Rumah Sehat Anti Ribet? Kenapa Tidak!

Rumah Sehat Anti Ribet? Kenapa Tidak! | Foto artikel Arsitag

Parkdale House Balwyn, karya R Architecture, via unsplash.com

Hidup sehat merupakan impian setiap orang. Terutama di masa pandemi seperti saat ini, memelihara kesehatan menjadi hal yang sangat penting. Keadaan lingkungan rumah tinggal dapat mempengaruhi kesehatan penghuninya, baik kesehatan fisik maupun psikologis. Rumah tinggal yang nyaman dan aman akan memberikan banyak manfaat seperti memberi ketenangan, menjadi tempat perlindungan, sekaligus membangun suasana dan keharmonisan keluarga.

Berikut beberapa tips untuk merancang rumah tinggal yang sehat dan nyaman.

Sirkulasi Luas dan Nyaman
Ruang makan Parkdale House Balwyn, karya R Architecture, via unsplash.com

Ruang makan Parkdale House Balwyn, karya R Architecture, via unsplash.com
 

Dalam setiap rumah tinggal, dibutuhkan perabot yang fungsional untuk mendukung seluruh aktivitas penghuni rumah. Desain rumah sehat mempertimbangkan pula ukuran perabotan. Ukuran perabot yang terlalu besar atau jumlah perabot yang berlebihan, dapat mempengaruhi ruang gerak. Akibatnya, penghuni merasakan rumah terasa sempit dan membuat jenuh. Untuk mengatasinya, cukup optimalkan perabot yang dibutuhkan. Misalnya, gunakan meja untuk beberapa fungsi kerja, atau gunakan produk multifungsi dan compact. Hindari perabot dengan bentuk yang terlampau besar, agar tidak mempersempit sirkulasi di dalam ruang.

Pencahayaan yang Maksimal
Ruang tengah Parkdale House Balwyn, karya R Architecture, via unsplash.com

Ruang tengah Parkdale House Balwyn, karya R Architecture, via unsplash.com
 

Untuk suasana yang nyaman, tentunya keadaan pencahayaan dalam rumah harus memadai. Pencahayaan alami pada contoh rumah sehat dapat menjadi sumber pencahayaan yang melimpah di siang hari, sekaligus bermanfaat menghemat penggunaan energi listrik. Kualitas pencahayaan yang memadai dapat dicapai dengan memaksimalkan bukaan atau lubang cahaya. Cahaya matahari dapat membunuh bakteri dan mengurangi kelembapan di dalam rumah.

Untuk pencahayaan di malam hari, gunakan jenis lampu LED yang hemat energi. Gunakan warna hangat pada ruangan untuk suasana beristirahat atau bersantai. Sedangkan, untuk ruang belajar atau bekerja, gunakan warna lampu dengan tone warna yang dingin untuk meningkatkan konsentrasi.
 

Baca juga: Simpel dan Bersih! Mulai Hidup Sehat dengan Tips Desain Ini
 

Penghawaan yang Baik
Ruang keluarga Hinkler House - Glen Waverley, karya R Architecture, via unsplash.com

Ruang keluarga Hinkler House - Glen Waverley, karya R Architecture, via unsplash.com
 

Udara yang sejuk dan menyegarkan tentu akan meningkatkan kualitas kesehatan penghuni rumah. Ciri-ciri rumah sehat memanfaatkan ventilasi dengan sistem cross ventilation, agar udara segar dapat masuk dan terjadi pergantian udara di dalam rumah. Jika penghawaan di dalam rumah belum memadai, air conditioner dapat diaplikasikan dalam ruangan. Namun, penggunaan air conditioner yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan penghuni serta pemborosan energi listrik.

Manfaatkan Area Hijau atau Ruang Terbuka
Ruang terbuka Parkdale House Balwyn, karya R Architecture, via unsplash.com

Ruang terbuka Parkdale House Balwyn, karya R Architecture, via unsplash.com
 

Area hijau atau ruang terbuka dapat membangun suasana baru dan segar di dalam rumah. Ruang terbuka akan membantu pengaturan sirkulasi udara, suhu, dan kelembapan udara. Tanaman hijau dapat meningkatkan kualitas udara karena akan memproduksi oksigen serta menyaring udara yang kotor, sehingga kualitas udara akan semakin membaik. Selain itu, area hijau atau ruang terbuka dapat mengurangi stres penghuninya. Apabila rumah tidak memiliki area hijau atau ruang terbuka, Anda bisa meletakkan beberapa tanaman hijau di dalam rumah atau memanfaatkan vertical garden di dalam ruangan.

Gunakan Material yang aman
Dapur Parkdale House Balwyn, karya R Architecture, via unsplash.com

Dapur Parkdale House Balwyn, karya R Architecture, via unsplash.com
 

Pemilihan material pun dapat mempengaruhi kondisi kesehatan penghuni. Hindari material yang mengandung zat-zat berbahaya seperti asbes, cat sintetis, politur, melamin, dan sebagainya. Apabila finishing perabot ataupun interior rumah tinggal baru saja dilakukan, sebaiknya tidak ditinggali terlebih dahulu selama beberapa waktu agar kandungan bahan kimia pada finishing tidak mempengaruhi kesehatan penghuni yang mencium aromanya. Ventilasi udara juga turut berperan penting untuk mempercepat proses penghilangan bau dari finishing atau material tersebut.

Pemilihan Warna untuk Interior Rumah
Ruang keluarga Hinkler House - Glen Waverley, karya R Architecture, via unsplash.com

Ruang keluarga Hinkler House - Glen Waverley, karya R Architecture, via unsplash.com
 

Dalam ilmu psikologis, warna berperan dalam mempengaruhi keadaan psikologis penghuni rumah. Warna netral dan terang akan memberi kesan yang nyaman bagi indra penglihatan. Sementara,  warna putih atau cream cocok untuk dinding dan plafon rumah dengan luasan kecil untuk menampilkan kesan luas. Kemudian, warna mencolok dapat digunakan sebagai aksen, misalnya biru muda yang memberi kesan tenang. Namun, hindari beberapa warna untuk interior rumah, seperti warna merah yang dapat menyebabkan mata menjadi lelah.
 

Baca juga: Manfaat Penting Pencahayaan Alami untuk Rumah yang Perlu Anda Ketahui
 

Perawatan Rumah
Kamar tidur Hinkler House - Glen Waverley, karya R Architecture, via unsplash.com

Kamar tidur Hinkler House - Glen Waverley, karya R Architecture, via unsplash.com
 

Langkah terakhir adalah adanya kesadaran dari setiap penghuni rumahnya untuk merawat kebersihan dan kualitas lingkungan rumah tinggal agar tetap maksimal dan bersih. Tentu saja, rumah tinggal didesain sebaik mungkin untuk kepentingan dan kebutuhan penghuninya. Namun, bila penghuni tidak memiliki kesadaran untuk merawat kondisi rumah, akan banyak kerugian yang didapatkan. Perabot dan elemen interior tidak akan bertahan lama serta biaya untuk perbaikan akan membebani penghuni rumah.

Nah, itulah 7 tips mudah yang dapat dilakukan untuk mendesain rumah tinggal yang sehat. Selamat mencoba!

AUTHOR

Fanny Natasia Gunawan

Fanny Natasia Gunawan adalah penulis tamu yang mengirimkan artikel ke Arsitag. Fanny saat ini menjadi mahasiswa program studi Desain Interior di Universitas Kristen Petra, Surabaya. Fanny memiliki ketertarikan dalam bidang seni, terutama dalam perancangan interior rumah tinggal.