur, kamar mandi, atau memperluas dapur.

Mungkin pada awalnya ruang tamu bisa digabungkan dengan ruang keluarga karena keterbatasan lahan. Namun, bila proses pembangunan rumah tumbuh sudah berjalan secara bertahap bisa jadi ada ruang tamu sendiri yang terpisah dari ruang keluarga sehingga privasi orang lebih terjaga.

Rumah Magelang karya duatitik architecture tahun 2017 via arsitag.com

Rumah Magelang karya duatitik architecture tahun 2017 via arsitag.com

Walau dengan budget yang cukup minim, desain rumah tumbuh yang bernama Rumah Magelang yang memiliki luas 140 m2 ini didesain dengan apik. Gaya Asian Minimalis Industrial sengaja dipilih agar hunian ini terlihat berbeda dibanding bangunan sekitarnya dan sebagai antisipasi perluasan bentuk bangunan di masa depan.

Selain itu, material finishing industrial selain berkarakter, juga minim perawatan. Kemungkinan pengembangan bangunan telah diantisipasi dan struktur peningkatannya sudah disiapkan. 

Eksterior Rumah Toko karya mojo - sketsarumah.com via arsitag.com

Eksterior Rumah Toko karya mojo - sketsarumah.comvia arsitag.com

Adanya kebutuhan sebagai rumah toko menginspirasi mojo - sketsarumah.com untuk mendesain rumah ini dengan unik untuk menarik pengunjung sambil tetap memperhatikan kenyamanan dan privasi penghuninya.

Rumah Toko karya mojo - sketsarumah.com tahun 2014 via arsitag.com

Rumah Toko karya mojo - sketsarumah.com tahun 2014 via arsitag.com

Ide cemerlang untuk memanfaatkan botol-botol bekas dalam sistem pencahayaan menjadikan desain rumah tumbuh ini unik dalam kesederhanaannya.

3. Perhatikan Peraturan Pemerintah

Memang sepertinya istilah rumah tumbuh berarti penambahan jumlah lantai (rumah tumbuh vertikal). Namun, batasan lantai dan ketinggian bangunan dari peraturan pemerintah bisa menjadi permasalahan. Desain rumah tumbuh Splow House menjadi salah satu solusi hasil kecerdikan arsitek dalam mengatasinya.

Splow House karya Delution Architect tahun 2016 via arsitag.com

Splow House karyaDelution Architect tahun 2016 via arsitag.com

Splow House, rumah tumbuh bergaya modern kontemporer scandinavian karya Delution Architect via arsitag.com

Splow House, rumah tumbuh bergaya modern kontemporer scandinavian karyaDelution Architectvia arsitag.com

Delution Architect merancang rumah tumbuh ini sebagai solusi dari keterbatasan dana di tengah banyaknya kebutuhan di lahan sempit 6x15. Konsep split level dipilih untuk mengatasi kebutuhan bangunan setara 3 lantai tetapi terlihat 2 lantai. 

4. Cerdik Menyiasati Tampak Bangunan

Walau rumah tumbuh seolah-olah belum selesai, namun tidak berarti tampilannya berantakan. Setiap tahapan harus selesai dengan baik dan menampilkan karya yang lengkap dan estetis. Rumah tumbuh tahap 1 seharusnya sudah bisa ditinggali dengan nyaman dan pemilik rumah pun tidak perlu pindah ketika membangun rumah tumbuh tahap 2 dan seterusnya.

Inset House karya Delution Architect tahun 2016 via arsitag.com

Inset House karya Delution Architect tahun 2016 via arsitag.com

Secara eksterior, Desain rumah tumbuh Inset House sudah cantik total, padahal rumah impian ini masih berpotensi menjadi rumah tumbuh. Secara fasade-nya, kayu bergaris yang sengaja dimiringkan bukan hanya sebagai elemen estetika semata, namun berfungsi utama sebagai penghalau panas.

“Taman Melayang” di lantai dua menjadi mahkota rumah, fasade utama bangunan, view untuk 3 ruangan di lantai 2 (kamar tidur utama, kamar tidur anak, dan selasar), serta menambah keasrian.

5. Tahapan Pembangunan Tidak Mengganggu Bangunan yang Sudah Ada

Proses membangun rumah impian cukup melelahkan dan menyita waktu, apalagi pada rumah tumbuh, baik rumah tumbuh vertikal maupun rumah tumbuh horizontal. Pembangunan rumah tumbuh akan terus dilakukan sampai rumah benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Namun, jangan sampai setiap tahapan mengganggu bangunan yang sudah ada dan bahkan mengganggu kegiatan penghuni di dalamnya. Jadi, perlu kejelian dalam memikirkan serta menentukan cara pembangunan rumah tumbuh tahapan selanjutnya.

Pintu ‘ke mana saja’ di Rumah Kecil at Ozone Residence karya AKANOMA YU SING tahun 2015 via arsitag.com

Pintu ‘ke mana saja’ di Rumah Kecil at Ozone Residence karya AKANOMA YU SING tahun 2015 via arsitag.com

Sekilas keberadaan pintu di dinding atas tampak aneh karenatidak menuju ke suatu ruang. Namun, ternyata pintu itu sengaja disiapkan untuk pembangunan rumah tumbuh. Jadi, saat pembangunan tahap selanjutnya tidak perlu lagi membongkar dinding.

6. Tumbuh Tidak Hanya Ke Atas

Apa yang harus diperbuat jika batasan ketinggian dan jumlah lantai sudah maksimal padahal sudah tidak lagi memiliki lahan, sementara kebutuhan ruangan tambahan sangat diperlukan? Cerdiklah dalam menyiasati ruang yang sudah ada. Rancanglah furnitur multifungsi ataupun penggabungan ruang yang bisa digabungkan fungsinya.

Apa yang harus diperbuat jika batasan ketinggian dan jumlah lantai sudah maksimal padahal sudah tidak lagi memiliki lahan, sementara kebutuhan ruangan tambahan sangat diperlukan? Cerdiklah dalam menyiasati ruang yang sudah ada. Rancanglah furnitur multifungsi ataupun penggabungan ruang yang bisa digabungkan fungsinya.

Inset House bergaya kontemporer modern karya Delution Architect via arsitag.com
Inset House bergaya kontemporer modern karya Delution Architect via arsitag.com

Rumah tumbuh di area di bawah tangga Inset House dengan rancangan furnitur multifungsi yang bisa menjadi tempat tidur dan sofa.

Splow House, rumah tumbuh bergaya modern kontemporer scandinavian karya Delution Architect via arsitag.com

Splow House, rumah tumbuh bergaya modern kontemporer scandinavian karyaDelution Architectvia arsitag.com

Konsep rumah tumbuh menjadi solusi peningkatan kebutuhan di tengah keterbatasan dana dan lahan. Berbagai ide cemerlang bisa dituangkan dalam membangun rumah tumbuh dengan menyesuaikan budget dan keperluan keluarga. Cerdiklah dan bebaskan kreativitas sambil tetap berorientasi masa depan. Bangun rumah tumbuh idaman Anda tanpa pusing biaya dengan perencanaan matang yang membuat Anda sekeluarga nyaman saat pembangunannya.

Baca juga:

9 Kriteria Rumah yang Baik: Pengalaman Mendalam Tak Terlupa

Membangun Rumah Tahap 5: Pra-konsep - Riset

AUTHOR

Joyce Meilanita

Joyce Meilanita adalah satu-satunya mahasiswa Arsitektur'95 Institut Teknologi Indonesia yang lulus di tahun 1999. Pernah magang dalam Jadena Project PT. Schering Jerman-Indonesia di tahun 1998. Penyuka aljabar ini aktif mengajar bimbel sejak 1988 dan telah membuat 420 soal untuk ujian masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ia juga sudah menerjemahkan 41 dokumen berbahasa Inggris untuk Tung Desem Waringin. Kecintaan akan dunia arsitektur menyemangatinya untuk terus membagi dan memperluas wawasan serta pengetahuannya lewat berbagai artikel yang ditulisnya untuk arsitag.com. "Always trying to do my best in God's will n bless" itulah motto hidupnya.