Arsitektur Tradisional Thailand

Arsitektur Tradisional Thailand | Foto artikel Arsitag

Cover : Wat Benchamabophit, Marble Temple Bangkok (Sumber: www.alibaba.com)

Arsitektur Thailand adalah bagian utama dari warisan budaya Thailand yang mencerminkan tantangan untuk bertahan hidup di iklim yang ekstrim serta mencerminkan masyarakat dan keyakinan agama di Thailand. Arsitektur Thailand juga mendapatkan banyak pengaruh dari negara-negara tetangganya, yang juga telah menambah variasi pada arsitektur regionalnya dalam bentuk bangunan tradisional dan agama. Bangunan-bangunan bergaya Thailand, terutama bangunan zaman dulu, dibangun dengan konstruksi yang mempertimbangkan keberadaan alam sekitarnya.

Rumah tradisional Thailand (Sumber: pinterest.com)Rumah tradisional Thailand (Sumber: pinterest.com)

 

Bangunan dengan desain khas Thailand mengoptimalkan keberadaan sirkulasi udara melalui jendela dan dinding-dindingnya. Meski sejatinya desain khas Thailand ini bervariasi, bergantung pada masing-masing wilayah, secara umum bangunan di Thailand memiliki 3 prinsip yang sama, yakni lantai yang ditinggikan (elevated floor), atap yang bertumpuk dan membumbung tinggi ke atas, serta teras yang terbuka dan cukup luas yang berada di bagian pusat.

Rumah di Thailand terbuat dari berbagai macam kayu dan biasanya hanya dibangun dalam waktu satu hari. Panel-panel kayu biasanya dibuat di pabrik terlebih dahulu dan disatukan di lokasi oleh ahlinya. Walaupun rumah dibangun menggunakan panel kayu yang mudah untuk diubah, tetapi menata ulang rumah merupakan hal tabu untuk masyarakat Thailand.

Untuk lebih mengenal desain khas Thailand, berikut adalah beberapa aspek dasar pada desain arsitektur khas Thailand:

Lantai yang ditinggikan (Sumber: villagefarang.blogspot.co.id)Lantai yang ditinggikan (Sumber: villagefarang.blogspot.co.id)

 

Lantai yang ditinggikan

Rumah dengan lantai yang ditinggikan sekilas mengingatkan kita pada rumah-rumah tradisional di pulau Sumatra atau rumah joglo di pulau Jawa. Tujuan dari meninggikan lantai adalah untuk menghindari banjir saat musim hujan. Selain itu, pada zaman dahulu di Thailand masih terdapat banyak hutan-hutan lebat dan sering kali binatang buas masuk ke dalam rumah. Maka, untuk menangkal binatang buas masuk ke dalam rumah, dibuatlah desain lantai yang agak tinggi.

Atap khas arsitektur Thailand (Sumber: www.wikiwand.com)Atap khas arsitektur Thailand (Sumber: www.wikiwand.com)

 

Pitched roof

Model atap pitched roof dengan bentuk atap yang tinggi dan ketinggian yang curam juga mengingatkan kita akan arsitektur rumah Gadang. Pitched roof dibuat agar air hujan dapat dengan mudah turun ke bawah sehingga tidak menggenang di atas atap yang bisa berakibat fatal. Model atap seperti ini memang sangat cocok diaplikasikan pada bangunan di negara beriklim tropis dengan curah hujan tinggi seperti Thailand.

Bentuk atap pitched roof ternyata cukup bervariasi di tiap wilayah. Ada yang bentuknya menyerupai struktur sayap, ada yang menajam ke satu titik, dan ada yang menyerupai huruf V. Semua bentuk atap ini tentunya mempunyai makna tersendiri yang erat kaitannya dengan agama dan kepercayaan. Atap berbentuk sayap merupakan simbol dari keinginan manusia untuk mencapai ke surga.

Chiang Mai Lanna dengan arsitektur teras terbuka (Sumber: www.daniel-allen.net)Chiang Mai Lanna dengan arsitektur teras terbuka (Sumber: www.daniel-allen.net)

 

Teras terbuka dan luas

Luas dari teras pada bangunan khas Thailand dapat mencapai 40% dari keseluruhan luas bangunan. Teras menjadi tempat yang sangat penting karena biasa digunakan oleh masyarakat Thailand untuk mengadakan pertemuan, berbincang-bincang, atau aktifitas outdoor lainnya. Pada rumah tradisional, kamar biasanya dibuat mengelilingi teras. Daerah di sekitar teras biasanya dibiarkan terbuka agar bisa ditumbuhi pohon sebagai naungan untuk tamu yang datang. Tanaman yang dipilih biasanya adalah pohon yang berbunga atau bunga yang mengeluarkan wewangian.

Selain teras, kesan terbuka juga ditampilkan dengan penggunaan banyak ventilasi dalam ruangan. Ventilasi dibuat untuk membantu mendinginkan ruangan, mengingat Thailand memiliki cuaca yang cukup panas dengan kelembapan yang juga cukup tinggi. Banyaknya ventilasi udara membuat ruangan menjadi lebih sejuk dan sirkulasi udara dalam ruangan menjadi lebih lancar.

Rumah tradisional Thailand (Sumber: pinterest.com)Rumah tradisional Thailand (Sumber: pinterest.com)

 

Desain modular

Salah satu karakteristik desain tradisional khas Thailand adalah bentuk konstruksinya yang modular. Desain seperti ini membuat bangunan menjadi lebih mudah ‘dibongkar-pasang’ bahkan dipindahkan ke lokasi lain. Pada zaman dahulu keberadaan lahan masih cukup luas sehingga orang-orang dapat berpindah lokasi dengan mudah. Maka dari itu, sangat jarang sebuah keluarga menetap di suatu tempat yang sama selama bertahun-tahun.

Salah satu karakteristik desain tradisional khas Thailand adalah bentuk konstruksinya yang modular. Desain seperti ini membuat bangunan menjadi lebih mudah ‘dibongkar-pasang’ bahkan dipindahkan ke lokasi lain. Pada zaman dahulu keberadaan lahan masih cukup luas sehingga orang-orang dapat berpindah lokasi dengan mudah. Maka dari itu, sangat jarang sebuah keluarga menetap di suatu tempat yang sama selama bertahun-tahun.
Kuti (Sumber: en.wikipedia.org)

 

Kuti

Kuti merupakan struktur bangunan kecil yang dibangun di atas panggung, dan dirancang untuk rumah seorang biksu. Bangunan yang kecil dimaksudkan untuk membantu perjalanan spiritual seorang biksu dengan meminimalisasi penggunaan barang-barang material. Biasanya sebuah biara terdiri dari sejumlah kuti yang mengelompok di sekitar teras. Terdapat pula di dalamnya sebuah bangunan suci bernama Hor Trai, yang digunakan untuk menyimpan kitab suci.

Rumah tradisional Thailand di Siam Niramit (Sumber: www.lakadpilipinas.com)Rumah tradisional Thailand di Siam Niramit (Sumber: www.lakadpilipinas.com)

 

Bangunan tradisional Thailand saat ini

Saat ini, cukup sulit menemukan rumah di Thailand dengan arsitektur tradisional sebab banyak rumah di Thailand sudah mengadopsi unsur-unsur modern ala Barat. Namun, Anda masih bisa melihat bentuk desain rumah tradisional Thailand di Siam Niramit, sebuah teater di pusat kota Bangkok. Di sana terdapat variasi bangunan yang mewakili 4 regional Thailand, mulai dari wilayah tengah, Selatan, Timur Laut, dan Utara.

Sumber:

https://en.wikipedia.org

http://architectaria.com

AUTHOR

Shabrina Alfari

Shasa lahir di Jakarta 9 April 1994. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2016, Shasa mengambil jurusan Bahasa dan Studi Jerman. Dia sangat suka membaca tentang apa saja, dari novel, fiksi, penyair dan lain-lain. Setelah lulus, Shasa suka menulis tentang berbagai topik dan sekarang bekerja sebagai Content Writer.