Bagaimana Cara Mendekorasi Ruang Makan agar Kelihatan Mewah dan Elegan

Bagaimana Cara Mendekorasi Ruang Makan agar Kelihatan Mewah dan Elegan | Foto artikel Arsitag
Cover: Rumah Tinggal Brawijayadi Jakarta karya HAN AWAL & PARTNERStahun 2010(Sumber: arsitag.com)

Dalam sebuah rumah yang baik, keberadaan ruang makan menjadi suatu keharusan, baik ukurannya besar atau kecil, ruang yang terpisah secara khusus dari ruang lainnya, atau disatukan fungsinya dengan dapur. Ruang makan menjadi sarana ‘pemersatu’ keluarga. Di ruang makan, anggota keluarga bisa berkumpul dan bercengkerama bersama. Bahkan, bisa jadi ruang makan adalah satu-satunya ruang tempat keluarga berkumpul di tengah kesibukan masing-masing.

Inilah sebabnya, desain ruang makan tidak bisa dianggap sepele. Setiap elemen yang membentuk dan mendekorasi ruang makan harus mampu menampung dan mengapresiasi kebutuhan seluruh anggota keluarga. Kenyamanan, kebersamaan, dan aliran ruang yang nyaman menjadi faktor penting yang harus diikutsertakan.

Lalu, bagaimana cara mendekorasi ruang makan agar kelihatan mewah dan elegan; cukup mewah dan elegan untuk membuat anggota keluarga bersemangat untuk berkumpul makan bersama di tengah kesibukannya; juga cukup mewah dan elegan untuk menjamu kerabat ataupun tamu bisnis sehingga terjalin kebersamaan dan kelancaran bisnis? Temukan jawabannya dalam artikel ini!

Baca juga: 10 Desain Dapur Keren untuk Rumah Minimalis Anda

1. Meja makan besar dari kayu utuh sebagai ‘primadona’ di ruang makan

Kesan mewah dan elegan pada ruang makan Rumah Tinggal Brawijaya dan Omah Kawung at Jagakarsa didapat dari meja makan berukuran besar yang terbuat dari kayu utuh. Meja makan ala ‘viking’ seperti ini bisa menampilkan kemewahan karena untuk membuatnya biasanya membutuhkan kayu dari pohon besar berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Tampilan masif mengekspos kekokohan dan ‘kehebatannya’ untuk menjamu banyak orang. Karakter guratan kayu yang melekat juga memperkuat posisinya sebagai primadona di ruang makan.

Omah Kawung at Jagakarsa karya imron yusuf-ifd architects tahun 2014 (Sumber: arsitag.com)

Omah Kawung at Jagakarsakarya imron yusuf-ifd architects tahun 2014 (Sumber: arsitag.com)

Baca juga: Desain Interior Rumah Tradisional yang Eksotis dan Menawan

2. Lampu di atas meja makan

Chandelier klasik di atas meja makan di Rumah Tinggal Brawijaya menjadi elemen yang mempertegas kesan mewah dan elegan.Lampu menyerupai lilin di dalam gelas yang diletakkan di atas tatakan papan kayu yang digantung di atas meja makan Omah Kawung at Jagakarsa menampilkan kesederhanaan yang elegan sambil tetap mengedepankan unsur tradisional modern sebagai konsep utama.  Lampu di atas meja makan juga menjadi penegas ‘batas’ posisi area meja makan, memperkuatnya sebagai focal point di ruang makan.

3. Desain dan detail langit-langit ruang makan

Desain dan detail langit-langit berhiaskan ukiran kayu di atas meja makan Omah Kawung at Jagakarsa dengan telak mendaulat ruang makan menjadi berkesan mewah dan elegan.  Bentuk langit-langit   segitiga tersebut mengikuti atap pelana yang menaungi  Rumah Tinggal Brawijaya dan Rumah Tinggal di Hang Tuah. Desain langit-langit seperti ini tidak hanya jujur mengekpos struktur, tetapi sekaligus membentuk volume ruang makan secara khusus.

Rumah Tinggal di Hang Tuah di Jakarta karya HAN AWAL & PARTNERS tahun 2010 (Sumber: arsitag.com)

Rumah Tinggal di Hang Tuah di Jakarta karyaHAN AWAL & PARTNERStahun 2010(Sumber: arsitag.com)

4. Tata lampu yang penuh kehangatan

Bukan hanya jenis dan model lampu yang secara signifikan berpengaruh terhadap suasana di ruang makan, pilihan warna lampu pun akan menciptakan suasana yang berbeda. Rumah Tinggal Brawijaya memakai warna lampu putih untuk memancarkan keindahan chandelier di tengah-tengah ruang makan yang didominasi warna coklat dari kayu pada keseluruhan langit-langit, meja dan kursi makan, serta dinding berukirnya. Omah Kawung at Jagakarsa menemaramkan lampu ‘lilinnya’ yang berwarna kuning dalam rumah-rumah lampu menyerupai gelas dari kaca buram berpola. Dengan unik, Rumah Tinggal di Hang Tuah memanfaatkan kaca buram berpola untuk memberikan cahaya kuning terang, namun tidak menyilaukan.

Baca juga: Ingin Suasana Dramatis? Tambahkan Fixture Lampu!

5. Perpaduan warna hitam, putih dan coklat

KBP house di Bandung karya erwin kusuma tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)

KBP housedi Bandung karyaerwin kusumatahun 2015(Sumber: arsitag.com)

KBP house tampil mewah dan elegan dari perpaduan warna hitam glossy yang keren, warna coklat kayu berkarakter nan alami, serta warna putih yang memberikan kesan bersih pada rak dapur, dinding,lantai, dan langit-langit.

Baca juga: Kekuatan Hitam Dalam Desain

6. Mewah dan elegan dengan arsitektur klasik tradisional

Pangkalan Jati House di Jakarta Selatan karya RAW Architecture tahun 2011 (Sumber: arsitag.com)
Pangkalan Jati Housedi Jakarta Selatan karyaRAW Architecturetahun 2011 (Sumber: arsitag.com)

Pangkalan Jati House mengatur semua komponennya secara sistematis dan harmonis sesuai konsep ‘Omah’ Jawa yang berhasil beradaptasi harmonis dengan alam dan menyeimbangkan kehidupan dengan aura positif. Kedekatan dan kehangatan alam menjadi karakter utamanya. Itulah sebabnya, desain setiap ruang termasuk ruang makannya menerapkan prinsip ‘Sumarah’ untuk menciptakan suasana yang nyaman melalui penyatuan dengan elemen-elemen alam dan budaya.  Kayu jati yang dimanfaatkan dalam hampir keseluruhan elemen bangunan memperkuat dan memperkaya kemewahan unsur tradisional yang sudah sarat makna.

7. Arsitektur rustik modern di ruang makan yang menyatu dengan dapur

Taman Cilandak House di Jakarta Selatan karya Adria Yurike Architects tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)
Taman Cilandak Housedi Jakarta Selatan karyaAdria Yurike Architects tahun 2015 (Sumber: arsitag.com)

Gaya rustik yang unik, bernilai seni tinggi di dalam kesederhanaan dan kejujurannya, serta tak lekang oleh waktu mampu mencairkan kesan kaku dari rak dapur, kitchen island, dan lemari pendingin yang mendominasi ruang makan Taman Cilandak House. Kursi berkaki ramping dengan finishing kasar dan alas serta sandaran kursi dari anyaman rotan, bersanding apik dengan motif bunga pada keramik lantai, tampil elegan untuk menciptakan suasana tropis di dalam ruang makan.

Baca juga: Temukan Rahasia Ubin Semen Yang Menawan

8. Arsitektur kontemporer modern yang berpadu hangat dalam kekontrasan

PRV A131 di Bandung karya erwin kusuma tahun 2012 (Sumber: arsitag.com)

PRV A131di Bandung karyaerwin kusumatahun 2012 (Sumber: arsitag.com)

Erwin kusuma ditantang kepiawaiannya untuk mengikutsertakan pencahayaan dan sirkulasi udara alami dalam keseluruhan desain. Secara brilian dan elegan, Erwin kusuma memadukan konsep arsitektur kontemporer ‘hangat’ yang ditampilkan lewat meja dan kursi makan berbahan kayu jati Jawa, berpadu secara apik dan mengesankan dengan arsitektur modern ‘dingin’ dari bentuk-bentuk geometris pada kusen jendela dan bentuk ruang open-plan secara keseluruhan, yang menyinari dan memberi penghawaan alami, sebagai jawaban dari tantangan yang diberikan.  

8. Kesan mendalam budaya lokal dalam arsitektur kontemporer tradisional

Villa WRK di Kutuh, Bali Parametr Indonesia tahun 2014 (Sumber: arsitag.com)

Villa WRKdi Kutuh, BaliParametr Indonesia tahun 2014 (Sumber: arsitag.com)

Gaya arsitektur tradisional yang kental dengan budaya lokal arsitektur Bali memberi kesan mendalam dan berhasil merangkul arsitektur kontemporer sebagai perwakilan arsitektur modern, memberi kemewahan dari unsur-unsur tradisi yang ditampilkan secara modern dan elegan. Karya arsitektur yang mengikutsertakan unsur-unsur tradisional akan dengan sendirinya menjadi kaya dan mewah karena sarat makna dan menunjukkan kekayaan batin dan keluasan pikiran serta wawasan penghuninya.

Tidak perlu material yang mahal untuk mendekorasi ruang makan agar kelihatan mewah dan elegan. Yang penting adalah cara pengolahan material-material yang ada dengan terencana sehingga bernilai seni tinggi, tampil mewah dan elegan.

Baca juga:

Bagaimana Cara Membangun Rumah dengan Gaya Klasik

Arsitektur dan Desain Kontemporer

AUTHOR

Joyce Meilanita

Joyce Meilanita adalah satu-satunya mahasiswa Arsitektur'95 Institut Teknologi Indonesia yang lulus di tahun 1999. Pernah magang dalam Jadena Project PT. Schering Jerman-Indonesia di tahun 1998. Penyuka aljabar ini aktif mengajar bimbel sejak 1988 dan telah membuat 420 soal untuk ujian masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ia juga sudah menerjemahkan 41 dokumen berbahasa Inggris untuk Tung Desem Waringin. Kecintaan akan dunia arsitektur menyemangatinya untuk terus membagi dan memperluas wawasan serta pengetahuannya lewat berbagai artikel yang ditulisnya untuk arsitag.com. "Always trying to do my best in God's will n bless" itulah motto hidupnya.