Rumah FLPP

Rumah FLPP | Foto artikel Arsitag

FLPP merupakan singkatan dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan. FLPP merupakan program besutan pemerintah untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah supaya bisa mengakses kredit kepemilikan rumah (KPR). Program ini dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

KPR Sejahtera FLPP memiliki suku bunga yang rendah serta cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit. KPR ini terdiri dari KPR Sejahtera Tapak untuk pembelian rumah Tapak dan KPR Sejahtera Susun untuk pembelian rumah susun. Harga dari perumahan bersubsidi ini dibatasi oleh pemerintah. Tidak hanya itu, pembeli pun dibatasi dengan melihat penghasilan konsumen.

Rumah FLPPPerumahan Artomoro karya Axis Citra Pama (Sumber: arsitag.com)

Keunggulan Rumah FLPP

  • Suku bunga 7,25 % fixed sepanjang jangka waktu kredit
  • Proses cepat dan mudah
  • Uang muka dan biaya proses sangat ringan
  • Cicilan sangat ringan
  • Jangka waktu sangat flexible s.d. 15 tahun
  • Perlindungan asuransi jiwa dan asuransi kebakaran
  • Memiliki jaringan kerjasama yang luas dengan developer di seluruh wilayah indonesia

Persyaratan PemohonKawasan rumah FLPP (Sumber: reg5.perumnas.co.id)

Persyaratan Pemohon

  • WNI dan berdomisili di Indonesia
  • Telah berusia 21 tahun atau telah menikah
  • Belum pernah memiliki rumah/hunian
  • Belum pernah menerima subsidi perumahan
  • Termasuk dalam kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memiliki Pekerjaan dan Penghasilan Tetap sebagai pegawai tetap/wiraswasta/profesional dengan masa kerja/usaha minimal 1 tahun
  • Memiliki penghasilan pokok maksimal Rp. 3,5 juta per bulan untuk KPR Sejahtera Tapak dan maksimal Rp. 5,5 juta untuk KPR Sejahtera Susun
  • Memiliki NPWP Pribadi

Rumah bersubsidi mempunyai fixed KPR yang tetap, artinya jika terjadi inflasi atau perekonomian sedang buruk, KPR tetap akan sama. Rumah bersubsidi hanya untuk yang bergaji maksimal Rp 3.500.000 sebulan. Jika gaji di atas itu, KPR secara otomatis akan ditolak oleh bank.Proses pembangunan kompleks rumah bersubsidi (Sumber: hargaroemah.blogspot.co.id)

Rumah bersubsidi mempunyai fixed KPR yang tetap, artinya jika terjadi inflasi atau perekonomian sedang buruk, KPR tetap akan sama. Rumah bersubsidi hanya untuk yang bergaji maksimal Rp 3.500.000 sebulan. Jika gaji di atas itu, KPR secara otomatis akan ditolak oleh bank.

Rumah subsidi umumnya adalah tipe 29/60 seharga Rp 126 juta atau tipe 27/60 seharga Rp 120 juta, tetapi ini fluktuatif dan dapat berubah kapan saja. Perbedaan keduanya hanya pada model dan luas lahan saja. Rata-rata rumah subsidi mempunyai 2 kamar tidur dengan 1 kamar mandi. Namun, tetap ada halaman depan dan halaman belakang.Contoh rumah bersubsidi (Sumber: rumahdijual.com)

Rumah subsidi umumnya adalah tipe 29/60 seharga Rp 126 juta atau tipe 27/60 seharga Rp 120 juta, tetapi ini fluktuatif dan dapat berubah kapan saja. Perbedaan keduanya hanya pada model dan luas lahan saja. Rata-rata rumah subsidi mempunyai 2 kamar tidur dengan 1 kamar mandi. Namun, tetap ada halaman depan dan halaman belakang.

Rumah subsidi dirancang sedemikian rupa agar mudah untuk direnovasi sebab pada umumnya pemilik akan mempunyai uang lebih di kemudian hari dan ingin memperlebar atau menambah bangunan. Maka, jangan kaget jika rumah subsidi terkesan ringkih karena memang mudah untuk dibongkar.Rumah subsidi (Sumber: kredit-rumahbekasi.blogspot.co.id)

Rumah subsidi dirancang sedemikian rupa agar mudah untuk direnovasi sebab pada umumnya pemilik akan mempunyai uang lebih di kemudian hari dan ingin memperlebar atau menambah bangunan. Maka, jangan kaget jika rumah subsidi terkesan ringkih karena memang mudah untuk dibongkar.

Rumah subsidi hanya dibangun oleh pengembang yang ditunjuk oleh pemerintah, artinya tidak diperjual belikan secara bebas. Jadi, perlu hati-hati jika menemukan rumah subdisi yang dijual oleh perseorangan. Rumah subsidi juga tidak boleh disewakan maupun over kredit dalam lima tahun.

Sumber:

http://reg5.perumnas.co.id/flpp/

http://www.everybodygoesblog.com

AUTHOR

Shabrina Alfari

Shasa lahir di Jakarta 9 April 1994. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2016, Shasa mengambil jurusan Bahasa dan Studi Jerman. Dia sangat suka membaca tentang apa saja, dari novel, fiksi, penyair dan lain-lain. Setelah lulus, Shasa suka menulis tentang berbagai topik dan sekarang bekerja sebagai Content Writer.