Membangun Rumah Tahap 2: Perkenalan Dengan Arsitek

Membangun Rumah Tahap 2: Perkenalan Dengan Arsitek | Foto artikel Arsitag

Sebagai homeowner, tentulah Anda ingin menemukan ‘chemistry’ yang  tepat bersama arsitek pilihan agar rancangan bangunan bisa diwujudkan sesuai keinginan Anda. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk men-sinkron-kan ‘chemistry’ dan menyamakan visi misi  dengan arsitek pilihan Anda.

Be A House karya TonTon Studio (sumber arsitag.com)

Be A House karya TonTon Studio (sumber arsitag.com)

1.  Ungkapkan Kebutuhan dan Keinginan Anda Secara Lengkap

Informasikan konsep bangunan yang Anda inginkan. Atau jika Anda belum terlalu yakin tentang konsep bangunan Anda, sampaikan semua kebutuhan, keinginan, dan ide Anda kepada Arsitek. 

Tampak muka J House di Gading Serpong karya Alexander Alvin, Kelly Djunaedy (sumber : arsitag.com)

Tampak muka J House di Gading Serpong karya Alexander Alvin, Kelly Djunaedy (sumber : arsitag.com)  

Informasikan sejelas-jelasnya tentang jumlah dan usia penghuni, kegiatannya, bahkan profesi Anda. Tunjukkan pula bentuk dan luas lahan, peta lokasi bangunan dan keadaan sekitarnya, serta dana yang Anda miliki.

Ruang Keluarga bergaya tropis (sumber : nine.morsitimer.com)

Ruang Keluarga bergaya tropis (sumber : nine.morsitimer.com)

Sejak awal pertemuan dengan Arsitek, sangat penting untuk menginformasikan dengan sejelas-jelasnya tentang hal yang Anda suka dan tidak, juga tentang kebiasaan adat istiadat serta hal-hal yang Anda percaya, yang berkaitan dengan desain dan proses pembangunan,  bahkan sampai hal-hal seperti aturan feng-shui atau pun aturan Primbon Jawa yang Anda percaya.

Ruang Keluarga bergaya scandinavian (sumber home-designing.com)

Ruang Keluarga bergaya scandinavian (sumber home-designing.com)

Informasikan juga gaya yang Anda inginkan. Mungkin Anda kurang paham dengan istilah gaya minimalis, scandinavian, rustic, atau pun pop Bart, namun Anda dapat menunjukkan gambar-gambar bentuk bangunan, interior, tekstur, bahan, dan warna yang menarik untuk Anda dan terus terngiang-ngiang dalam benak Anda sebagai referensi. 

Dapur dengan meja balok kayu bersudut. Keunikan yang alami. (sumber : home-designing.com)

Dapur dengan meja balok kayu bersudut. Keunikan yang alami. (sumber : home-designing.com)

Tidak perlu malu untuk bertanya tentang istilah-istilah arsitektur atau pun nama-nama bahan yang tidak Anda ketahui. Anda juga tidak perlu sungkan untuk menjelaskan kembali jika ternyata ada ide yang tidak terintepretasi sesuai keinginan Anda. 

2. Ceritakan Hobi dan Kebiasaan dengan Mendetail

Setiap anggota keluarga pasti memiliki hobi dan kebiasaan berbeda yang membutuhkan wadah ruang yang berbeda dan unik pula.

Ruang Menjahit di Rumah (sumber:pinterest.com)

Ruang Menjahit di Rumah (sumber:pinterest.com)

Ibu yang hobi menjahit sambil mengisi waktu menunggu anak-anak pulang sekolah akan membutuhkan ruang menjahit yang mendapat cahaya matahari dengan cukup.

Ruang Koleksi Action Figure (sumber : onesixgo.blogspot.com)

Ruang Koleksi Action Figure (sumber : onesixgo.blogspot.com)

Koleksi action figure juga memerlukan ruang atau rak khusus yang perlu dipikirkan desainnya agar menyatu dan menambah estetika ruang.

Ruang Keluarga Reva House karya Revano Satria (sumber : arsitag.com)

Ruang Keluarga Reva House karya Revano Satria (sumber : arsitag.com)

3.  Daftar Pertanyaan yang Perlu Ditanyakan pada Arsitek [1]

Jika Anda masih bingung apa saja yang perlu Anda tanyakan kepada arsitek saat pertama kali bertemu, beberapa pertanyaan ini mungkin dapat Anda ajukan.

1 Kualitas Arsitek

  • Apa saja pengalaman yang dimiliki arsitek berkaitan dengan proyek yang akan dilakukan?
  • Berapa banyak dan seberapa besar proyek sejenis yang sudah diselesaikan ?
  • Kapan dan di mana proyek yang masih atau baru saja dilakukan?
  • Bolehkah melakukan peninjauan terhadap proyek yang sedang berjalan atau baru saja diselesaikan ?
  • Berapa dana yang harus disiapkan untuk mendapat rancangan yang diinginkan?
  • Berapa penilaian arsitek terhadap kualitas proyek yang sudah diselesaikan?
  • Apakah arsitek akan melakukan perancangan ini sendiri?
  • Atau jika yang merancang adalah sebuah tim, bolehkah menemui mereka?

2. Jangka Waktu Pekerjaan

  • Berapa lama waktu untuk menyelesaikan perancangan?
  • Kapan arsitek bisa memulainya?
  • Kapan batas waktu penyelesaian gambar rancangan, persetujuan, dan konstruksi bangunan?
  • Kapan saja batas pembayaran pekerjaan?

3. Biaya

  • Berapa batas biaya pembangunan yang harus disediakan?
  • Kapan para pekerja harus dibayar?
  • Konsultan lain apa saja yang diperlukan?
  • Kira-kira berapa biaya konsultan lain itu?
  • Siapa  yang harus membayar pajak biaya konstruksi?
  • Izin apa saja yang akan diperlukan dan bagaimana pembiayaannya?

4. Lingkup pelayanan jasa arsitek

  • Jasa apa saja yang akan diberikan oleh arsitek ?
  • Jenis pekerjaan apa yang tidak termasuk pekerjaan arsitek?
  • Jenis jasa apa yang paling diperlukan?
  • Kontrak konstruksi bagaimana yang paling sesuai dengan proyek yang akan dilakukan?

Ajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut dan sebisa mungkin dapatkan jawaban sejelas-jelasnya. Jika jawaban arsitek sesuai harapan Anda sebagai ‘home-owner’, proses bisa dilanjutkan ke tahap membuat perjanjian kerjasama.

Ruang Keluarga di Selat House karya Das Quadrat (sumber arsitag.com)

Ruang Keluarga di Selat House karya Das Quadrat (sumber arsitag.com)

4.  Perjanjian Kerjasama yang Detail dan Legal

Setelah ‘home-ownerdan arsitek mempunyai visi dan misi yang sejalan, maka perlu dibuat surat perjanjian kerjasama yang detail dan legal. Ini sangat diperlukan agar proses perancangan sampai pembangunan terlaksana dengan lebih lancar. 

Detail Tangga pada LL HOUSE karya TonTon Studio (sumber arsitag.com)

Detail Tangga pada LL HOUSE karya TonTon Studio (sumber arsitag.com)

Ungkapkan setiap kebutuhan,  ide, dan hasrat Anda dengan sedetail mungkin.  Berkomunikasi dan bekerjasamalah dengan baik bersama Arsitek . Rumah idaman Anda akan segera terwujud.


AUTHOR

Joyce Meilanita

Joyce Meilanita adalah satu-satunya mahasiswa Arsitektur'95 Institut Teknologi Indonesia yang lulus di tahun 1999. Pernah magang dalam Jadena Project PT. Schering Jerman-Indonesia di tahun 1998. Penyuka aljabar ini aktif mengajar bimbel sejak 1988 dan telah membuat 420 soal untuk ujian masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ia juga sudah menerjemahkan 41 dokumen berbahasa Inggris untuk Tung Desem Waringin. Kecintaan akan dunia arsitektur menyemangatinya untuk terus membagi dan memperluas wawasan serta pengetahuannya lewat berbagai artikel yang ditulisnya untuk arsitag.com. "Always trying to do my best in God's will n bless" itulah motto hidupnya.