Membangun Rumah Tahap 13: Pengawasan

Membangun Rumah Tahap 13: Pengawasan | Foto artikel Arsitag

Pengawasan pembangunan merupakan suatu kewajiban untuk melihat dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan desain dan gambar kerja secara keseluruhan.  Banyak masalah yang mungkin terjadi di lapangan saat pelaksanaan pembangunan.  Adanya pengawasan rutin, menyeluruh, dan rinci akan meminimalisir hasil pembangunan yang melenceng dari gambar kerja, keterlambatan waktu, buruknya kualitas bahan, dan masalah keselamatan pekerja.  Pengawasan yang baik akan membuat pembangunan berjalan lancar dan terkendali dengan hasil yang memuaskan.  

Pengawasan pembangunan harus dilakukan secara berkala (sumber : psdkpinfrastruktur.weebly.com)

Pengawasan pembangunan harus dilakukan secara berkala (sumber : psdkpinfrastruktur.weebly.com)

Pekerjaan pengawasan telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan Pelaksanaannya yang menyatakan bahwa penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib mewujudkan hasil pekerjaan konstruksi yang handal dan bermanfaat dengan memenuhi ketentuan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, meliputi :

  1. Keteknikan, meliputi persyaratan, keselamatan umum, konstruksi bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan dan/atau komponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai dengan standar atau norma yang berlaku.
  2. Keamanan, keselamatan, dan kesehatan tempat kerja konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  3. Perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  4. Tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  5. Manfaat untuk masyarakat sesuai dengan perencanaan kelayakan.

Kunjungan proyek bersama antara klien , arsitek, dan kontraktor (sumber : projectmedias.blogspot.co.id)

Kunjungan proyek bersama antara klien , arsitek, dan kontraktor (sumber : projectmedias.blogspot.co.id)

Tujuan pengawasan

Tujuan pengawasan adalah untuk menjaga tercapainya tertib penyelenggaraan dan hasil pekerjaan konstruksi baik fisik maupun non fisik meliputi aspek perencanaan konstruksi, pengadaan, manajemen pelaksanaan dan pengendalian kontrak. 

Pengawasan pembangunan akan memastikan bahwa proses perencanaan pekerjaan konstruksi sudah dilakukan secara taat, lengkap, dan benar sehingga menghasilkan produk pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan gambar kerja, berkualitas, hemat/ekonomis, dan bermanfaat sesuai peruntukannya. 

Tahap konstruksi struktur (sumber : jasasipil.com)

Tahap konstruksi struktur (sumber : jasasipil.com)

Lingkup pekerjaan pengawasan

  1. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi teknis dapat berjalan sesuai target perencananaan.
  2. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas, dan kuantitas dari bahan atau komponen bangunan, peralatan, dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan.
  3. Memberikan petunjuk dan perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada kontraktor, dengan pemberitahuan tertulis kepada klien pemilik proyek.
  4. Memberikan saran dan solusi yang bermanfaat kepada kontraktor untuk menyelesaikan kendala yang ditemui di lapangan.
  5. Pengawasan dilakukan secara rutin saat proyek sedang berjalan atau dilaksanakan.  Termasuk memeriksa time schedule/bar chart, S-Curve, dan Network Planning  yang telah disetujui bersama.
  6. Membuat laporan dan pendapat teknis kepada klien mengenai volume, persentase, dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan kontraktor, serta ketepatan kemajuan pekerjaan sesuai jadwal.
  7. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan (Shop Drawing)  yang dibuat oleh kontraktor, terutama yang mengakibatkan penambahan atau pengurangan pekerjaan.
  8. Mengawasi pembelian bahan bangunan termasuk kuantitas dan kualitas serta penyewaan alat pembangunan.
  9. Mengecek, mengoreksi, dan memberi penjelasan dengan lengkap sebelum dan saat tahap pekerjaan dilakukan.  
  10. Melakukan pengecekan keseluruhan secara mendetail saat proyek pembangunan rampung.
  11. Mengawasi fungsi dan kelayakan proyek sampai batas waktu pengawasan yang disepakati berakhir.

Contoh Time Schedule pelaksanaan proyek (sumber : struktur-rumah.com)

Contoh Time Schedule pelaksanaan proyek (sumber : struktur-rumah.com)

Wewenang pengawas pembangunan  

  1. Memberikan teguran kepada kontraktor pelaksana atau pekerja jika terjadi hal-hal yang menyimpang dari kontrak kerja yang telah disepakati bersama.
  2. Memberi tanggapan atas ide dan gagasan yang diberikan oleh pelaksana proyek. 
  3. Membuat berita acara perubahan jika ada perubahan.
  4. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor. 
  5. Berkonsultasi dengan klien untuk membahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
  6. Mengadakan rapat lapangan secara berkala antara klien, arsitek, kontraktor, dan pihak terkait lainnya, sedikitnya dua kali dalam sebulan, untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkannya kepada semua pihak terkait paling lambat seminggu setelahnya.
  7. Mengadakan rapat di luar jadwal rutin apabila ada keadaan yang dianggap mendesak.

Rapat lapangan / lokasi pembangunan di Kamojang, Garut (sumber : bsseputro.blogspot.co.id)

Rapat lapangan / lokasi pembangunan di Kamojang, Garut (sumber : bsseputro.blogspot.co.id)

Permasalahan dan kendala dalam pembangunan

Hampir semua proyek mengalami permasalahan dalam proses pembangunannya baik secara teknis maupun non teknis. Biasanya masalah mulai muncul saat proses pembangunan dimulai.  Oleh karena itu, kontraktor dan arsitek harus mampu menganalisa dan menyelesaikan permasalahan yang mungkin terjadi.

  1. Masalah teknis (berkaitan dengan performa dan kualitas bangunan)  
  • Kondisi lapangan berbeda dengan perencanaan.  Untuk mengatasinya, perlu persiapan yang matang,  pengawasan secara rutin, dan kecekatan dalam membuat Shop Drawing agar proyek dapat tetap berjalan sesuai rencana.
  • Keterlambatan pengadaan material dan alat proyek. Ini dapat diatasi dengan kerjasama dan hubungan baik bersama supplier yang bertanggung jawab.  

Pembangunan di Sukabumi (sumber : kabarseputarsukabumi.com)

Pembangunan di Sukabumi (sumber : kabarseputarsukabumi.com)

  1. Masalah non-teknis (termasuk masalah sosial dengan warga sekitar lokasi pembangunan)
  • Kendaraan besar seperti truk bahan bangunan tidak boleh masuk kompleks pemukiman.  Oleh karena itu, harus mengurus surat ijin sebelum jadwal kedatangan bahan bangunan.  
  • Operator concrete pump meminta pungutan liar di luar biaya sewa saat pengecoran pembangunan.  Kontraktor harus berkoordinasi dengan penyedia jasa dan bahan bangunan dengan membuat perjanjian tertulis dengan keseluruhan biaya yang rinci dan jelas.
  • Keluhan tetangga karena genteng pecah kejatuhan material, suara berisik mesin potong keramik di malam hari, sampah serta sisa puing, dan sebagainya. Hal ini bisa diantisipasi dengan berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan tetangga sebelum proyek pembangunan dilaksanakan dengan tetap mengantongi surat ijin dari Ketua RT dan aparat setempat. Selain itu, pekerjaan lembur yang dilakukan sebisa mungkin tidak menimbulkan kegaduhan atau mengganggu ketenangan lingkungan.

Jaring pengaman proyek (sumber : muliapabrikwaring.com)

Perencanaan yang baik akan terlaksana dengan pengawasan yang rutin disertai kecekatan mengatasi problematika yang terjadi saat pelaksanaan pembangunan.  Persiapkan dan pikirkan dengan rinci cara mengantisipasi setiap permasalahan yang mungkin terjadi dan wujudkanlah hasil pembangunan yang mendekati kesempurnaan tanpa kendala yang berarti.

Baca juga: 60 Model Desain Rumah Sederhana Tapi Mewah Dan Indah 2022

AUTHOR

Joyce Meilanita

Joyce Meilanita adalah satu-satunya mahasiswa Arsitektur'95 Institut Teknologi Indonesia yang lulus di tahun 1999. Pernah magang dalam Jadena Project PT. Schering Jerman-Indonesia di tahun 1998. Penyuka aljabar ini aktif mengajar bimbel sejak 1988 dan telah membuat 420 soal untuk ujian masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ia juga sudah menerjemahkan 41 dokumen berbahasa Inggris untuk Tung Desem Waringin. Kecintaan akan dunia arsitektur menyemangatinya untuk terus membagi dan memperluas wawasan serta pengetahuannya lewat berbagai artikel yang ditulisnya untuk arsitag.com. "Always trying to do my best in God's will n bless" itulah motto hidupnya.