3 Cara Cerdik Menyiasati Kabinet

3 Cara Cerdik Menyiasati Kabinet | Foto artikel Arsitag
Cover: Dapur bergaya retro dengan aksen geometris pada rak dinding (sumber: home-designing.com)

Sebagai tempat penyimpanan atau pun sebagai pemisah ruang, kabinet/rak harus menyatu dengan ruang dan meningkatkan kualitas estetika arsitektur. Kabinet yang fungsional didesain sesuai dengan kebutuhan dan dirancang untuk membuat hidup lebih efisien, sekaligus sebagai elemen estetika yang terintegrasi dengan keseluruhan arsitektur bangunan.

1. Kabinet masuk ke dalam dinding

Sebagai komponen dasar arsitektur, dinding menjadi bagian utama dalam desain. Dinding bagian dalam sebuah ruang dapat terbuat dari kabinet atau terintegrasi dengannya. Akan sangat mubazir jika dinding yang cukup luas hanya terbuat dari beton atau batu bata masif lalu diletakkan kabinet di depannya karena kebutuhan tempat penyimpanan. Lebih baik rak dinding itu berada di dalam dinding. Selain fungsional, rak dinding di dalam dinding juga menghemat ruang dan biaya.

Puri Residence karya Fine Team Desain (sumber: arsitag.com)

Puri Residence karya Fine Team Desain (sumber: arsitag.com)

Ukuran rak dinding disesuaikan dengan kebutuhan dan dimensi peralatan dapur. Rak dinding yang memenuhi dinding dapur, selain sebagai rak penyimpanan, juga berperan sebagai elemen arsitektur. Permainan garis horizontal dan vertikal memberikan kesan minimalis. Pengaplikasian bahan pintu yang licin dan glowy mencerahkan ruang. Pantulan cahaya dan bayangan menambah kesan luas pada ruang.

Rak dan sofa pada dinding karya StudioLAB, LLC (sumber: houzz.com)

Rak dan sofa pada dinding karya StudioLAB, LLC (sumber: houzz.com)

Dinding menjadi lebih tebal dari biasanya karena rak dan sofa disisipkan ke dalam dinding.  Rak dinding menampung berbagai fungsi, sebagai rak penyimpanan untuk ruang keluarga dan ruang makan, rak multimedia untuk ruang keluarga, dan sofa untuk ruang makan.

Urutkan perletakan rak dinding sesuai aliran ruang. Kelompokkan fungsi pada satu dinding dan satukan semua kebutuhan itu dalam dinding yang terancang, terintegrasi, dan menyatu dengan baik.

Sofa Murphy Bed sebagai kabinet (sumber: bobvila.com)

Sofa Murphy Bed sebagai kabinet (sumber: bobvila.com)

Kabinet dengan murphy bed menjadi pilihan cerdik dalam menyiasati ruang. Murphy bed dengan desain seperti ini menyediakan ruang tidur, area duduk, pembatas ruang, dan rak penyimpanan. Sofa dan rak menjadi kaki ranjang saat ruang difungsikan sebagai kamar tidur.

W residence karya Erre Luce (sumber: arsitag.com)

W residence karya Erre Luce (sumber: arsitag.com)

Rak dinding pada kamar tidur bisa dimanfaatkan sebagai lemari pakaian yang tinggi dari lantai sampai langit-langit dan membatasi ruang sekaligus berfungsi sebagai kepala ranjang dan memberikan privasi untuk tempat tidur.

2. Rak sebagai elemen arsitektural

Berbagai inovasi yang mengagumkan dapat ditampilkan dari desain rak sebagai elemen arsitektural yang estetis dan fungsional.

Rak buku di bawah tangga (sumber: emaudesign.com)
Rak buku di bawah tangga (sumber: emaudesign.com)

Ruang di bawah tangga yang bentuknya unik dan cukup luas menjadi tempat strategis untuk meletakkan rak dengan berbagai desain inovatif. Ini tidak hanya menjadi faktor estetika yang fungsional, namun juga merupakan cara cerdik dalam pemanfaatan ruang. 

Rak sebagai anak tangga (sumber: weburbanist.com)

Rak sebagai anak tangga (sumber: weburbanist.com)

Rak penyimpanan wine di bawah tangga (sumber: decoist.com)

Rak penyimpanan wine di bawah tangga (sumber: decoist.com)

Rak wine secara cerdik memanfaatkan ruang di bawah tangga yang cukup luas dan dan dalam untuk melindungi koleksi wine yang mudah pecah.

Bare Minimalist  karya RAW Architecture (sumber: arsitag.com)

Bare Minimalist  karya RAW Architecture (sumber: arsitag.com)

Rak terbuat dari kayu yang mengekspos urat kayu memberi kesan alamiah yang nyaman pada dinding. Rak ini berfungsi ganda. Sebagai rak pajang dan pintu menuju ruang di bawah tangga.  

Rumah Dede Gustaman di  Bandung karya d’ Sae Architect (sumber: arsitag.com)

Rumah Dede Gustaman di  Bandung karya d’ Sae Architect (sumber: arsitag.com)

Sebagai elemen arsitektur, kabinet fungsional yang cantik, kreatif, dan unik ini sengaja didesain melayang, diberi penopang tiang baja tipis sebagai tirai dan pembatas ruang. 

Kabinet melayang yang bergaya pada ruang keluarga kontemporer (sumber: decoist.com)

Kabinet melayang yang bergaya pada ruang keluarga kontemporer (sumber: decoist.com)

Kabinet melayang menjadi elemen arsitektur yang unik dan terlihat ringan. Posisinya yang terangkat dan bebas struktur memberi kemudahan saat membersihkan ruang.

Kabinet modern pada ruang kerja karya Vittore Niolu  (sumber: decoist.com)

Kabinet modern pada ruang kerja karya Vittore Niolu  (sumber: decoist.com)

Kabinet dengan komposisi ‘Motus’ koleksi Scavolini yang didesain Vittore Niolu ini mudah diadaptasikan untuk berbagai fungsi dan desain pada berbagai dinding ruang. 

Rak boneka di dinding (sumber: home-designing.com)

Rak boneka di dinding (sumber: home-designing.com)

Pemikiran sederhana untuk menyediakan tempat bagi koleksi boneka menciptakan kreasi unik rak boneka dari jalinan tali temali. Tidak hanya fungsional, tetapi juga mempercantik dinding.

3. Pemisah Ruang

Sebagai pemisah ruang , kabinet tidak hanya membatasi dan memperjelas fungsi ruang, tetapi juga sebagai penyatu dan pembatas pandangan.

Dinding sistem Versatile (sumber: decoist.com)

Dinding sistem Versatile (sumber: decoist.com)

Beberapa bagian kabinet diberi tutup sebagai pembatas pandangan dan elemen keseimbangan geometris serta sebagai perletakan barang-barang penting.

Kabinet di antara dapur dan ruang keluarga (sumber: bhg.com)

Kabinet di antara dapur dan ruang keluarga (sumber: bhg.com)

Tidak hanya sebagai pemisah ruang, kabinet dapur ini menyediakan kebutuhan untuk dua ruang, ruang dapur dan ruang keluarga.

Kabinet pemisah tinggi setengah ruang (sumber: thriftydecorchick.com)

Kabinet pemisah tinggi setengah ruang (sumber: thriftydecorchick.com)

Kabinet pemisah ruang tidak perlu memenuhi seluruh tinggi ruang. Cukup setengah dari tinggi ruang, kabinet ini sudah bisa dirasakan sebagai pembatas ruang. Kabinet setinggi ini memberikan kesan open-plan yang lebih luas dengan pembagian ruang yang jelas.  

Kabinet yang bisa bergerak (sumber: gnibo.com on pinterest)

Kabinet yang bisa bergerak (sumber: gnibo.com on pinterest)

Kabinet ini bisa berfungsi sebagai pembatas ruang sebagian maupun pembatas ruang keseluruhan dan menutup ruang ‘rahasia’ di belakangnya.

Kabinet sebagai perpustakaan di rumah setinggi dinding 2 lantai (sumber : decoist.com)

Kabinet sebagai perpustakaan di rumah setinggi dinding 2 lantai (sumber : decoist.com)

Kabinet menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari desain ruang. Setiap ruang pasti membutuhkan kabinet.  Rancanglah kabinet yang multifungsi pada dinding, di bawah tangga, pada pembatas ruang, bahkan pada pintu. Desainlah agar kabinet fungsional dan meningkatkan kualitas arsitektural ruang. 

AUTHOR

Joyce Meilanita

Joyce Meilanita adalah satu-satunya mahasiswa Arsitektur'95 Institut Teknologi Indonesia yang lulus di tahun 1999. Pernah magang dalam Jadena Project PT. Schering Jerman-Indonesia di tahun 1998. Penyuka aljabar ini aktif mengajar bimbel sejak 1988 dan telah membuat 420 soal untuk ujian masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ia juga sudah menerjemahkan 41 dokumen berbahasa Inggris untuk Tung Desem Waringin. Kecintaan akan dunia arsitektur menyemangatinya untuk terus membagi dan memperluas wawasan serta pengetahuannya lewat berbagai artikel yang ditulisnya untuk arsitag.com. "Always trying to do my best in God's will n bless" itulah motto hidupnya.