Suka Style Interior Vintage? Aplikasikan Ini pada Interior Rumah Kamu

Suka Style Interior Vintage? Aplikasikan Ini pada Interior Rumah Kamu | Foto artikel Arsitag

Interior vintage, foto oleh Jonathan Stout, via Unsplash
 

Kalau Anda punya keinginan untuk membuat suasana rumah menjadi bergaya vintage, ternyata caranya mudah dan tidak rumit. Namun, sudah tahukah Anda apa sih sebenarnya arti kata vintage? Simak dulu apa arti dari kata vintage menurut beberapa tokoh ini.

Menurut Luthfi Hasan, desainer interior pendiri label Jakarta Vintage 2012 dan penggemar koleksi furniture vintage, sesuatu disebut vintage apabila benda tersebut telah melewati beberapa waktu dan berumur 100 tahun lebih tua dari sekarang (1900-1970).

Menurut Emily Chalmer, seorang interior designer and stylist yang berasal dari New York dan pemilik butik Caravan Style, dalam vintage style orang banyak bernostalgia mengenang sesuatu hal yang berkaitan dengan tahun 1900-1980 sehingga mengesankan hal yang kuno.

Menurut Katherine Sorrell, seorang penulis dan editor majalah mengenai home design, vintage merupakan gaya yang berada pada tahun 1800-2000 yaitu Edwardian, Georgian, Victorian, ArtDeco, 1950s, 1960s, 1970s, Contemporer, dengan perpaduan EnglishCountry, AmericanShaker, Scandivanian, dan Ethnic.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan, vintage merupakan sesuatu yang kuno yang berada 100 tahun lebih tua dari sekarang, (1900-2000) sehingga orang dapat merasakan suasana nostalgia ketika melihatnya.

Periode gaya vintage dimulai sekitar gaya Victorian, Art and Craft, Art Noveau, Edwardian, American Beaux Arts, Art Deco, De Stijl, Bauhaus, Modern, Industrial Design, International Style, Mid-Twentieth Century, Beyond Modern, Space Age, Pop Movement, Hi-tech, dan Postmodern.

Menurut buku The Vintage House Book Classic American Homes 1880-1980, gaya vintage dapat dilihat dari elemen berikut:

1. Lantai, Dinding, dan Plafon
Lantai dengan motif, foto oleh Csongor Schmutc, via Unsplash

Lantai dengan motif, foto oleh Csongor Schmutc, via Unsplash
 

Interior vintage bisa menggunakan lantai kayu atau papan kayu unfinished yang dilapisi karpet berbentuk oval atau persegi, mosaic, tile bemotif, atau lantai dengan permainan warna. Ada yang disusun posisi belah ketupat maupun menggunakan vinyl. Di beberapa tempat, desain rumah vintage juga menggunakan leveling lantai, seperti pada bagian main entrance.

Jendela dengan serambi bersebelahan, foto oleh Umberto, via Unsplash

Jendela dengan serambi bersebelahan, foto olehUmberto, via Unsplash
 

Jendela vintage dapat menggunakan kaca patri yaitu kaca hias dari susunan beberapa warna. Jendela juga dapat tersusun dari dua bukaan dengan serambi bersebelahan.

Dinding interior vintage bisa menggunakan material papan kayu unfinished yang disusun secara horizontal maupun vertikal, white tile blocks, plester semen, tile dekoratif, wallpaper floral, dan material alam seperti kayu dan batu bata.

Plafon datar, foto oleh Perry Merrity II, via Unsplash

Plafon datar, foto olehPerry Merrity II, via Unsplash
 

Plafon untuk interior vintage biasaya cukup tinggi; dapat berupa plafon datar, runcing, maupun plafon terbuka sehingga meperlihatkan struktur bangunan. Pada plafon datar, biasanya terdapat motif garis vertikal atau horizontal sebagai rangka atau ornamen lengkung, maupun hiasan yang terbuat dari lukisan tangan. Ada juga plafon yang menggunakan papan kayu unfinishing yang disusun secara vertikal.
 

Baca juga: Renovasi Interior Apartemen dengan Sentuhan Vintage Kontemporer
 

2. Furniture dan Dekorasi
Furniture kayu gaya vintage, foto oleh Constantin Panagopoulos, via Unsplash

Furniture kayu gaya vintage, foto olehConstantin Panagopoulos, via Unsplash
 

Furniture yang digunakan dalam interior vintage kebanyakan merupakan furniture dengan material utama kayu unfinished, namun ada material lain seperti metal. Built-in furniture sangat banyak digunakan.

Ada juga furniture yang memiliki beberapa ornamen maupun ukiran berbentuk lengkung atau floral yang menjadikannya sebagai daya tarik. Ada juga furniture yang merupakan hasil art and crafts, seperti kursi anyaman maupun meja dari tanah liat.

Dekorasi vintage, foto oleh Jazmin Quaynor, via Unsplash

Dekorasi vintage, foto oleh Jazmin Quaynor, via Unsplash
 

Dekorasi yang digunakan dalam interior vintage biasanya merupakan benda-benda kuno maupun antik yang merupakan peninggalan zaman dulu, seperti mesin ketik dan grandfather clock. Ada juga piring yang dijadikan hiasan dinding.

3. Pencahayaan
Pencahayaan alami dari jendela, foto oleh Julian Hochgesang, via Unsplash

Pencahayaan alami dari jendela, foto oleh Julian Hochgesang, via Unsplash
 

Pencahayaan yang digunakan dalam interior vintage cenderung remang dan berwarna warm. Lampu yang digunakan merupakan lampu minyak dengan ornamen pada bagian luarnya. Bohlam lampu digunakan pada lampu gantung, wall lamp, table lamp, dan standinglamp.
 

Baca juga: Inspirasi Desain Dapur Shabby Chic yang Bernuansa Vintage Nan Cantik
 

4. Warna

Penggunaan warna-warna terang dan pastel banyak digunakan, seperti warna merah, biru, kuning, dan hijau. Warna natural yaitu warna cokelat seperti cokelat kayu dan cokelat bambu juga sangat banyak digunakan, terutama untuk furniture. Penggunaan warna monokrom yaitu putih, abu-abu, dan hitam yang juga sangat banyak digunakan pada interior ruangan.

Dari beberapa hal mengenai pengaplikasian gaya vintage pada interior rumah yang sudah dibahas di atas, Anda bisa mulai mencoba menerapkan hal yang mudah terlebih dahulu, seperti menambah dekorasi interior rumah dengan benda kuno, penerapan warna ruangan dengan warna cokelat, monokrom, warna terang dan pastel, serta penggunaan lampu yang lebih remang.

AUTHOR

Elisabeth Anggono

Elisabeth adalah penulis tamu yang mengirimkan artikel ke Arsitag. Lahir di Surabaya, 23 November 2000, Elisabeth adalah mahasiswi Desain Interior di Universitas Kristen Petra Surabaya yang sangat menyukai interior rumah maupun apartement. Selain itu, Elisabeth juga pernah magang di CV. HAVA Interior sebagai desainer interior.