Sekilas Tentang Desain Perpustakaan

Sekilas Tentang Desain Perpustakaan | Foto artikel Arsitag

Cover : Green Square Library, Sydney (Sumber: cityofsydney.nsw.gov.au)
 

Perpustakaan bisa mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung atau bangunan, atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang diatur dan disusun sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca. Perpusatakaan merupakan tempat untuk mengembangkan informasi dan pengetahuan, sekaligus sebagai sarana edukatif.

Green Square Library, Sydney (Sumber: cityofsydney.nsw.gov.au)Green Square Library, Sydney (Sumber: cityofsydney.nsw.gov.au)
 

Perkembangan teknologi modern membuat koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas pada buku-buku saja. Akan tetapi, banyak perpustakaan juga menyimpan karya seni, microfilm, tape audio, CD, dan DVD. Perpustakaan juga menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data dan internet.

Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatian dalam melakukan penataan desain perpustakaan. Apa sajakah itu? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Penataan Ruang Perpustakaan
 

I Care Library karya Dsa+S (Sumber: arsitag.com)I Care Library karya Dsa+S (Sumber: arsitag.com)
 

Ruang perpustakaan yang nyaman dan aman mempunyai daya tariknya sendiri bagi pengunjung juga petugasnya. Untuk itu, tata ruang perpustakaan harus didesain sedemikian rupa. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu lay out furnitur, jenis furnitur, susunan ruang baca, serta sirkulasi udaranya.

Tata letak furnitur merupakan aspek penting dalam merencanakan interior ruangan perpustakaan. Dalam mengolah sebuah ruangan, tata letaknya harus memenuhi kriteria fungsional dan estetika. Perencanaan furnitur harus memperhitungkan jumlah dan pengaturannya yang didasarkan pada aktivitas, fungsi, kenyamanan, bentuk dan warna. Furnitur yang perlu diatur adalah rak bahan pustaka, meja, kursi, dan lainnya.
 

I Care Library karya Dsa+S (Sumber: arsitag.com)I Care Library karya Dsa+S (Sumber: arsitag.com)
 

Untuk menciptakan desain perpustakaan yang nyaman, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu desain tata ruang dan pengkondisian ruang. Perpustakaan harus menyediakan ruang-ruang khusus, seperti ruang baca, ruang koleksi, atau ruang lainnya. Ruang tersebut biasanya memberikan indikasi bagaimana ruang tersebut dimanfaatkan. Jalan masuk ke ruang membentuk pola sirkulasi yang membagi ruang menjadi zona-zona tertentu.

Lantai
 

Contoh perpustakaan dengan lantai karpet (Sumber: hepl.lib.in.us)Contoh perpustakaan dengan lantai karpet (Sumber: hepl.lib.in.us)
 

Sebagai dasar yang akan menyangga aktivitas dan furnitur di atasnya, lantai harus mempunyai struktur yang baik dan mampu memikul beban dengan aman. Bahan penutup lantai yang dapat digunakan antara lain adalah marmer, kayu atau parket, keramik, vinyl, atau karpet. Lantai karpet sangat cocok digunakan pada ruang baca dengan tempat duduk lesehan karena mempunyai estetika yang indah, kontur lembut, dan pemeliharaannya mudah.

Dinding
 

Dinding
Perpustakaan klasik (Sumber: tradewinds2016.wordpress.com)
 

Dinding berfungsi sebagai pembatas ruang, baik visual maupun artistik. Dinding merupakan bagian yang paling berperan dalam menciptakan kesan ruang. Dinding pada perpustakaan bisa bersifat permanen atau semi permanen. Buatlah beberapa sisi dinding menggunakan jendela, dan sisi lainnya untuk menempatkan rak atau hiasan lainnya.

Pemilihan Warna
 

Warna rak dan cat sangat penting untuk diperhatikan (Sumber: arena.westsussex.gov.uk)Warna rak dan cat sangat penting untuk diperhatikan (Sumber: arena.westsussex.gov.uk)
 

Warna digunakan untuk melapisi permukaan elemen ruang baca perpustakaan, seperti dinding, lantai, dan furnitur yang ada di perpustakaan. Gunakan warna-warna natural untuk dinding perpustakaan, seperti hijau, krem, atau putih.

Pencahayaan
 

Pencahayaan di Bima Micro Library Bandung karya SHAU (Sumber: Archdaily.com)Pencahayaan di Bima Micro Library Bandung karya SHAU (Sumber: Archdaily.com)
 

Fungsi pencahayaan adalah memberikan penerangan sesuai dengan persyaratan dan jenis aktivitas, menciptakan suasana, memberikan daya tarik serta memberi rasa aman. Pencahayaan terbagi menjadi dua, yaitu cahaya alami (matahari), dan kedua berasal dari alat bantu atau lampu. Jika pencahayaan menggunakan cahaya alami, sebaiknya sinar matahari tidak menyorot langsung. Cahaya yang disarankan untuk digunakan adalah hasil pantulan.
 

Penataan Koleksi di Rak
 

Peletakan buku di Utopia, the Library and Academy for Performing Arts (Sumber: dezeen.com)Peletakan buku di Utopia, the Library and Academy for Performing Arts (Sumber: dezeen.com)
 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata koleksi buku di rak, antara lain :

  1. Memudahkan untuk ditemukan kembali jika diperlukan
  2. Mengikuti aturan tertentu (klasifikasi)
  3. Disesuaikan dengan jenis koleksinya, misalnya dapat dijangkau anak-anak (untuk koleksi anak-anak), dan untuk koleksi tertentu hanya petugas yang bisa menjangkaunya.

Contoh Arsitektur Perpustakaan di Indonesia: Perpustakaan UI
 

Perpustakaan UI karya arsitek Budiman Hendropurnomo (Sumber: dentoncorkermarshall.com)Perpustakaan UI karya arsitek Budiman Hendropurnomo (Sumber: dentoncorkermarshall.com)
 

Perpustakaan UI karya arsitek Budiman Hendropurnomo (Sumber: mapio.net)Perpustakaan UI karya arsitek Budiman Hendropurnomo (Sumber: mapio.net)
 

Perpustakaan terluas di Asia Tenggara ini mempunyai luas kurang lebih 2,5 ha. Terdapat berbagai macam fasilitas unggulan di Perpustakaan UI ini, seperti ruangan dengan 180 unit komputer iMac, kedai kopi, toko buku, pengiriman barang, restoran, dan lainnya. Perpustakaan UI mempunyai jutaan koleksi, mulai dari buku, ebook, hingga bahan informasi lainnya. Jutaan buku yang tersedia di perpustakaan UI diletakkan di 4 lantai dan bisa dicari terlebih dahulu melalui OPAC (Online Public Access Catalogue) untuk melihat letak buku dan ketersediaannya.

AUTHOR

Shabrina Alfari

Shasa lahir di Jakarta 9 April 1994. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2016, Shasa mengambil jurusan Bahasa dan Studi Jerman. Dia sangat suka membaca tentang apa saja, dari novel, fiksi, penyair dan lain-lain. Setelah lulus, Shasa suka menulis tentang berbagai topik dan sekarang bekerja sebagai Content Writer.