Desain Supermarket Blibli Mart dengan Gaya Industrial Minimalis yang Kekinian

Desain Supermarket Blibli Mart dengan Gaya Industrial Minimalis yang Kekinian | Foto artikel Arsitag

Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com

Pasti Anda sudah sangat familiar dengan supermarket. Beberapa minggu sekali mungkin Anda harus mendatangi tempat ini untuk membeli berbagai kebutuhan sehari-hari. Namun, faktor apa sih yang membuat Anda kerap mendatangi suatu supermarket? Apakah itu kelengkapan barangnya, kebersihannya, atau desain supermarket-nya?

Biasanya, supermarket dapat ditemukan di sebuah mal atau berada dekat dengan suatu wilayah hunian dan memiliki akses yang mudah. Dibandingkan pasar tradisional, supermarket dianggap lebih bersih, nyaman, memiliki halaman parkir yang luas, dan biasanya dilengkapi dengan pencahayaan yang baik serta pendingin ruangan.

Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com

Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com
 

Meskipun saat ini sudah banyak bermunculan online shopping yang memudahkan Anda untuk belanja kapan dan di mana saja tanpa harus datang ke tempat, nyatanya masih banyak juga orang yang lebih senang untuk datang langsung dan memilih sendiri barang keperluannya. Seperti Blibli Mart, sebuah toko offline dari e-commerce Blibli hasil kerja sama dengan Nielsen.

Desain Blibli Mart dirancang dengan keunikan tersendiri yang berbeda dengan supermarket lain pada umumnya. Mau tahu seperti apa desainnya? Dijamin, Anda akan betah dan nyaman selama berbelanja di sini.

1. Tidak memiliki kasir
Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com

Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com
 

Kesan modern sangat terasa dari supermarketoffline Blibli ini yang dilengkapi dengan teknologi digital. Blibli Mart tidak memiliki kasir dan pembayarannya dilakukan secara cashless (nontunai). Mirip seperti saat Anda belanja secara online bukan? Artinya, pengunjung atau pembeli tidak dapat menggunakan uang tunai sebagai alat transaksi. Penggunaan mesin digital ini pun dapat membantu operasional supermarket lho. Tak perlu ada banyak kasir yang harus berdiri berlama-lama untuk menghitung semua belanjaan dari tiap pengunjung.
 

Baca juga: Desain Toko Kopi Tuku yang Mengundang untuk Sering-sering Mampir
 

2. Area terbuka yang luas
Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com

Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com
 

Ruang terbuka luas tanpa sekat pada supermarket industrial Blibli Mart, memberikan kesan luas yang tak terbatas. Trik ini pun membuat ruangan terlihat lebih terang dan sejuk. Walaupun tetap menggunakan dinding yang memisahkan ruangan, Blibli Mart lebih banyak menggunakan rak atau area duduk sebagai sekat ruangan.

3. Dinding dan lantai khas industrial
Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com

Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com
 

Ini dia ciri khas yang paling terlihat pada desain industrial, yaitu tampilan dinding yang memiliki kesan tidak diselesaikan. Dinding supermarket Blibli Mart sengaja dibiarkan apa adanya tanpa polesan cat atau tanpa plesteran. Dinding berwarna abu-abu ini pun mampu menampilkan suasana interior yang sejuk di dalam desain toko industrial.

Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com

Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com
 

Tak hanya pada dinding, lantai supermarket pun didesain dengan elemen natural menggunakan kayu. Penggunaan lantai kayu ini menampilkan kesan lantai yang kokoh, raw, serta alami yang menyempurnakan desain industrial.

4. Atap terbuka dengan langit-langit struktural
Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com

Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com
 

Satu lagi ciri khas dari desain industrial, adalah elemen struktural dan mekanikal yang terbuka. Hal ini pun terlihat pada desain Blibli Mart yang memperlihatkan pipa-pipa dan kerangka balok di langit-langit yang tampak jelas. Elemen struktural ini justru menjadi satu hal yang sangat unik dan menarik dalam penataan interior supermarket modern ini. Agar tidak terkesan sumpek dan berantakan, ukuran langit-langit pun dibuat tinggi sehingga tetap terasa luas.
 

Baca juga: Desain Interior Coworking Space Dilengkapi Kafe Kekinian untuk Milenial Kreatif Super Produktif
 

5. Perpaduan pas antara beton, metal, dan kayu
Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com

Desain minimarket Blibli Mart, karya AT-LARS (project architect) dan Local Interior Bureau (kolaborator), via arsitag.com
 

Blibli Mart memadukan desain industrial minimalis dengan sangat apik dan modern. Perpaduan antara kayu yang alami, dinding beton yang polos, dan rak metal membuat keseluruhan tampilan supermarket sangat unik dan rapi.

Tak hanya pada elemen utamanya, elemen pendukung seperti meja dan kursi makan, serta kursi tunggu yang ada di sekitar area belanja juga menggunakan material alami yang khas. Selain itu, beberapa tambahan mural kekinian di dinding juga menjadikan supermarket ini terlihat semakin kekinian.

AUTHOR

Shabrina Alfari

Shasa lahir di Jakarta 9 April 1994. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2016, Shasa mengambil jurusan Bahasa dan Studi Jerman. Dia sangat suka membaca tentang apa saja, dari novel, fiksi, penyair dan lain-lain. Setelah lulus, Shasa suka menulis tentang berbagai topik dan sekarang bekerja sebagai Content Writer.