R+E House: Hunian Urban Minimalis Modern dengan Konsep Interlocking Space

R+E House: Hunian Urban Minimalis Modern dengan Konsep Interlocking Space | Foto artikel Arsitag

Cover : Konsep “interlocking space” pada desain R+E House karya DP+HS Architects di Jakarta Barat (Sumber: arsitag.com)
 

Sebuah hunian yang terancang dengan baik akan memperlihatkan kesatuan antar ruang yang saling terikat dengan aliran ruang yang nyaman. Keberadaan setiap ruang saling melengkapi dan saling terpaut sambil tetap mempertahankan identitas dan fungsinya masing-masing. Ruang-ruang yang saling terpaut namun tetap dapat mengembangkan integritasnya dikenal dengan istilah “interlocking space”.

Merancang interlocking space seperti bermain tetris dengan susunan balok-balok kayu balsa yang mudah dibentuk agar saling mengikat dan berpadu harmonis, saling melengkapi fungsi tiap ruang. DP+HS Architects berhasil merancang R+E House hunian urban minimalis modern dengan konsep interlocking space untuk memberikan kenyamanan maksimal dan fungsi optimal bagi penghuninya. Mari kita intip penerapan konsep interlocking space yang keren ini!

Eksterior R+E House dengan konsep urban minimalis modern (Sumber: arsitag.com)Eksterior R+E House dengan konsep urban minimalis modern (Sumber: arsitag.com)

 

Keluarga muda dengan dua orang anak yang masih kecil membutuhkan sebuah hunian tempat mereka melakukan berbagai aktivitas bersama yang saling terkait. Orangtua harus dapat dengan mudah menjaga anak-anak mereka sambil tetap melakukan aktivitas masing-masing. Anak-anak yang masih kecil dan senantiasa butuh pengawasan, melahirkan ruang-ruang yang saling terhubung dengan keleluasaan akses view dan sirkulasi antar ruang.

Ketika keluarga ini membangun rumah baru yang lebih luas, kebiasaan, kenyamanan, dan keterikatan ini telah mendarah daging, dan ingin diterapkan dalam rumah baru mereka. Rumah baru R+E House berada di kawasan perumahan di Jakarta Barat, menempati lahan seluas 300 m2. Setiap ruang dan elemen di dalamnya sangat memperhatikan kegiatan sehari-hari setiap anggota keluarga.
Home Sweet Home, rumah yang nyaman, tempat keluarga berkumpul (Sumber: arsitag.com)

 

Ketika keluarga ini membangun rumah baru yang lebih luas, kebiasaan, kenyamanan, dan keterikatan ini telah mendarah daging, dan ingin diterapkan dalam rumah baru mereka. Rumah baru R+E House berada di kawasan perumahan di Jakarta Barat, menempati lahan seluas 300 m2. Setiap ruang dan elemen di dalamnya sangat memperhatikan kegiatan sehari-hari setiap anggota keluarga.

View yang leluasa dari lantai atas ke lantai di bawahnya (Sumber: arsitag.com)View yang leluasa dari lantai atas ke lantai di bawahnya (Sumber: arsitag.com)

 

Don Pieto dan Henny Suwandi dari DP+HS Architects menerapkan konsep interlocking space untuk menghubungkan berbagai kegiatan antar ruang. Konsep interlocking space sangat tepat dalam mewadahi kebutuhan keluarga ini di tengah-tengah kesibukan kehidupan perkotaan, menciptakan hunian urban minimalis modern yang nyaman.

Tautan massa ruang menciptakan desain interlocking space yang saling menyatu dan melengkapi (Sumber: arsitag.com)Tautan massa ruang menciptakan desain interlocking space yang saling menyatu dan melengkapi (Sumber: arsitag.com)

 

Konsep dasarnya adalah menciptakan ruang-ruang yang leluasa dan saling terhubung. Ruang keluarga, ruang makan, dan pantry, hingga halaman belakang, semuanya saling terhubung, saling melengkapi, saling terawasi, dan mengalir dengan nyaman.

‘Kotak melayang’ di atas ruang makan berfungsi sebagai ruang aktivitas bersama dengan bukaan yang besar, untuk mempertahankan hubungan antar ruang vertikal. Bentuk kotak geometris serta garis horizontal dan vertikal mendominasi desain R+E House.

Tangga minimalis, garis-garis horizontal pada granit dinding, garis vertikal pada kusen jendela, hingga detail plafond memperkuat tampilan minimalis modern. Penyatuan beberapa bentuk massa yang saling terpaut menampilkan konsep “interlocking space” dengan jelas, fungsional, optimal, estetis, dan elegan.

Kamar tidur urban minimalis modern yang nyaman (Sumber: arsitag.com)Kamar tidur urban minimalis modern yang nyaman (Sumber: arsitag.com)

 

Kamar tidur utama terletak di sisi lain rumah, juga menghadap langsung ke void ruang keluarga, agar orangtua dapat mengawasi anak-anak ketika mereka bermain di ruang keluarga dan ruang aktivitas. Desain interior kamar tidur lebih cozy dengan warna netral putih dan coklat yang menjadikannya semakin dekat dengan alam, ditambah lain keberadaan tanaman pelengkap interior.

Dinding ekspos bata putih menghiasi ruang keluarga sebagai pusat penghubung antar ruang (Sumber: arsitag.com)Dinding ekspos bata putih menghiasi ruang keluarga sebagai pusat penghubung antar ruang (Sumber: arsitag.com)

 

Ruang keluarga menjadi area pusat penghubung antar ruang, yang menghubungkan ruang vertikal dan ruang horizontal, yang berbeda ketinggian dan kegiatan.

Kaca besar yang tinggi dan menghadap jalan utama menjadi partisi yang menerangi keseluruhan ruang. Bukaan di bagian bawah menjadi area untuk mengalirkan udara panas keluar dari ruang dan memicu sistem ventilasi silang. Bahan finishing yang berbeda digunakan pada setiap ruang untuk mendefinisikan karakter dan fungsi spesifik setiap ruang.

Desain interior ruang keluarga menampilkan kesan simple, elegan, dan kasual dengan dekorasi minimal dan dinding ekspos bata yang dicat putih, melambangkan ruang tempat berkumpul semua aktivitas, sekaligus untuk menerangi ruang.

Eksterior R+E House di malam hari (Sumber: arsitag.com)Eksterior R+E House di malam hari (Sumber: arsitag.com)

 

Konsep interlocking space sangat unik. Secara konsep ruang, interlocking space harus mampu berdiri sendiri, menunjukkan jati diri, karakter, dan fungsinya dengan jelas. Secara konsep massa, hunian dengan konsep interlocking space saling terpaut dan saling melengkapi, namun juga harus mampu menunjukkan kejelasan identitas tiap ruang. Apa pun konsepnya, tujuan setiap desain adalah menciptakan hunian yang paling nyaman untuk penghuninya. Mari terus berkarya dan menciptakan desain-desain terbaik!

AUTHOR

Joyce Meilanita

Joyce Meilanita adalah satu-satunya mahasiswa Arsitektur'95 Institut Teknologi Indonesia yang lulus di tahun 1999. Pernah magang dalam Jadena Project PT. Schering Jerman-Indonesia di tahun 1998. Penyuka aljabar ini aktif mengajar bimbel sejak 1988 dan telah membuat 420 soal untuk ujian masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ia juga sudah menerjemahkan 41 dokumen berbahasa Inggris untuk Tung Desem Waringin. Kecintaan akan dunia arsitektur menyemangatinya untuk terus membagi dan memperluas wawasan serta pengetahuannya lewat berbagai artikel yang ditulisnya untuk arsitag.com. "Always trying to do my best in God's will n bless" itulah motto hidupnya.