Pedoman Meminimalisasi Risiko Penularan Covid-19 dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Pedoman Meminimalisasi Risiko Penularan Covid-19 dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi | Foto artikel Arsitag

Pengecekan suhu tubuh pekerja konstruksi, via thenational.ae

---

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi bahkan menghentikan hampir semua aktivitas ekonomi di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia. Untuk mencegah penularan, organisasi kesehatan dunia WHO menganjurkan physical distancing, atau menjaga jarak fisik demi mencegah penularan virus tersebut. Kebanyakan negara mengambil langkah complete lockdown yang melarang total aktivitas bisnis non-esensial dan aktivitas luar rumah selain berbelanja bahan kebutuhan sehari-hari dan pergi ke rumah sakit.

Negara Indonesia mengambil kebijakan partial lockdown atau yang secara resmi dinamakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB ini tidak dilaksanakan secara nasional, melainkan berdasarkan permintaan dari kepala daerah yang memenuhi syarat, yang salah satunya berdasarkan banyaknya warga yang terjangkit dan berpotensi terjadi penularan parah. Salah satu daerah yang memberlakukan PSBB adalah DKI Jakarta, yang menjadi titik terbesar konsentrasi warga yang terjangkit, baik yang positif, maupun Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Data yang dilansir Kompas.com tertanggal 19 April 2020 menunjukkan jumlah positif Covid- 19 di DKI Jakarta menembus angka 2.924, atau hampir separuh dari 6.248 jumlah kasus di Indonesia.

Dalam PSBB, sejumlah besar bisnis dilarang untuk beraktivitas di kantor dan mewajibkan karyawannya untuk working from home. Akan tetapi, ada sejumlah sektor bisnis yang dikecualikan, yaitu kesehatan, bahan pangan, energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan, logistik, perhotelan, konstruksi, industri setrategis, pelayanan dasar, dan kebutuhan sehari-hari (Pergub DKI Jakarta 33/2020 Pasal 10). Arsitag, selaku platform berbasis teknologi informasi yang berkaitan dengan dunia konstruksi, pun termasuk sektor bisnis yang dikecualikan tersebut. Namun, demi mendukung kebijakan physical distancing, seluruh aktivitas kantor telah dialihkan ke rumah masing-masing karyawan. Akan tetapi, ada banyak mitra tenaga profesional Arsitag yang masih berkewajiban melaksanakan proyek konstruksi di lapangan, yang tetap berkomitmen mewujudkan impian para home owners yang menggunakan jasa Arsitag.

Pengerjaan proyek di lapangan tentunya cukup berisiko dalam kondisi saat ini. Oleh karena itu, kami telah merangkum pedoman yang disarankan oleh otoritas resmi seperti pemerintah maupun WHO, guna meminimalisasi risiko tersebut agar keamanan dan kesehatan setiap orang yang terlibat di dalam pekerjaan konstruksi tetap terjaga.

1.Melakukan physical distancing di tempat kerja
Ilustrasi jaga jarak fisik, via freepik.com

Ilustrasi jaga jarak fisik, via freepik.com
 

Peraturan PSBB menyarankan jarak satu meter antarpekerja untuk mencegah penularan. Sebaiknya, hindari bekerja bersama-sama dalam jarak kurang dari satu meter. Mandor di lapangan perlu memantau agar sebisa mungkin meminimalisasi kontak fisik antarpekerja.

2.Menggunakan sarung tangan dan masker
Sarung tangan dan masker wajib untuk pekerja, via chicagotribune.com

Sarung tangan dan masker wajib untuk pekerja, via chicagotribune.com
 

Semua orang yang datang ke site kontruksi wajib menggunakan masker. Gunakan masker jenis N95 apabila memungkinkan, atau minimal masker kain yang diganti setiap 4 jam sekali. Tentunya, pihak kontraktor wajib menyediakannya bagi para pekerja.

3.Tempat cuci tangan dan hand sanitizer perlu disediakan di tempat-tempat yang mudah dijangkau
Hand wash station, via twitter.com/pasadenagov

Hand wash station, via twitter.com/pasadenagov
 

Tempat mencuci tangan dengan air bersih dan sabun serta hand sanitizer dispenser perlu disediakan di sebanyak mungkin titik di lokasi proyek sehingga dapat digunakan sesering mungkin oleh pekerja atau pengunjung proyek.

4.Sharing tool dilarang, kecuali telah dibersihkan dan disanitasi setelah digunakan
Pekerja sebaiknya dibekali peralatan masing-masing, via freepik.com

Pekerja sebaiknya dibekali peralatan masing-masing, via freepik.com
 

Manajer proyek di lapangan perlu mengatur agar masing-masing pekerja dilengkapi dengan tools-nya masing-masing agar tidak menggunakan tools secara bersama-sama. Bila harus bergantian, pastikan peralatan tersebut telah dibersihkan sempurna dengan cairan disinfektan.

5.Membatasi jumlah pekerja dan pengunjung di lokasi
Batasi jumlah pekerja proyek, via latimes.com

Batasi jumlah pekerja proyek, via latimes.com
 

Praktik jaga jarak fisik dapat lebih mudah dilakukan bila jumlah orang di dalam site sedikit. Oleh karena itu, jumlah pekerja perlu dibatasi. Tentunya ini akan berdampak jadwal proyek menjadi lebih panjang. Namun, hal ini penting untuk diantisipasi dan didiskusikan bersama oleh semua pihak. Demikian pula pengunjung, baik klien atau arsitek yang melakukan cek lapangan, sebaiknya tidak mengunjungi site bersama-sama dalam jumlah besar.

Baca juga: Mau Punya Ruang Terbuka di Rumah? Simak 8 Desain Courtyard Kerenvia Cantik.tempo.co

6.Cek suhu badan semua orang saat masuk ke dalam site
Pengecekan suhu badan saat masuk lingkungan konstruksi, via globaltimes.cn

Pengecekan suhu badan saat masuk lingkungan konstruksi, via globaltimes.cn
 

Manajer proyek di lapangan perlu menyediakan termometer inframerah untuk memastikan tidak ada pekerja atau pengunjung yang sedang demam. 37,5 derajat celcius adalah suhu badan maksimal orang yang diperbolehkan masuk ke dalam site.

7.Cek kesehatan pekerja dan pastikan tidak memiliki penyakit bawaan
Daftar penyakit dan kondisi yang meningkatkan risiko Covid-19, via lokadata.id

Daftar penyakit dan kondisi yang meningkatkan risiko Covid-19, via lokadata.id
 

Dalam peraturan PSBB, orang-orang yang memiliki penyakit serta kondisi berikut memiliki risiko tinggi yang dapat berakibat fatal bila terpapar virus korona. Yaitu tekanan darah tinggi, gangguan jantung, penyakit paru-paru, kanker, ibu hamil, dan usia lebih dari 60 tahun. Oleh karena itu, pastikan bahwa pekerja lapangan tidak memiliki kondisi bawaan tersebut.

8.Semua pekerja yang menunjukkan gejala harus mengarantina diri di rumah selama 14 hari atau sampai mendapatkan tes negatif
Infografis gejala Covid-19, via tempo.co

Infografis gejala Covid-19, via tempo.co
 

Dilansir oleh WHO, gejala Covid-19 antara lain demam, rasa lelah, batuk kering, kesulitan bernapas, nyeri badan, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, atau diare. Pekerja yang menunjukkan gejala tersebut wajib mengarantina diri di rumah selama 14 hari atau sampai mendapatkan tes negatif. Pastikan hak dan kebutuhan dasar pekerja tersebut tetap tercukupi selama karantina diri agar mereka tidak segan-segan untuk melapor bila mengalami gejala tersebut.

Baca juga: Kapan Saat yang Tepat untuk Menggunakan Jasa Desainer Interior? 

9.Menyediakan vitamin dan nutrisi tambahan untuk meningkatkan stamina pekerja
Daftar vitamin peningkat kekebalan tubuh, via mediaindonesia.com

Daftar vitamin peningkat kekebalan tubuh, via mediaindonesia.com
 

Pekerja dapat terpapar virus korona dari mana saja, tidak hanya di tempat kerja. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memiliki stamina tubuh yang baik agar tidak terjangkit virus. Vitamin dan nutrisi tambahan yang diberikan dapat membantu menjaga kesehatan pekerja selama proyek berlangsung.

10.Bila seorang pekerja dites positif, site harus ditutup sampai disanitasi dengan menyeluruh
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan, via beritasatu.com

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan, via beritasatu.com
 

Protokol ini juga diatur dalam Pergub DKI Jakarta tentang PSBB yang mewajibkan penanggung jawab proyek untuk menghubungi dinas kesehatan apabila ditemukan pekerja positif korona, untuk melakukan evakuasi dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas, dan peralatan kerja, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi pekerja yang pernah melakukan kontak fisik dengan pekerja yang positif tersebut.

Pedoman ini dibuat terutama untuk menjamin keamanan dan kesehatan semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan proyek konstruksi menghadapi situasi Covid-19. Tentunya ini tidak menjamin bahwa semua risiko dapat dihilangkan. Pelaksanaan di lapangan secara ketat menjadi faktor penentu seberapa besar risiko tersebut dapat diminimalisasi.

Masalah penting lainnya adalah timbulnya biaya tambahan untuk melaksanakan semua pedoman ini. Namun, hal tersebut tidak dapat dihindari. Keamanan dan kesehatan semua pihak harus diutamakan bila ingin proyek dapat terus berjalan. Biaya tambahan tentunya perlu diperhitungkan dengan saksama baik oleh para profesional, maupun home-owners.

Dengan mengikuti pedoman ini dan juga selalu mengikuti anjuran dan saran dari pemerintah, semoga semua proyek konstruksi dapat terus berjalan di tengah-tengah wabah ini dan kita dapat bersama-sama melewatinya dengan selamat.

Sumber:

https://www.constructconnect.com/blog/should-all-construction-be-essential-during-the-coronavirus-pandemic

Pergub DKI Jakarta 33/2020

https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public

AUTHOR

Evan Kriswandi

Evan adalah Editor in Chief di Arsitag.com yang bertanggung jawab dalam publikasi artikel-artikel yang membantu home-owners untuk lebih memahami dunia arsitektur, interior, dan konstruksi, serta menemukan arsitek, desainer, atau kontraktor yang dapat membantu mewujudkan rumah / proyek impian mereka. Sebagai lulusan Master of Urbanism dari University of Sydney, Evan juga aktif sebagai Urban Designer yang memiliki impian untuk mendesain kota yang aman, nyaman, hidup, menyenangkan, serta ramah lingkungan.