Renovasi Interior Rumah Model Japandi dengan Tekstur Beton dan Kayu yang Elegan

Renovasi Interior Rumah Model Japandi dengan Tekstur Beton dan Kayu yang Elegan | Foto artikel Arsitag

Interior rumah model Japandi di Sunter, karya Felix Wibowo, via Arsitag


 

Desain interior rumah yang menggabungkan antara desain interior Jepang dan Skandinavian atau dikenal dengan Japandi semakin menjadi tren di dunia hunian. Walaupun Jepang dan Skandinavian memiliki budaya yang sangat berbeda, tetapi prinsip desain yang dianut keduanya memiliki inti yang sama. Maka dari itu, desain interior Japandi menjadi suatu konsep desain baru yang fresh dan bisa membuat ruangan terlihat lebih elegan.

Interior rumah model Japandi mengedepankan fungsionalitas, kesederhanaan, apresiasi terhadap alam dan seni, serta space-saving. Tak heran, desain ini sangat pas untuk diaplikasikan di rumah dengan luas terbatas. Seperti rumah dengan luas terbatas satu ini yang tetap terlihat lapang dan nyaman. Yuk, lihat detailnya.

Konsep Ruangan Open-Space
Konsep ruangan terbuka, karya Felix Wibowo, via Arsitag

Konsep ruangan terbuka, karya Felix Wibowo, via Arsitag
 

Ketika memasuki hunian bergaya Japandi, Anda akan langsung disambut dengan suasana menenangkan, minimalis, netral, dan ruangan yang lapang. Nah, salah satu trik untuk menciptakan desain interior Japandi adalah meminimalkan pemakaian sekat atau partisi untuk interior rumah. Buatlah ruangan menjadi open-space agar terlihat lebih lega.

Rumah ini menggabungkan beberapa fungsi ke dalam satu ruang fungsional besar. Saat memasuki rumah, Anda bisa langsung melihat ruang keluarga, ruang makan, hingga dapur. Seluruh ruangan pun terlihat harmonis dengan penggunaan desain yang selaras dan furnitur yang seragam.

Didominasi oleh Material Kayu dan Beton
Dominasi material kayu dan beton khas Japandi, karya Felix Wibowo, via Arsitag

Dominasi material kayu dan beton khas Japandi, karya Felix Wibowo, via Arsitag
 

Desain interior Japandi banyak menggunakan material alam. Tak heran, sebab alam adalah bagian yang sangat penting di dalam desain dan budaya kedua negara. Jenis material alam yaitu kayu digunakan sebagai material utama di rumah ini. Kayu digunakan pada meja makan, kursi, wall panel, pintu, hingga atap rumah. Furnitur kayu memberikan kesan hangat ke dalam ruangan yang didominasi oleh material beton di lantai dan dindingnya.
 

Baca juga: Inspirasi Kitchen Set Dapur Bergaya Japandi yang Sedang Trendy
 

Desain Furnitur Sederhana
Furnitur sederhana dengan bentuk ramping, karya Felix Wibowo, via Arsitag

Furnitur sederhana dengan bentuk ramping, karya Felix Wibowo, via Arsitag
 

Desain Japandi banyak bermain pada kombinasi antara fungsionalitas dan tampilan estetik. Setiap benda yang ada di dalam rumah harus bersifat fungsional, namun tetap terlihat indah. Agar ruangan tidak terlihat sesak, furnitur yang digunakan pun mayoritas memiliki bentuk yang ramping dan sederhana, namun tetap memiliki desain yang elegan dan mengangkat estetika hunian.

Sumber Cahaya Tambahan dari Skylight di Dapur
Skylight di dapur sebagai sumber pencahayaan, karya Felix Wibowo, via Arsitag

Skylight di dapur sebagai sumber pencahayaan, karya Felix Wibowo, via Arsitag
 

Sumber pencahayaan terbaik dalam desain interior Japandi adalah sinar matahari. Walaupun tidak memiliki jendela yang besar di dalam rumah, hunian ini mengakalinya dengan menambahkan skylight di area dapur. Cahaya melimpah yang masuk dari skylight ini memberikan hasil yang lebih maksimal pada interior rumah.

Dengan adanya skylight, dapur pun tidak membutuhkan pencahayaan tambahan di siang hari dan senantiasa terlihat terang. Konsep ruangan terbuka juga memungkinkan cahaya dari skylight untuk menyinari bagian ruangan lainnya, seperti ruang makan dan ruang tamu.
 

Baca juga: Ide Desain Ruang Keluarga dengan Model Japandi yang Elegan
 

Minim Dekorasi
Dekorasi simpel untuk interior Japandi, karya Felix Wibowo, via Arsitag

Dekorasi simpel untuk interior Japandi, karya Felix Wibowo, via Arsitag
 

Desain Japandi yang sederhana tidak menggunakan furnitur yang terlalu banyak dan menyesakkan ruangan. Intinya, prioritas pada fungsi adalah kunci dari desain ini. Apabila furnitur yang ada sudah berfungsi dengan semestinya, untuk apa menambah furnitur lain yang bisa mengganggu estetika ruangan yang sudah terasa lega? Namun, masih terdapat beberapa dekorasi mungil di meja TV minimalis, meja makan, dan dapur untuk mempercantik ruangan.

AUTHOR

Shabrina Alfari

Shasa lahir di Jakarta 9 April 1994. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2016, Shasa mengambil jurusan Bahasa dan Studi Jerman. Dia sangat suka membaca tentang apa saja, dari novel, fiksi, penyair dan lain-lain. Setelah lulus, Shasa suka menulis tentang berbagai topik dan sekarang bekerja sebagai Content Writer.