Mengenal Sekilas Tentang Desain Mall / Pusat Perbelanjaan

Mengenal Sekilas Tentang Desain Mall / Pusat Perbelanjaan | Foto artikel Arsitag
Cover: The Park Mall Waterpark Bali karya Parametr Architecture (Sumber: arsitag.com)

Saat ini, semakin banyak saja mall yang dibangun di Jakarta, atau bahkan di seluruh Indonesia. Proses desain dan perencanaan mall adalah cetak biru dari struktur bangunan mall dan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam proses pembuatan mall.

Sebuah konsep desain mall dikatakan harus “custom made” atau dalam artian dibuat khusus berdasarkan kebutuhan dan keinginan dari ritel tertentu. Pengembang harus mempunyai proses pemikiran yang jelas dan visi apa yang ingin dibuat dan untuk siapa itu dibuat. Maka, dalam hal ini meminta bantuan profesional seperti arsitek sangat dianjurkan.

Shopping mall (Sumber: youtube.com)

Shopping mall (Sumber: youtube.com)

Kesalahan yang paling umum dilakukan saat mendesain sebuah mall adalah terlalu banyaknya penekanan yang diberikan kepada tampilan eksterior mall, tetapi sedikit sekali penekanan pada perencanaan sirkulasi, zonasi, serta persyaratan-persyaratan lain. Tampilan mall memang penting, tetapi perencanaan desain yang efisien lebih penting.

Memahami kebiasan pelanggan dan ekspetasi pelanggan juga merupakan faktor yang sangat penting dalam desain mall. Mall yang efisien adalah mall yang dapat menghubungkan pelanggan dengan banyak titik masuk, seperti ke tempat parkir mobil yang nyaman dan cukup, atau ke tempat khusus pejalan kaki.

Lombok Epicentrum Mall karya MTA (Sumber: arsitag.com)

Lombok Epicentrum Mall karya MTA (Sumber: arsitag.com)

Dalam hal pengaturan lantai mall, sebagian besar mall di Jakarta mempunyai pengaturan lantai yang hampir sama. Lantai pertama biasanya diisi oleh retail merek-merek terkenal dan mahal. Lantai-lantai di atasnya biasanya dikategorikan berdasarkan produk yang dijual, seperti misalnya lantai khusus pakaian wanita, lantai khusus pria, lantai khusus anak-anak, dan lain sebagainya. Sedangkan, bioskop biasanya selalu berada di lantai paling atas karena membutuhkan ruangan bebas kolom/tiang yang cukup luas.

Lalu, bagaimana caranya mendesain mall yang baik dan efisien? Berikut adalah penjelasannya.

Lombok Epicentrum Mall karya MTA (Sumber: arsitag.com)

Lombok Epicentrum Mall karya MTA (Sumber: arsitag.com)

Menggunakan jasa profesional yang tepat

Seorang profesional seperti contohnya arsitek yang mengerti tentang desain mall yang baik akan menggunakan keahlian serta pengalamannya dalam membuat sebuah mall. Tujuan dari meminta bantuan tenaga ahli ini adalah mereka akan memberikan kita pemikiran yang jelas mulai dari proses desain awal hingga mall dibuka.

Lombok Epicentrum Mall karya MTA (Sumber: arsitag.com)

Lombok Epicentrum Mall karya MTA (Sumber: arsitag.com)

Konsep yang jelas

Konsep yang jelas sangat penting saat ingin membuat mall. Sebelum mulai membangun Anda sebaiknya melakukan survey terlebih dahulu. Seperti kondisi lahan, ukuran lahan, apa harapan pelanggan yang ingin Anda capai, dan apakah mall ini berdiri sendiri atau termasuk ke dalam konsep bangunan mixed-use. Semua hasil survey ini akan berguna untuk menentukan desain, ukuran mall atau bahkan penempatannya.

Arsitek memegang peran paling penting dalam pembuatan desain mall. Oleh karena itu, sangat penting untuk Anda mengkomunikasikan harapan desain Anda dengan arsitek. Bahkan, bila Anda masih bingung dengan konsep yang mau Anda usung, arsitek akan dapat membantu Anda dalam memformulasikan konsep tersebut. Ini termasuk salah satu keahlian arsitek yang hampir selalu dilakukan dalam setiap proyek.

The Park Mall Waterpark Bali karya Parametr Architecture (Sumber: arsitag.com)

The Park Mall Waterpark Bali karya Parametr Architecture (Sumber: arsitag.com)

Memilih arsitek yang sesuai

Pastikan arsitek yang Anda pilih untuk proyek mall adalah seseorang yang tidak hanya memiliki pemahaman mendalam mengenai arsitektur ritel, tetapi juga harus paham mengenai tren pasar, kebiasaan belanja masyarakat, dan lainnya. Berhati-hatilah dalam proses pemilihan arsitek, karena arsitek adalah orang yang bertanggung jawab dengan proyek Anda dari awal hingga selesai.

The Park Mall Waterpark Bali karya Parametr Architecture (Sumber: arsitag.com)

The Park Mall Waterpark Bali karya Parametr Architecture (Sumber: arsitag.com)

Selanjutnya, apa saja sih yang seharusnya ada pada sebuah mall modern?

  1. Adanya pusat perbelanjaan  pakaian, kebutuhan rumah tangga, retail, dan lain-lain
  2. Tersedianya parkir yang luas
  3. Cafetaria, Food court, pusat makanan
  4. Pusat permainan anak-anak
  5. Entertainment  semacam bioskop, bar, karaoke, dan lain-lain
  6. Book store
  7. Ruang utilitas bangunan, mechanical & electrical.

Grand Indonesia Shopping Mall, Jakarta (Sumber: www.easybook.com)

Grand Indonesia Shopping Mall, Jakarta (Sumber: www.easybook.com)

Contoh Mall di Jakarta

1. Grand Indonesia Shopping Town

Mall yang terletak di kawasan MH. Thamrin, Jakarta Pusat ini, memiliki konsep “Integrated Superblock” yang terdiri dari hotel, tower dan rencananya juga akan membangun basement yang menghubungkannya dengan pusat perbelanjaan di sebelahnya yaitu Plaza Indonesia.

Mall ini adalah rajanya merek-merek terkenal seperti Cartier, Vera Wang, Hermes, Louis Vouiton dan lainnya yang menandakan bahwa mall ini berkelas. Mall ini memiliki luas 640.000 m2.

Interior Pondok Indah Mall (Sumber: iluvmafuckinglife.wordpress.com)

Interior Pondok Indah Mall (Sumber: iluvmafuckinglife.wordpress.com)

2. Mall Pondok Indah

Pondok Indah Mall atau yang lebih sering disebut PIM adalah salah satu pusat perbelanjaan dan hiburan di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Mall ini adalah salah satu mall pertama di Jakarta yang dibangun pada tahun 1991 dan pembangunannya juga memunculkan tren pembangunan mall di Jakarta. Segmen dari mall ini adalah golongan menengah atas dan para ekspatriat yang tinggal di kawasan Pondok Indah dan sekitarnya.

Untuk Anda yang sedang mencari jasa arsitek untuk suatu proyek atau ingin mencari inspirasi desain, kunjungi Arsitag.com

Sumber:

http://retail.economictimes.indiatimes.com

http://aguscwid.com

Baca juga:

Inspirasi Desain Bar Dan Klub Malam

Kawasan Central Business District (CBD)

AUTHOR

Shabrina Alfari

Shasa lahir di Jakarta 9 April 1994. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2016, Shasa mengambil jurusan Bahasa dan Studi Jerman. Dia sangat suka membaca tentang apa saja, dari novel, fiksi, penyair dan lain-lain. Setelah lulus, Shasa suka menulis tentang berbagai topik dan sekarang bekerja sebagai Content Writer.