Simpel dan Bersih! Mulai Hidup Sehat dengan Tips Desain Ini

Simpel dan Bersih! Mulai Hidup Sehat dengan Tips Desain Ini | Foto artikel Arsitag

Orientasi desain rumah sehat, karya Rakta Studio, via Arsitag.com

Apakah Anda ingin menumbuhkan hidup sehat namun bingung harus memulai dari mana? Jika iya, konsep healthy living tentunya akan cocok untuk mendukung Anda memulai hidup sehat. Healthy living merupakan konsep di mana manusia dengan lingkungan memiliki keseimbangan dalam kegiatannya (Hanif, 2015).

Memiliki hunian yang sehat tentunya memegang pengaruh esensial dalam mewujudkan gaya hidup healthy living. Berikut tips dan trik yang dapat Anda implementasikan berkaitan dengan desain rumah sehat:

1. Sehat Secara Fisik

1A. Pencahayaan dan Penghawaan
Desain rumah sehat yang membuka lebar masuknya cahaya dan udara alami, hunian karya Rakta Studio, via Arsitag.com

Desain rumah sehat yang membuka lebar masuknya cahaya dan udara alami, hunian karya Rakta Studio, via Arsitag.com
 

Ciri-ciri rumah sehat adalah memiliki ventilasi cahaya dan udara yang baik. Ventilasi memungkinkan cahaya matahari dan sirkulasi udara masuk ke dalam bangunan. Kandungan cahaya matahari juga memiliki manfaat membasmi kuman bakteri di dalam bangunan dengan mencegah lembap. Sirkulasi udara sebaiknya menggunakan ventilasi atas dan bawah, di mana ventilasi bawah membawa udara baru dan ventilasi atas mengeluarkan udara panas di dalam ruangan. (Nina, n.d).

Desain plafon tinggi memungkinkan pertukaran udara lebih luas, yaitu sekitar 3 meter dari lantai (Suryowati, 2015). Namun, Anda tidak perlu khawatir jika plafon kurang ideal, karena penggunaan warna putih atau biru pada plafon dapat membantu pemantulan cahaya secara lebih merata ke dalam ruangan.

1B. Bentuk dan Tatanan Ruang
Desain dominan bentukan geometris, karya Rakta Studio, via Arsitag.com

Desain dominan bentukan geometris, karya Rakta Studio, via Arsitag.com
 

Tidak hanya faktor fisik, bentuk dan tatanan perabot juga ikut mempengaruhi kondisi ruang yang sehat. Bentukan geometris lebih memudahkan aktivitas Anda dibandingkan dengan bentukan yang berlekuk-lekuk. Bentuk geometris membuat ruangan menjadi rapi dan simpel, karena lebih mementingkan fungsionalitas tanpa mengurangi nilai estetikanya.

Jika Anda menyukai material seperti rotan atau bentukan yang berlubang, sebaiknya Anda menghindari hal tersebut jika tinggal di wilayah yang mudah berdebu. Bentukan tersebut memungkinkan debu bersarang dan sulit dibersihkan (Suryowati, 2015). Sama dengan kain, sebaiknya menghindari kain berpori besar. Penggunaan kain antibakteri, seperti viscose bamboo dan wol mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur karena bersifat alami (Metaphor Interior, 2021).
 

Baca juga: Rumah Mini yang Maksimal
 

Perabot solid tanpa lubang memudahkan perawatan, hunian karya Tamara Wibowo, via Arsitag.com

Perabot solid tanpa lubang memudahkan perawatan, hunian karya Tamara Wibowo, via Arsitag.com
 

Mengacu penataan ruang pada contoh rumah sehat, tips yang paling mudah pula ialah menghindari peletakan dua perabot yang memberi celah kosong di antara keduanya. Celah kosong tersebut dapat mengakibatkan debu mudah masuk dan bersarang di dalam rumah.

1C. Dekorasi Tanaman
Tanaman hias ivy, foto oleh Brodie Vissers, via burst.shopify.com

Tanaman hias ivy, foto oleh Brodie Vissers, via burst.shopify.com
 

Apakah Anda tahu bahwa dekorasi berpengaruh bagi kesehatan pengguna ruangnya? Dengan tujuan meningkatkan kualitas kesehatan, tanaman tampaknya telah menjadi elemen wajib dalam dekorasi.

Contohnya adalah jenis peace lily yang dapat menyerap racun dan mengurangi spora jamur yang berbahaya bagi pernapasan. Kemudian, tanaman ivy membersihkan udara serta mengobati penyakit asma. Ada juga chinese evergreen, pakis boston, dan palem yang berfungsi menyerap zat kimia berbahaya di dalam ruangan (Hestianingsih, 2019).

2. Sehat Secara Psikologis: Warna dan Material
Penggunaan warna biru indigo pada ruangan, karya Michael Lauw Studio, via arsitag.com

Penggunaan warna biru indigo pada ruangan, karya Michael Lauw Studio, via arsitag.com
 

Tidak hanya fisik, kesehatan psikologis juga penting untuk dijaga. Warna dan material memiliki peran signifikan dalam menentukan mood dan perilaku seseorang. Warna biru dan hijau cenderung memberikan rasa tenang dan relaksasi, sehingga cocok bagi Anda yang sedang merasa lelah dan stres (Tofle, 2004).

Penggunaan warna kuning pada interior karya Aaksen Responsible Architecture via arsitag.com (kiri); Kombinasi warna putih dan hitam, foto oleh @sangriel via reshot.com (kanan)

Penggunaan warna kuning pada interior karya Aaksen Responsible Architecture via arsitag.com (kiri); Kombinasi warna putih dan hitam, foto oleh @sangriel via reshot.com (kanan)
 

Warna cerah seperti kuning dan oranye cocok untuk pengguna yang berada lama di dalam ruangan, di mana dapat meningkatkan motivasi, produktivitas, dan kreativitas (Tofle, 2004). Warna cerah cocok pada ruangan yang dihuni oleh lansia, guna membantu untuk melihat. Berbeda dengan kamar tidur pasangan ataupun ruang periksa kesehatan yang cocok dengan warna natural seperti cokelat, abu-abu, krem, yang membawa suasana relaksasi.

Anda juga perlu tahu, bahwa berada dalam ruangan dominan putih membuat Anda cepat merasa kesepian. Sebaiknya, warna putih dikombinasikan dengan warna lain seperti hitam untuk keseimbangan ruang (Mahadi, 2019). Di samping itu, pergunakan wallpaper atau cat berbahan dasar air yang aman, karena kadar VOC dan gas emisinya relatif rendah.
 

Baca juga: Yuk, Bermain dengan Warna Kuning Untuk Desain Interior Rumah Anda yang Ceria
 

Implementasi suasana alam dengan kayu, karya Alvin Tjitrowirjo, via arsitag.com (kiri); Implementasi material keramik & granit karya, Alvin Tjitrowirjo via arsitag.com (kanan).

Implementasi suasana alam dengan kayu, karya Alvin Tjitrowirjo, via arsitag.com (kiri); Implementasi material keramik & granit karya, Alvin Tjitrowirjo via arsitag.com (kanan).
 

Implementasi material alam seperti kayu, marble, granit, bambu, hempcrete juga menjadi solusi jitu untuk ruangan Anda, karena unsur alam memberikan suasana tenang dan penyembuhan. (Linangkung, 2020). Namun, bahan baku perlu diberi lapisan akhir untuk ketahanan. Contohnya, kayu diberi pelitur bening yang minim bahan kimia sehingga tidak berbahaya bagi pernapasan.

3. Sehat Secara Ekonomi: Desain Tahan Lama dan Berkelanjutan
Pintu hand grip pada kabinet, karya Delution, via arsitag.com (kiri); Kabinet “push-open,” karya Sontani Partners, via arsitag.com (kanan).

Pintu hand grip pada kabinet, karya Delution, via arsitag.com (kiri); Kabinet “push-open,” karya Sontani Partners, via arsitag.com (kanan).
 

Healthy living tidak melulu berbicara desain interior yang sehat, namun juga positif dari sisi ekonomi. Saat Anda memilih perabot, pastikan desain memiliki tahan lama dan perawatannya mudah.

Desain tahan lama meminimalisasi adanya pergantian dan perbaikan desain ke depannya. Selain itu, perawatan yang mudah juga meminimalisasi penggunaan biaya besar (Isop Mori, 2016). Sehingga, Anda dapat menghemat biaya dan mengalokasikan dana untuk keperluan lainnya. Misalnya, dengan memasang kabinet dapur menggunakan pintu “push open”, sehingga lebih rapi dan mempermudah kegiatan. Berbeda dengan kabinet ruang kerja, yang sebaiknya menggunakan pintu hand grip/handle karena kabinet digunakan banyak orang dengan perlakuan yang berbeda juga. Oleh karena itu, sistem “push open,” tidak disarankan karena akan mudah rusak.

Bagaimana, apakah Anda siap untuk meningkatkan kualitas kesehatan diri dan lingkungan? Selamat bereksperimen!

AUTHOR

Maria Felicia

Maria Felicia adalah penulis tamu yang mengirimkan artikel ke Arsitag. Mahasiswi jurusan desain interior UK Petra ini adalah seseorang yang memiliki antusiasme tinggi terhadap dunia seni, terutama di bidang desain interior dan set design (perfilman). Maria memiliki karakter pekerja keras, berkeinginan tinggi untuk terus belajar hal baru, dan percaya bahwa setiap desain memiliki cerita di dalamnya. Saat ini, Maria sedang berproses dalam kegiatan kerja profesi sebagai desainer interior dan memiliki ketertarikan terhadap “healthy living design”.