Desain Skylight yang Membuat Rumah Minimalis Anda Bermandikan Cahaya Alami

Desain Skylight yang Membuat Rumah Minimalis Anda Bermandikan Cahaya Alami | Foto artikel Arsitag
Cover: Skylight di ruang keluarga (Sumber: home-designing.com)

Di tengah kemajuan zaman, kepiawaian dan kecerdikan arsitek untuk menemukan ide-ide kreatif yang inovatif sangat dibutuhkan. Bangunan pintar yang nyaman, fungsional, dan hemat energi pastilah menjadi idaman setiap keluarga. Salah satu trik cerdik untuk mewujudkan bangunan yang hemat energi adalah dengan pemanfaatan skylight. Keberadaan skylight atau kaca atap atau jendela loteng dalam sebuah bangunan akan sangat bermanfaat. Penghematan energi akan sangat signifikan karena berkurangnya kebutuhan pencahayaan buatan terutama di  siang hari.

Selain dari segi ekonomi, dari segi desain, bangunan yang mengikutsertakan skylight dalam desain bangunannya akan memiliki nilai lebih karena unik dan terkesan ‘cerdas’.

Lalu, apa saja manfaat skylight secara detail? Bagaimana pula desain skylight yang baik? Bacalah artikel ini dan temukan desain skylight yang membuat rumah minimalis Anda bermandikan cahaya alami.

Baca juga: Bagaimana Cara Mendesain Rumah Minimalis

1. Desain skylight ekspos struktur kayu

MM House di Permata Buana karya  Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2012 (Sumber: arsitag.com)
MM House di Permata Buana karya  Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2012 (Sumber: arsitag.com)

Ide kreatif dan orisinil yang menjadi ciri khas skylight karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon adalah bentuk dan bahan yang digunakan dalam desain skylight. Bentuk skylight menyerupai atap segitiga yang terbentuk dari ekspos struktur kayu yang sudah dihaluskan. Cahaya alami yang masuk melalui sela-sela kayu tidak hanya membuat area di bawahnya menjadi terang, namun juga mendapat efek garis-garis bayangan cantik yang meneduhkan dan memperkuat kesan minimalis, sekaligus membuat rumah semakin tampak elegan.

JS House di Tulodong, Jakarta karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)
JS House di Tulodong, Jakarta karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)

Kali ini,  Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon menambah lapisan kaca di bawah skylight untuk mereduksi efek panas matahari sambil tetap memenuhi kebutuhan pencahayaan alami di JS House.

2. Desain skylight ekspos struktur baja

JS House di Tulodong, Jakarta karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)

JS House di Tulodong, Jakarta karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)

Masih dengan konsep yang sama, Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon menggunakan baja dan kaca sebagai bahan atap skylight. Ukuran skylight memang terbilang cukup besar karena sebenarnya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon mendesain atap multifungsi, sebagai pelindung rumah dari panas dan hujan, dan sebagai skylight yang memandikan rumah dengan cahaya alami yang menyehatkan.

EW House di Serpong, Tangerang karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2009 (Sumber: arsitag.com)

EW House di Serpong, Tangerang karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2009 (Sumber: arsitag.com)

Dengan cerdik, Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon mengolaborasikan dan memposisikan rangka kayu ataupun baja ringan dengan kaca untuk merancang skylight sebagai pencahayaan dan penghawaan alami. Keberadaan pohon pada tapak yang tetap dipertahankan dan bahkan diikutsertakan dalam desain, menjadikan interior garden EW House menjadi unik. Selain pencahayaan dan penghawaan alami, interior garden bisa mendapat air dari air hujan yang masuk melalui celah-celah struktur skylight. Efek pencahayaan menjadikan dinding tampil cantik bermandikan cahaya alami.

Baca juga: 8 Desain Rumah Mewah dengan Interior Garden yang Mempesona

3. Desain skylight bergaya industrial

L+L House di Tanah Teduh, Jakarta karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2012 (Sumber: arsitag.com)

L+L House di Tanah Teduh, Jakarta karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2012 (Sumber: arsitag.com)

L+L House mengusung konsep industrial minimalis dengan didukung keindahan blok beton pada dinding serta bar grating pada anak tangga dan skylight. Skylight yang berada di atas ruang tangga sangatlah tepat untuk memfungsikan area yang seringkali tersia-sia ini menjadi sumber cahaya alami.

Baca juga : Pemanfaatan Elemen Industrial dalam Perancangan Rumah

4. Desain skylight dengan permainan bentuk geometris

IS House di Tangerang karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)

IS House di Tangerang karya Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)

Pada IS House, Antony Liu + Ferry Ridwan / Studio TonTon mendesain skylight dengan ide kreatif yang berbeda. Untuk memperkuat kesan minimalis sambil tetap mengusung konsep ‘bangunan pintar’ dengan pencahayaan alami yang menyehatkan, desain skylight dibuat dengan permainan bentuk geometris. Kotak-kotak geometris diposisikan sedemikian rupa untuk mengarahkan cahaya matahari ke arah yang diperlukan, dengan tetap memperhatikan keindahan desain interior. Dinding dan langit-langit yang didominasi putih menjadi semakin berkilau bermandikan cahaya alami yang menerangi dan menonjolkan keindahan marmer dan kealamian lantai kayu pada kamar mandi IS House.

Baca juga: 10 Tips Memilih Ubin Kamar Mandi

5. Desain skylight ‘sumur cahaya’ beton

Bare Minimalist di Jakarta karya RAW Architecture tahun 2013 (Sumber: arsitag.com)

Bare Minimalist di Jakarta karya RAW Architecture tahun 2013 (Sumber: arsitag.com)

Desain skylight hasil ide kreatif dan orisinil RAW Architecture mampu menerangi seluruh lantai di rumah Bare Minimalist. Selain sisi barat, rumah ini memiliki bukaan di setiap sisinya untuk pencahayaan dan penghawaan alami. Bare Minimalist tidak memiliki area penerimaan (ruang tamu), ruang keluarga, maupun dinding untuk menciptakan ruang yang lebih lega dan memperluas area penyebaran cahaya alami.

Bare Minimalist di Jakarta karya RAW Architecture tahun 2013 (Sumber: arsitag.com)

Bare Minimalist di Jakarta karya RAW Architecture tahun 2013 (Sumber: arsitag.com)

Sebuah foyer (area transisi) dan ‘sumur cahaya’ dari dinding beton menjadi sumber cahaya alami untuk setiap ruang di Bare Minimalist. Selain mendapat cahaya alami dan sirkulasi udara dari skylight, Bare Minimalist juga mendapat cahaya dari pintu antara outdoor dan indoor yang terbuat dari kaca. Cahaya alami dari skylight sangatlah penting bagi Bare Minimalist, untuk menerangi gelapnya abu-abu dinding beton.

Baca juga: Konstruksi Beton untuk Gaya Industrial yang Keren

6. Desain skylight ‘sumur cahaya’ tembok dan kayu

Pangkalan Jati House di Jakarta karya RAW Architecture tahun 2011 (Sumber: arsitag.com)

Pangkalan Jati House di Jakarta karya RAW Architecture tahun 2011 (Sumber: arsitag.com)

Masih dengan konsep ‘sumur cahaya’, kali ini RAW Architecture mampu membangunnya dari dinding bercat putih yang dipadukan dengan balok-balok kayu berukuran besar. Dengan indahnya, matahari memancarkan cahayanya melalui ‘sumur cahaya’ untuk menerangi ruang-ruang di keseluruhan lantai  Pangkalan Jati House, sambil menonjolkan eksotisme karakter kayu penyokongnya.

Baca juga: Mengekspos Kepolosan Material dan Elemen Arsitektural

7. Jendela kaca sebagai skylight

Rumah Tinggal Minimalis di Pantai Mentari, Surabaya karya Saga Contractor (Sumber: arsitag.com)

Rumah Tinggal Minimalis di Pantai Mentari, Surabaya karya Saga Contractor (Sumber: arsitag.com)

Ide serupa ‘sumur cahaya’ juga digagas Saga Contractor. Bedanya, Saga Contractor secara kreatif membuat jendela kaca sebagai skylight dan membuka sebagian langit-langit untuk menerangi ruang keluarga dan ruang makan.

Rumah B karya Lewin Nuramin tahun 2012 (Sumber: arsitag.com)

Rumah B karya Lewin Nuramin tahun 2012 (Sumber: arsitag.com)

Hal serupa juga menjadi ide desain Lewin Nuramin untuk pencahayaan alami di Rumah B. Jendela berukuran besar di atas pintu kaca di lantai dasar menjadi sumber cahaya alami untuk rumah dua lantai ini.

Splow House di Tebet, Jakarta Selatan karya Delution Architect tahun 2016 (Sumber: arsitag.com)

Splow House di Tebet, Jakarta Selatan karya Delution Architect tahun 2016 (Sumber: arsitag.com)

Delution Architect sengaja membuat jendela di bagian dinding teratas di lantai teratas Splow House. Cahaya dari jendela skylight memancarkan cahaya ke seluruh ruang di rumah ini melalui void tangga.

Baca juga: Bagaimana Cara Mendesain Jendela Rumah Minimalis yang Elegan

8. Desain skylight pada internal courtyard

51 SQM House di Jakarta karya Sontang M Siregar tahun 2010 (Sumber: arsitag.com)

51 SQM House di Jakarta karya Sontang M Siregar tahun 2010 (Sumber: arsitag.com)

Sontang M Siregar memanfaatkan skylight di 51 SQM House untuk mengoptimalkan pencahayaan alami pada pagi hingga sore hari. Sebuah internal courtyard sengaja diletakkan di bawah skylight untuk memberikan kesegaran udara dari oksigen yang dihasilkan tumbuhan sirih-sirihan dan kamboja jepang.

Baca juga: Desain Taman Rumah Minimalis di Lahan Sempit dengan Keindahan Maksimal

9. Skylight pada atap miring

Sunter Paradaise Residence di Sunter, Jakarta Utara karya Fine Team Studio tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)
Sunter Paradaise Residence di Sunter, Jakarta Utara karya Fine Team Studio tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)

Fine Team Studio menjadikan atap miring yang berada di atas void tangga Sunter Paradaise Residence  sebagai skylight. Pemanfaatan void tangga sebagai perantara penyebaran cahaya alami sangatlah efektif karena tangga melalui keseluruhan lantai.  

Baca juga: Variasi Atap Rumah Minimalis yang Kreatif Sekaligus Cantik

10. Skylight di atas void tangga

Tropical Cube di Grand City Regency Surabaya karya Farid Rachmansyah tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)
Tropical Cube di Grand City Regency Surabaya karya Farid Rachmansyah tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)

Farid Rachmansyah membuat menara skylight di atas void tangga Tropical Cube . Selain memandikan area di sekitar tangga dengan cahaya alami di pagi hingga sore hari, menara skylight ini juga tampak indah di malam hari. Pantulan cahaya lampu pada kaca skylight dan temaramnya sinar rembulan menambah keindahan suasana di malam hari.

IK_House di Pondok Indah, Jakarta Selatan karya Studio Air Putih tahun 2016 (Sumber: arsitag.com)

IK_House di Pondok Indah, Jakarta Selatan karya Studio Air Putih tahun 2016 (Sumber: arsitag.com)

Studio Air Putih juga merancang sebagian atap di atas void tangga sebagai skylight IK_House. Keindahan cahaya alami yang masuk dari sela-sela celah void dengan indahnya menerangi area di sekitar tangga, serta memandikan dinding dengan keindahan perpaduan cahaya dan bayangan yang diciptakannya.

Baca juga: Kreativitas Desain Tangga Rumah Minimalis Yang Elegan

11. Skylight memanjang di atas void selasar

Pangkalan Jati House di Jakarta karya RAW Architecture tahun 2011 (Sumber: arsitag.com)

Pangkalan Jati House di Jakarta karya RAW Architecture tahun 2011 (Sumber: arsitag.com)

Selain ‘sumur cahaya’ sebagai skylight, RAW Architecture juga membuat skylight memanjang di atas void selasar Pangkalan Jati House. Cahaya memanjang ini menerangi selasar di lantai dua yang memang keberadaannya bukan sekedar sebagai area penghubung antar ruang, tetapi juga sebagai area masuknya cahaya skylight ke ruang-ruang di setiap lantai.

10. Skylight di atap kamar mandi

Bangka House di Mampang, Jakarta Selatan karya Adria Yurike Architects tahun 2014 (Sumber: arsitag.com)

Bangka House di Mampang, Jakarta Selatan karya Adria Yurike Architects tahun 2014 (Sumber: arsitag.com)

Adria Yurike Architects sengaja mendesain skylight di atap kamar mandi Bangka House dan mengkolaborasikannya dengan warna serba putih pada dinding dan fixture kamar mandi untuk menciptakan kesan bersih berkilau. Sinar matahari yang masuk dipancarkan ke seluruh area kamar mandi untuk membunuh kuman dan memandikannya dengan cahaya alami yang higienis.

Baca juga: Mengintip Desain Kamar Mandi yang Cocok untuk Rumah Minimalis Anda

11. Skylight di atap balkon

F+W House di Jakarta karya DP+HS Architects tahun 2014 (Sumber: arsitag.com)

F+W House di Jakarta karya DP+HS Architects tahun 2014 (Sumber: arsitag.com)

Balkon di atap F+W House dinaungi skylight dengan shading sebagian. Ide cerdik DP+HS Architects ini membuat penghuni F+W House dapat bersantai di balkon dan tetap terlindung dari hujan, tidak terlalu panas dan silau oleh matahari, serta dapat menikmati keindahan bintang dan bulan di malam hari.

Sekali lagi terbukti, ide desain tidaklah terbatas, bahkan dalam desain skylight. Skylight akan menjadikan bangunan bermandikan cahaya alami, indah dan cerdik dalam segi desain, penghematan biaya listrik secara ekonomis, sehat, dan tidak lembab . Jadi, terus imajinasikan rumah idaman yang nyaman untuk Anda sekeluarga. Kembangkan ide cerdik yang orisinil dan kreatif. Dan wujudkan  desain skylight yang membuat rumah minimalis Anda bermandikan cahaya alami.

Baca juga:

12 Desain Balkon Keren untuk Rumah Mewah Anda

8 Ide Desain Agar Selasar Tidak Membosankan

AUTHOR

Joyce Meilanita

Joyce Meilanita adalah satu-satunya mahasiswa Arsitektur'95 Institut Teknologi Indonesia yang lulus di tahun 1999. Pernah magang dalam Jadena Project PT. Schering Jerman-Indonesia di tahun 1998. Penyuka aljabar ini aktif mengajar bimbel sejak 1988 dan telah membuat 420 soal untuk ujian masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ia juga sudah menerjemahkan 41 dokumen berbahasa Inggris untuk Tung Desem Waringin. Kecintaan akan dunia arsitektur menyemangatinya untuk terus membagi dan memperluas wawasan serta pengetahuannya lewat berbagai artikel yang ditulisnya untuk arsitag.com. "Always trying to do my best in God's will n bless" itulah motto hidupnya.